Mohon tunggu...
Denis Sagala
Denis Sagala Mohon Tunggu... -

suka kata-kata | cinta makna

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memalukan! Setnov Sakit, Tak Layak Diadili

14 Desember 2017   11:10 Diperbarui: 14 Desember 2017   11:11 1055
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setnov badannya lemah dan rapuh. Jalan tertatih-tatih.  Tak ada semangat hidup. Energinya dikuras tekanan pengadilan dan hujatan orang-orang yang membencinya. 

Jauh hari dia sudah dinyatakan bersalah oleh pengadilan publik. Padahal publik tahu apa? Hanya info sana-sini yang bisa saja dihembuskan para lawan politiknya. Mereka adalah para munafik dan pengecut yang mau cuci tangan dari keterlibatan perkara. Publik dihipnotis dan menjadi tolol oleh info politis. 

Ruang pengadilan kini bukan lagi ruang adil tapi telah  jadi ruang pembantaian orang sakit. Ruang pengadilan telah jadi penzolim paling akbar negeri ini. Sementara ratusan kamera menjadi tombak dan gada penyiksa orang lemah. Mereka seolah jadi mata sinis berjuta orang yang berpesta kegembiraan atas penderitaan orang tak berdaya. Dimana nilai kemanusiaan yang didengungkan mereka? Sungguh tindakan tidak bermoral yang diakui sebagai kebenaran bersama.

Bayangkanlah anda atau keluarga anda di posisi Setnov, apa yang anda rasakan? Kegembiraan kah? Rasa keadilan, kah? 

Setnov orang sakit. Atas nama keadilan dan kemanusiaan, dia tidak layak diadili, baik oleh hukum positif ataupun pengadilan cercaan publik. Kalau Orang Sakit pun terus diadili, sungguh ini sebuah penzoliman. 

Kini, pengadilan dan publik telah bersekutu menjadi lembaga yang sakit.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun