Mohon tunggu...
Eka Rengga Wulansari
Eka Rengga Wulansari Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga

Kita mungkin pernah gagal seperti kekalahan dalam 1 pertempuran tetapi kita harus memenangkan PERANG. Dengan proses dan akhir yang INDAH.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kota Lama

31 Mei 2012   03:43 Diperbarui: 14 Juli 2016   18:43 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13384356601621242708

Ah, betapa mengenaskan kota ini, yang dahulu berjaya! 

Laksana seorang nestapa, kota yang dahulu agung di seluruh pelosok negeri. 

Yang dahulu ratu di antara kota-kota,  sekarang tenggelam. 

Betapa sunyi Kota Lama sekarang ini, kota yang dahulu ramai sekali. 

Dahulu unggul di antara bangsa-bangsa, kini menjadi seperti janda. 

Dahulu kota yang paling dipuja, kini telah dijadikan hamba. 

Sepanjang malam ia menangis sedih, air mata berderai di pipi. 

Tak seorang dari para kekasihnya yang mau menghibur dia. 

Ia dikhianati kawan-kawan yang telah berbalik menjadi lawan. 

Itu sebabnya air mataku bercucuran, tak ada yang memberi semangat dan penghiburan. 

Kota kita telah kehilangan segala-galanya, karena musuh lebih berkuasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun