Mohon tunggu...
Denissa
Denissa Mohon Tunggu... Freelancer - -

-

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Final All England 2019: Ahsan/Hendra Kembali Juara, Kento Momota Cetak Sejarah

11 Maret 2019   16:23 Diperbarui: 29 Agustus 2019   09:44 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan @Humas PBSI

All England 2019 akhirnya mencapai babak puncak pada Minggu, 10 Maret 2019. 3 wakil asal China, 3 wakil asal Jepang dan masing-masing 1 wakil asal Indonesia, Malaysia, Denmark dan Taiwan yang tersebar pada 5 sektor berlaga di Arena Birmingham, Inggris hari itu untuk memperebutkan gelar juara dengan total hadiah mencapai 1 juta dolar AS.

Ahsan/Hendra Kembali Juara

Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan akhirnya berhasil keluar sebagai juara usai menaklukan pasangan ganda putra asal Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik lewat rubber game dengan skor 11-21, 21-14, 21-12. Tak berhasil merebut gim pertama, Ahsan/Hendra bangkit dan merubah permainan pada gim kedua hingga berhasil menyamakan kedudukan. Memastikan gelar usai merebut gim ketiga, pasangan ganda putra non-pelatnas ini mengulang kemenangan yang pernah diraih tahun 2014 silam.

Kemenangan Ahsan/Hendra sekaligus membuktikan mental juara yang dimiliki keduanya, kendati Hendra dilanda cedera pada babak semifinal dan mengalami kekalahan telak pada gim pertama, keduanya tetap bermain dengan tenang hingga akhir laga. Dengan kemenangan Ahsan/Hendra, tim ganda putra Indonesia juga mencetak hat-trick setelah sebelumnya Kevin/Gideon membawa gelar juara di tahun 2017 dan 2018. 

"Saya pasti sangat senang, saya juga sangat bersyukur menjadi juara All England yang kedua kalinya setelah lima tahun," ungkap Hendra dengan wajah bahagia. 

"Pastinya senang karena ini merupakan pertandingan yang sangat bergengsi, pertandingan yang tidak mudah bagi kami, ditambah lawan kami juga sangat sulit. Alhamdulillah bisa juara," sambung Ahsan dalam video konferensi pers yang ditayangkan akun Twitter Yonex All England, minggu malam. 

Hendra juga mengucapkan terima kasih kepada supporter yang hadir di Arena Birmingham maupun yang ada di Indonesia karena telah mendukung dan memberikan doa. 

Dilansir dari Kompas, sejak pertama kali dipasangkan tahun 2012, pasangan yang dijuluki The Daddies ini juga telah meraih gelar juara di turnamen prestisius lain seperti Kejuaraan Dunia (2013 dan 2015), Indonesia Open (2013), Asian Games (2014) dan BWF Superseries Finals (2013 dan 2015). Menuai banyak gelar bergengsi, keduanya juga sempat dipisah pada tahun 2016 akibat penurunan prestasi, namun akhirnya kembali dipasangkan oleh Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada tahun 2018. Bersama Kevin Sanjaya/Sukamuljo dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Ahsan/Hendra merupakan ganda putra unggulan yang kini dimiliki Indonesia. 

Kento Momota Cetak Sejarah

Jika Ahsan/Hendra berhasil mengulang kenangan manis merebut gelar juara All England untuk yang kedua kalinya, pebulutangkis asal Jepang, Kento Momota justru berhasil mencetak sejarah. Usai menaklukan Viktor Axelsen asal Denmark dengan skor 21-15, 15-21, 21-15, Kento Momota resmi memastikan dirinya menjadi tunggal putra pertama asal Jepang yang berhasil meraih gelar juara All England. 

"Memenangkan turnamen ini telah menjadi mimpi saya sejak kecil," kata Momota setelah menuntaskan pertandingan. 

"Kemenangan ini merupakan momen besar dalam hidup saya dan memberikan rasa kepercayaan diri yang besar bagi saya," sambungnya.  (Twitter Yonex All England)

Di samping mencetak sejarah sebagai juara tunggal putra pertama asal Jepang pada turnamen ini, Momota juga merupakan wakil Jepang ketiga yang berhasil melangkah ke final All England setelah Masao Akiyama pada tahun 1966 dan Kenichi Tago pada tahun 2010.

Chen Yufei Akhiri Kekalahan Beruntun atas Tai Tzu Ying

Di All England tahun ini, pebulutangkis berusia 21 tahun asal China, Chen Yufei akhirnya berhasil menaklukan pebulutangkis asal Taiwan,Tai Tzu Ying untuk pertama kalinya setelah sebelumnya mengalami sebelas kekalahan beruntun. Chen Yufei yang merupakan unggulan keempat berhasil menundukkkan TTY yang menempati unggulan pertama dan menjadi juara lewat straight game, 21 -17, 21-17. 

"Saya sangat gembira dan tidak menyangka dapat memenangkan gelar juara dalam 2 gim langsung, saya sangat lepas mengekspresikan rasa gembira itu," kata Chen usai laga. 

Sebelum Chen Yufei keluar sebagai juara tahun ini, China telah tiga tahun tak mendapat gelar All England pada sektor tunggal putri, Wang Shixian adalah yang terakhir kali mempersembahkan gelar turnamen ini pada tahun 2014. 

Di tahun 2018, Chen Yufei hanya berhasil melangkah hingga babak semifinal, Chen kandas oleh Tai Tzu Ying, lawan yang sama pada babak final All England tahun ini.

"Saya pikir saya lebih dewasa secara mental dan fisik sekarang jika dibandingkan tahun lalu, saya juga menjaga kecepatan yang baik ketika di lapangan, mungkin itulah alasan saya menang," kata Chen mengenai kemenangannya di babak final All England 2019. (Twitter Yonex All England)

Zheng Siwei/Huang Yaqiong Balas Kekalahan dari Arisa Higashino/Yuta Watanabe

Masih tentang pebulutangkis asal China, pasangan ganda campuran, Zheng Siwei/Huang Yaqiong berhasil membalas kekalahan tahun lalu dan raih gelar juara All England pertamanya usai mengalahkan Arisa Higashino/Yuta Watanabe asal Jepang lewat dua gim langsung dengan skor 21-17, 22-20. Sebelumnya, Zheng Siwei/Huang Yaqiong berhasil menundukkan pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti di babak semifinal. 

"Saya cukup bahagia. All England seperti Kejuaraan Dunia kecil, All England memiliki sejarah panjang dan repurtasi yang baik. Saya juga sangat bahagia memenangkan gelar ini bersama Zheng, ini adalah kegembiraan besar bagi saya," kata Huang Yaqiong. 

"Menurut saya pertandingan di babak semifinal benar-benar memberikan pelajaran bagi kami berdua, kami banyak mengulas pertandingan itu, merancang taktik dan dengan sabar mendapatkan setiap poin yang kami bisa," sambung Zheng Siwei usai memastikan gelar juara. (Twitter Yonex All England) 

Saat ini, Zheng Siwei/Huang Yaqiong merupakan pasangan ganda campuran nomor satu dunia. 

Chen Qingcheng/Jia Yifan Raih Gelar Juara All England Pertamanya 

Selain Chen Yufei dan Zheng Siwei/Huang Yaqiong yang berhasil menyumbang gelar untuk China, Chen Qingchen/Jia Yifan di sektor ganda putri juga berhasil menyumbang gelar usai menaklukan Mayu Matsutomo/Wakana Nagahara asal Jepang dengan skor 18-21, 22-20, 21-11. Kemenangan ini sekaligus memberikan gelar pertama All England bagi Chen Qingchen/Jia Yifan.  

"Sangat fantastis memenangkan gelar All England tahun ini. Kami mengalahkan beberapa lawan yang sangat sulit sejak pertandingan babak awal dan ini memberikan kami motivasi dan kepercayaan diri yang besar untuk sisa pertandingan kami kedepan," kata Chen Qingchen dan Jia Yifan. 

"Terus terang kami masih merasa bahwa kami biasa-biasa saja di China, masih banyak yang ingin kami tingkatkan. Saya pikir bahwa kunci kami untuk sukses adalah dengan menjaga mental yang baik dan tidak menyerah sampai akhir," tutup Chen Qingcheng. (Twitter Yonex All England) 

All England 2019 telah usai, selanjutnya tim Indonesia akan kembali berjuang di Swiss Open Super 300 yang akan digelar mulai tanggal 12 hingga 17 Maret 2019 di  St. Jakobshalle, Basel, Switzerland. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun