Mohon tunggu...
Denis Sagala
Denis Sagala Mohon Tunggu... -

suka kata-kata | cinta makna

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bulir Cinta November

27 November 2017   18:32 Diperbarui: 27 November 2017   18:41 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku meniti senja di tiap tetes November tercurah. Tadinya kukira sedang murka. Tak sedikitpun hamparan dibiarkannya kering. Mungkin ingin berbilas, atau membalas kemarau yang pernah membunuh genangan kenangan.

Saat satu bulir air tersangkut di bulu mata, kulihat peristiwa dalam bola dunia masa lalu. Di situ, kepada waktu aku berbicara. Dari tiap kejadian aku mendengar. Sedikitpun tak sempat tercatat karena aku dihanyutkan arus deras rasa. Aku lupa kaki sedang di titian rapuh. Sewaktu-waktu patah dan menenggelamkan aku dalam hiruk pikuk derai. 

Tapi senja tak pernah ingin terpajang lama. Kepada November pun ia tak menjanjikan keabadian. Bagi senja, setiap bulan datang atau  berganti adalah kemuliaan.

Disitulah aku jadi paham, November menyimpan banyak bulir cintanya selama satu putaran musim yang panjang.

---DenisSagala--

Sumber gambar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun