Mohon tunggu...
raden kuswanto
raden kuswanto Mohon Tunggu... Buruh - saya hanya seorang yang mencoba menggambar apa yang ada di kepala saya dengan huruf, kata dan kalimat

saya dilahirkan di sebuah pulau di timur indonesia. diberi nama raden kuswanto dibesarkan di ujung timur pulau jawa.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

The Missing Link adalah Nol: #2

27 Maret 2023   15:18 Diperbarui: 17 Mei 2023   09:31 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

artikel berikut ini adalah lanjutan dari artikel sebelum The Missing Link adalah NOL : #1

The Missing Link adalah NOL : #2

Penting tidaknya belajar Sains dan Teknologi

Jika demikian adanya, bahwa ilmu pengetahuan itu wajib berjalan dengan bertuhan, sedangkan ilmu pengetahuan saat ini berjalan dan berkembang untuk membuktikan bahwa alam semesta ini terjadi dengan sendirinya, tanpa ada campur tahan sang pencipta. Apakah itu artinya ilmu pengetahuan itu tidak penting? Apakah sains dan teknologi saat ini boleh ditinggalkan? Ataukah mempelajari ilmu pengetahuan itu hukumnya justru haram? Karena mempelajarinya justru menjauhkan kita dari Tuhan. 

Apakah ilmu sains dan teknologi ini adalah sebuah fitnah atau menjadi sumber fitnah? Eits..! tunggu sebentar, jangan buru-buru memvonis haram atau terlarang! Mari kita lakukan pelan-pelan, karena mengharamkan sesuatu yang tidak ada hukum atasnya dimungkinkan menjadi sumber dosa besar. Maka mari kita lakukan dengan hati-hati, karena kita tidak mau membuat tambang dosa besar, yang dosanya terus mengalir meskipun jasad ini telat dimatikan, hancur luluh kembali menjadi tanah. 

Begitu pula sebaliknya, mewajibkan sesuatu yang tidak ada nash atau rujukannya juga memungkinan menjadi tambang dosa juga. Maka kita butuh menimbang dengan berbagai macam timbangan, kita butuh mengukur dengan berbagai alat ukur. Hal ini kita lakukan sebagai bentuk kehati-hatian, dan untuk mendapatkan hasil yang lebih presisi dari penimbangan dan pengukuran yang sudah pernah dilakukan oleh pendahulu kita, karena siapapun tidak mau membuat galian tambang yang hasilnya hanya dosa belaka. Meskipun kita tahu bahwa ampunan tuhan itu seluas langit dan bumi.

Setelah tahu bahwa sains dan teknologi wajib bertuhan, karena tidak ada bukti rumus mekanika yang mampu menjelaskan kehendak dari partikel atau atom untuk mulai bergerak. Seperti rumus yang sudah dijelaskan di atas, yaitu rumus mekanika satu untuk semua, baik melalui turunan ataupun integral dari rumus itu. Lalu apa manfaatnya kita mempelajari ilmu sains dan teknologi, jika keburukan saja yang kita dapat dari mempelajari ilmu sains dan teknologi. Keburukan maksudnya adalah membuat diri kita jauh dari bertuhan.

Ada sebuah berita dari Tuhan, yang mengabarkan bahwa "Nabi Adam alaihi salam, manusia yang diciptakan langsung oleh Allah subhanahu wa ta'ala dari tanah, diperintahkan memberitahu kepada malaikat nama-nama semua benda yang sudah diciptakan oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Kemudian Nabi Adam alaihi salam menyebutkan semua nama benda--benda itu." apakah berita ini hanyalah sekedar berita tentang peristiwa yang terjadi pada Nabi Adam alahi salam, atau bahkan berita ini hanyalah sekedar dongeng belaka? 

Apakah perintah untuk menyebutkan nama-nama benda hanya untuk Nabi Adam alaihi salam semata? Atau perintah untuk menyebutkan nama-nama benda semuanya juga sampai pada kita sebagai anak turun dari Nabi Adam alaihi salam. Bukankah kita terlahir tanpa mengingat sesuatu apapun? Bukankah kita terlahir tanpa membawa papan nama? Nama yang kita pakai saat ini adalah pemberian dari orang tua kita. Kita hanya  menyebutkan nama-nama benda sesuai apa yang diajarkan oleh orang tua kita. Sedangkan nama semua benda ini adalah ilmu pengetahuan. Akankah kita tetap antipati terhadap ilmu pengetahuan, sains dan teknologi? 

Berita selanjutnya, setelah Nabi Adam menyebutkan nama semua benda yang telah diciptakan Allah subhanahu wa ta'ala, kemudian Allah perintahkah seluruh malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam alaihi salam. Sebuah imbalan berupa derajat yang tinggi bagi yang menguasai ilmu pengetahuan dengan ditundukkan padanya malaikat untuk menurutinya. 

Mungkin ada baiknya kita menimbang -- nimbang lagi dalam bersikap terhadap ilmu pengetahuan sains dan teknologi. Jangan sampai anggapan kita keliru tentang tidak pentingnya ilmu sains dan teknologi, dengan merasa cukup beriman saja kepada Allah subhanahu wa ta'ala, dengan shalat, puasa, zakat, dan haji serta tarikat-tarikat yang kita jalankan. Penting bagi kita mengingat kembali tentang berita yang disampaikan Allah subhanahu wa ta'ala kepada malaikat bahwa "Akan diturunkan wakil Allah di muka bumi".

Ketika para malaikat disampaikan berita bahwa "Allah akan menurunkan wakilNya di muka bumi." maka para malaikat itu membantah atau menyanggah dengan mengatakan bahwa "Ia (khalifah / wakil / Nabi Adam dan turunnya (umat manusia)) hanya akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah di muka bumi". 

Dengan alasan bahwa selama ini para malaikat telah bertasbih dan bertahmid (mensucikan dan mengagung / memuji) Allah subhanahu wa ta'ala. Akankah kita bersikap meniru para malaikat yang merasa cukup dengan shalat, puasa, zakat, haji serta tarekat peribadatan yang kita kerjakan tanpa mengetahui nama-nama benda yang telah Allah subhanahu wa ta'ala ciptakan di jagat raya ini? Padahal kita juga diberitakan bahwa semua tasbih, tahmid para malaikat itu tidak ada artinya di sisi Allah ketika Ia menolak untuk sujud kepada Nabi Adam alaihi salam. Bahkan penolakan itu membuat statusnya sebagai malaikat berganti menjadi iblis ditambah disiapkan tempat di neraka. Sedangkan bagi Nabi Adam alaihi salam, dengan mampu menyebutkan nama-nama semua benda itu, mendapatkan imbalan / balasan / ganjaran dengan diperintahkan malaikat untuk sujud kepadanya dan juga diijinkan untuk tinggal di surga.

Hilangnya nilai tasbih dan tahmid Iblis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun