Mohon tunggu...
deni solehudin
deni solehudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pendamping Desa Pemberdayaan

...lahir di Tasikmalaya, jawa Barat..sekarang sedang "BERKELANA" di Tangerang... untuk "matang dalam berfikir, bijak dalam bertindak, adil dalam bersikap, amanah dalam melangkah"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perilaku Pemilih dalam Pemilihan Umum: Tantangan dan Harapan

24 Juni 2023   22:14 Diperbarui: 24 Juni 2023   22:22 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Prilaku Pemilih dalam Pemilihan Umum di Indonesia: Tantangan dan Harapan

Pendahuluan

Pemilihan Umum (Pemilu) adalah pilar demokrasi yang penting dalam sebuah negara. Di Indonesia, Pemilu diadakan secara berkala untuk memilih wakil rakyat dan pemimpin negara. Namun, prilaku pemilih dalam proses Pemilu sering kali menjadi perhatian utama, mengingat pengaruhnya terhadap jalannya demokrasi dan pengambilan keputusan politik. Tulisan ini akan menjelaskan berbagai aspek prilaku pemilih dalam pemilihan umum di Indonesia, tantangan yang dihadapi, serta harapan yang dapat membantu memperbaiki proses demokrasi di masa depan.

Pemahaman Prilaku Pemilih

Prilaku pemilih mencakup berbagai tindakan dan sikap yang ditunjukkan oleh individu saat menjalankan hak suaranya. Ada beberapa faktor yang memengaruhi prilaku pemilih, seperti pendidikan, agama, status sosial, pengalaman politik, kampanye politik, dan media massa. Dalam konteks Indonesia, beberapa pola prilaku pemilih yang umum diamati antara lain:

Identitas Politik: Banyak pemilih cenderung memberikan suara berdasarkan faktor identitas seperti suku, agama, atau daerah asal calon, daripada melihat program dan kualitas kepemimpinan. Hal ini mencerminkan adanya kekuatan identitas yang kuat dalam politik Indonesia.

Uang dan Clientelisme: Prilaku pemilih seringkali dipengaruhi oleh imbalan materi atau janji politik dari calon atau partai. Uang dan clientelisme masih menjadi faktor yang signifikan dalam menentukan pilihan pemilih di beberapa wilayah.

Sentimen Anti-Inkumben: Pemilih seringkali cenderung memberikan suara untuk calon yang bukan inkumben, tanpa mempertimbangkan kinerja nyata calon tersebut. Hal ini mencerminkan ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintah sebelumnya dan harapan pemilih terhadap perubahan.

Penyebaran Informasi: Media massa dan platform digital berperan penting dalam membentuk prilaku pemilih. Namun, kurangnya literasi politik dan penyebaran berita palsu (hoaks) dapat mempengaruhi keputusan pemilih dengan cara yang negatif.

Tantangan dalam Prilaku Pemilih

Dalam menjalankan Pemilu di Indonesia, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi terkait dengan prilaku pemilih. Beberapa tantangan tersebut antara lain:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun