Mohon tunggu...
Denis Kurniawan
Denis Kurniawan Mohon Tunggu... -

Menyenangi dunia tulis dan baca puisi, tergabung dalam komunitas Sanggar Teater Petak Rumbia Bengkulu dan memegang peranan sebagai manajer. Memiliki Antologi puisi GELISAH MALAM yang diterbitkan oleh Unib Press tahun 2009. Aktif menjadi tenaga pengajar Teater di beberapa sekolah di Bengkulu. Menekuni dunia teater sejak tahun 2001 semasa duduk di bangku SMP. Pernah mewakili Bengkulu dalam kompetisi baca puisi putra Mahasiswa tingkat nasional(PEKSIMINAS VIII, IX, dan X).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ego Seribu Ngarai

24 Maret 2013   10:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:19 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku memandang keberadaan langit

tapi, tak terjunjung ia walau nampak

masih dalam kesiangan yang dingin

aku berpijak pada ranah seribu ngarai

"oy buyuang, ka mandaki langik jan di pasokan bana"

kemenakan Malin menggapai harap dibalik kedurhakaan

merinai tangis oleh kematian Siti Nurbaya

...

saluang beriring ratap panjang

menusuk malam yang kabut dari Singgalang dan Marapi

"mande,den ka pulang ka kampuang, seso badan den kok panek mandaki"

biarlah

habis diri menggapai kabut

namun telah terkikis semua kalut

dan kini, terbentang sejuta cerita rindu

untuk nanti bersama 'kan dilabuhkan

Bukittinggi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun