Mohon tunggu...
Denis Pirmansyah
Denis Pirmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Semoga kita semua selalu berada dalam lindungan Allah SWT.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Sepak Terjang Perjalanan Cukur Rambut Asgar yang Melegenda dan Turun-temurun

11 Juni 2023   14:48 Diperbarui: 17 Juni 2023   15:07 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akan tetapi dengan berjalannya waktu, jasa cukur Idi pun tidak terbatas hanya pada orang-orang Belanda saja, melainkan mulai meluas ke tetangga dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya.

Keahlian mencukur itu juga mulai diajarkan pada orang-orang terdekat seperti kerabat, tetangga, para kenalannya, hingga keahlian tersebut dilakukan secara turun-temurun sampai sekarang.

Tradisi mencukur ini memang dilakukan secara turun-temurun sampai sekarang yang terlihat dari para orang tua di Garut, khususnya di kecamatan Banyuresmi sebagai daerah pencukur rambut yang akan meyakinkan anak-anaknya untuk menerima pengwarisan keahlian mencukur dan berprofesi sebagai tukang cukur.

Selain itu, orang tua di sana mewajibkan calon menantunya juga untuk menjadi tukang cukur agar bisa menikah dengan putrinya jika dirasa pekerjaan terdahulu dari sang calon menantu laki-laki dinilai tidak dapat memberikan kesejahteraan finansial bagi putri mereka.

Namun, lambat laun tradisi mencukur tidaklah selalu  dilakukan secara turun-temurun melainkan ada juga mereka yang belajar dari lingkungan saudara, tetangga, maupun sekolah atau teman-teman.

Selain hal di atas, maka ada hal lain yang menyebabkan profesi atau jasa cukur rambut Asgar ini mengalami perkembangan yang pesat di kota sampai melegenda.

Sepak terjang perkembangan cukur rambut Asgar ini dimulai saat terjadinya peristiwa pemberontakan DI/TII Garut yang dipelopori oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewiryo di Garut pada tahun 1949-1950 yang menyebabkan warga Garut, khususnya warga di kawasan Banyuresmi, melarikan diri ke daerah lain seperti ke Jakarta dan sekitarnya karena takut akan dilenyapkan jika tidak bersedia menjadi bagian dari kelompok DI/TII. Karena kebanyakan dari mereka tidak memiliki persiapan dan perbekalan yang matang, akhirnya dalam mempertahankan hidupnya maka mereka melakukan beberapa keahlian untuk pekerjaannya yang salah satunya adalah mencukur.

Selain itu, pesatnya proyek pembangunan di Jakarta tahun 1950-an sampai tahun 1962 menjadi pendorong dalam perkembangan profesi tukang cukur di Jakarta karena di samping ada sebagian dari mereka yang bekerja sebagai tukang bangunan dan bekerja sampingan pula menjadi tukang cukur.

Proses tersebut berlangsung dari satu generasi ke generasi berikutnya, hingga akhirnya cukur rambut Asgar cukup terkenal di Jakarta dan sekitarnya.

Sepak terjang cukur rambut Asgar dapat dikatakan mengalami masa puncaknya ketika berdirinya PPRG atau Persaudaraan Pangkas Rambut Garut pada tanggal 4 Oktober 2016.

Hal itu karena  atas dasar para tukang cukur yang mampu bersatu dan berkumpul dalam satu wadah organisasi. Selain berdirinya PPRG, maka masa puncak dari perkembangan tukang cukur di Kecamatan Banyuresmi, Garut juga dapat dilihat dari berdirinya Barber School Abah Atrox.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun