Mohon tunggu...
deni wahyudi Bdeniw
deni wahyudi Bdeniw Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis pada instansi Pemerintah Kota Depok

Seorang penyendiri | Cita-cita badan kurus tapi hobi travelling dan makan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bdeniw: Perjalanan Seorang Bipolar

27 Januari 2025   01:31 Diperbarui: 27 Januari 2025   01:31 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bdeniw (Sumber Foto Pribadi)

“Luar biasa,” Bu Susi tersenyum. “Kamu hebat, Deni. Tapi kamu harus lebih tenang. Tidak semua orang bisa mengikuti kecepatanmu.”

Aku hanya tertegun kemudian mengangguk, tapi dalam hati aku merasa bingung. Mengapa aku selalu merasa seperti sedang dikejar sesuatu?

Lalu ada Bu Iit, guru kimia yang sabar dan penuh dedikasi. Beliau sering berbicara padaku setelah jam pelajaran selesai.

“Deni, kamu punya potensi besar,” katanya suatu hari. “Ibu tahu keadaan keluargamu tidak mudah, tapi kamu jangan menyerah. Kalau kamu butuh bantuan, cerita ke ibu, ya...”

Ucapan siang dan mendung itu menghangatkan hati, tetapi aku tidak tahu bagaimana menjelaskan apa yang sebenarnya aku rasakan. Bagaimana mungkin aku menjelaskan bahwa terkadang aku merasa seperti bisa melakukan segalanya, tetapi di saat lain bahkan untuk bangkit dari tempat tidur pun terasa mustahil?

Di sela-sela pelajaran, aku kadang berbicara dengan teman-teman seperti Andi, Yuni, dan Dian. Mereka bukan teman dekat, tetapi cukup sering mengobrol denganku.

“Den, kamu kok kadang bersemangat banget, kadang kayak pendiam gitu?” tanya Andi suatu hari.

Aku tersenyum kecil, mencoba mengabaikan pertanyaan itu. “Ah, mungkin aku cuma capek,” jawabku singkat.

Yuni menimpali, “Iya, aku juga perhatiin. Tapi kadang kamu kayak jenius banget, lho. Waktu presentasi kimia minggu lalu, aku sampai bingung kamu dapet energi dari mana.”

Dian, temanku dari awal masuk SMA hanya tertawa kecil. “Iya, tapi kayaknya emang itu Deni. Punya gaya sendiri.”

Mendengar itu, aku merasa lega sekaligus cemas. Keanehan dalam diriku mulai terlihat, dan aku takut orang-orang akan melihatnya sebagai sesuatu yang salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun