Mohon tunggu...
deni wardani
deni wardani Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

Nama Saya Deni Wardani, sejak kecil saya sudah hobby menulis juga membaca buku, jadi ketika kecil saya sudah mulai tertarik dengan dunia kepenulisan, dimana saat itu saya mencoba menulis cerpen lalu saya berikan ke teman-teman saya untuk dibaca. Selain itu, saya juga senang olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal Stunting: Apa Saja Faktor Penyebabnya?

22 Januari 2024   13:45 Diperbarui: 22 Januari 2024   14:19 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pexels.com/id-id/@pavel-danilyuk/

Indonesia merupakan negara berkembang dan merupakan negara dengan sumber daya manusianya cukup banyak, namun dibalik itu semua ada satu hal yang masih menjadi permasalahan besar bagi negara Indonesia, ya stunting. Stunting merupakan kekerdilan yang dialami seorang anak, dimana saat terkena stunting seorang anak akan mengalami pertumbuhan yang lambat dari teman sebayanya, sehingga menciptakan ketidaksesuaian antara tinggi dan juga berat badan.

Normalnya stunting terjadi ketika 1000 hari pertama kehidupan anak

Apa sih faktor terjadinya Stunting ini ?

Stunting, sebagai isu global dalam kesehatan anak, telah menjadi fokus perhatian organisasi kesehatan dunia, Menurut WHO (World Health Organization)faktor terjadinya stunting dibagi menjadi 4 kategori besar, yaitu faktor keluarga dan rumah tangga, makanan tambahan/komplementer yang tidak kuat, menyusui, dan infeksi. 

1.  Faktor keluarga dan rumah tangga

    Dalam faktor keluarga dan rumah tangga dibagi menjadi faktor maternal dan juga lingkungan rumah, dimana penyebab dari faktor maternal salah satunya karena nutrisi yang buruk selama prakonsepsi, kehamilan dan laktasi, sedangkan untuk lingkungan rumah, seperti penerapan asuhan yang kurang baik, alokasi pangan yang tidak tepas, dan juga rendahnya edukasi pola asuh.

2.  Complementary feeding yang tidak adekuat

     Ketika bayi telah menginjak umur lebih dari 6 bulan, bayi membutuhkan makanan lunak yang bergizi atau sering disebut dengan makanan pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian ASI juga tidak sembarang, sesuai dengan prosedur yang diberikan. 

pexels.com/id-id/@norma-mortenson/
pexels.com/id-id/@norma-mortenson/

3.  Permasalahan dalam pemberian ASI

     Kurangnya kesadaran dari seorang ibu tentang pentingnya memberikan ASI dipengaruhi oleh pengetahuan tentang kesehatan dan sosio-kultural, dimana seperti yang kita ketahui pemberian ASI sangat penting bagi seorang bayi, selain itu terbatasnya petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan ataupun informasi tentang pemberian ASI pada bayi juga dapat berpengaruh kedepannya. Adapun beberapa masalah yang kadang terjadi, seperti delayed initiation, tidak menerapkan ASI eksklusif dan masih banyak lagi.

4.  Infeksi

     Malnutrisi dan infeksi sering terjadi pada saat bersamaan. Malnutrisi dapat meningkatkan risiko infeksi sedangkan infeksi dapat menyebabkan malnutrisi yang mengarah ke hal negatif. Anak-anak yang tinggal di lingkungan dengan beban infeksi yang tinggi memiliki risiko lebih besar untuk mengalami stunting. Infeksi, terutama pada masa awal kehidupan, dapat menghambat penyerapan nutrisi dan memengaruhi pertumbuhan linier anak. Pencegahan infeksi melalui sanitasi yang baik, vaksinasi, dan perawatan kesehatan yang tepat dapat membantu mengurangi risiko stunting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun