Mohon tunggu...
Candra Denita
Candra Denita Mohon Tunggu... -

Sosialita dan Kritikus #CITA

Selanjutnya

Tutup

Politik

“Dancing” Ala Aburizal Bakrie si Atas Penderitaan Korban Lapindo

29 Mei 2012   08:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:38 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dancing alias Dagu Runcing ala Ical tidak hanya selaras dengan bentuk dagu-nya yang runcing. Sebutan “dancing” untuk si ical selaras juga dengan sikap dia atas tragedy lumpur lapindo di sidoarjo. Simak saja komentar dia yang seakan tanpa merasa berdosa atas keserakahan bakrie group ini melalui PT. Lapindo brantas.

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical angkat bicara soal dana APBN yang digelontorkan untuk kasus Lapindo. Ical menegaskan, sepenuhnya biaya untuk kawasan di luar peta berdampak ditanggung pemerintah.

"Rp 6,2 triliun, bukan salah Lapindo karena itu diputuskan dan tidak bersalah," jelas Ical di sela-sela kunjungan di ciamis, jabar, selasa (29/5). Rp 6,2 triliun itu mengucur sejak 6 tahun yang lalu. Ical menegaskan, Grup Bakrie hanya menanggung kerugian yang masuk dalam peta berdampak, di luar itu urusan pemerintah

"Yang masuk peta berdampak tanggung jawab keluarga (Bakrie) tapi yang di luar peta berdampak tanggung jawab pemerintah," jelas Ical.

Selain itu Soal derita korban Lapindo, seperti biasa ia juga berkata bahwa, “Semburan lumpur di Sidoarjo adalah bencana alam bukan terkait aktivitas pemboran,”.

Namun bukan hanya itu saja si dancing ical berkomentar seolah-olah bukan dosa group bakrie dalam merampas kehidupan normal masyarakat sidoarjo.

dalam acara audiensi Ketua Umum Golkar bersama jajaran pengurus Golkar Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) di kediamannya, Jl Ki Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (3/5/2012) juga dengan seloroh genitnya menyatakan bahwa dirinya sudah membayar ganti rugi korban lumpur Lapindo Rp 9 triliun dari kocek pribadinya. Nah, itu artinya dengan uang sebesar itu, Ical sudah bisa 3 kali menjadi presiden.

"Bayangkan bila ongkos jadi presiden saja Rp 3 triliun maka saya sudah jadi presiden 3 kali," kata Ical berseloroh tanpa dosa.

Klaim Rp. 9 Triliun yang sudah digelontorkan ical bisa jadi benar adanya, namun yang dia lupakan bahwa akibat lumpur lapindo tersebut. Masyarakat tidak hanya dirugikan secara materi. Lebih daripada itu kerugian moril dan psikis jauh lebih dirasakan oleh masyarakat setempat.

Apalah arti ganti rugi, jika para warga belum bisa kembali kepada kehidupan normal mereka sebelumnya. Kehidupan di mana mereka tidak memiliki bayangan sama sekali bahwa suatu saat tidak akan ditimpa musibah oleh keserakahan keluarga tertentu, yakni bakrie family.

Apa jadinya jika si ical menjadi presiden. Jika saat ini dia membebani negara juga sebagai penanggung jawab atas korban lapindo, bagaimana jika dia sendiri yang menjadi presiden?? Wallahu’alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun