- Kondisi 1, jika grafik ATR berada di bagian atas atau di puncak itu artinya telah terjadi perubahan harga yang sangat drastis tanpa memperdulikan apakah itu trend naik atau turun.
- Kondisi 2, jika grafik ATR berada di tengah tengah itu artinya perubahan harga tergolong sedang sedang saja atau medium
- Kondisi 3, jika grafik ATR berada di bawah itu artinya kondisi market sedang dalam keadaan sideways ( tidak terjadi perubahan trend )
Cara membaca ATR
Setelah kita memasang ATR nya, langkah selanjutnya adalah bagaimana cara membacanya :
Cara mengatur stop loss dengan ATR
Setelah kita mengetahui bagaimana cara membaca indikator dari ATR nya, langkah selanjutnya adalah bagaimana cara mengatur Stop lostnya. Seperti yang telah di jelaskan di atas bahwa untuk mengatur  stop lossnya anda tingal melihat level dari ATR nya saja. Dari level ATR tersebut untuk menentukan stop loss yang tepat tingal mengalikan level ATRnya dengan dua ( dikali 2 ). Jadi dengan contoh level ATR di atas, level stop lossnya bisa anda tempatkan sejauh 2 x 50 = 100 pips.
Sebagai contoh Misalnya : anda membuka posisi sell GBPUSD di 1.29600, maka untuk penempatan stop loss berdasarkan ATR di tempatkan sejauh 100 pips di atas 1.29600 yaitu di level 1.29700.
Teknik penempatan Stop loss dengan mengggunkan ATR ini bisa juga di gunakana untuk trader yang agresif atau pemain scalper, untuk level stop lossnya anda tinggal membagi nilai ATR nya dengan dua ( Nilai ATR : 2 )
Catatan
Contoh Grafik ATR yang saya contohkan di atas di ambil ketika market sideways sehingga level jarak harganya rendah, akan tetapi hal tersebut tidak masalah karena yang terpenting anda sudah tahu bagaimana cara menemptan stop loss dengan indikator ATR.
Ok itulah bagaimana cara menempatkan stop loss dengan memanfaatkan indikator ATR, Selamat mencoba dan selamat bereksperimen
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H