Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Pembangunan Trem dan Light Train di Surabaya

21 Februari 2016   16:10 Diperbarui: 21 Februari 2016   17:00 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi trem (Sumber: Kompas.com)"][/caption]

Surabaya –Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memastikan bahwa proyek angkutan masal cepat (AMC) di Surabaya akan te realisasi tahun ini. Bukan hanya trem untuk jalur Selatan-Utara Surabaya, namun wali kota dua periode ini juga memastikan bahwa pemerintah pusat kini mempersiapkan AMC jalur Timur-Barat. Risma menyampaikan saat ini jajarannya tengah menyiapkan sarana dan prasarana untuk pembangunan fisiknya. Diperkirakan pembangunan fisik untuk trem yang melayani rute Joyoboyo-Perak ini akan dimulai dalam tiga hingga empat bulan mendatang.

“Kemarin saya sudah tanda tangan untuk dokumen perencanaannya. Jadi segera ditender oleh pusat, insyalllah tiga sampai empat bulan proses tender, lalu sudah ada pemenang dan langsung pengerjaan fisik,” kata Risma. Teknisnya, trem Surabaya ini akan menggunakan rolling stock yang akan membelah Surabaya dengan panjang rute sekitar 17 kilometer. Di tahap awal ini, tender yang dilakukan akan mendatangkan 25 rangkaian trem set. Di mana setiap rangkaian trem set itu mampu mengangkut penumpang se - banyak 200 penumpang. Dengan pemberhentian sebanyak 25 halte, trem ini akan memiliki headway se puluh menit saja. Sehingga masyarakat Surabaya dipastikan akan termanjakan dengan adanya angkutan masal jenis ini. Lebih lanjut Risma menyampaikan bahwa pemerintah pusat kini juga sedang menyiapkan AMC Surabaya untuk jalur Timur-Barat. Namun, dari pusat nantinya akan ada modifikasi dari rencana sebelumnya. Jalur Timur-Barat yang mulanya monorail itu akan diubah menjadi kereta jenis light train.

Akan tetapi Risma memastikan kereta tersebut akan tetap menggunakan rel di atas tanah sehingga tidak mengganggu lalu lintas darat. “Iya, jadi kemungkinan akan berubah untuk yang jalur Timur-Barat yang saat ini disusun sama pusat. Nggak pakai monorail tapi pakai semacam light train , tapi jalurnya tetap di atas,” imbuh ibu dua anak ini. Sesuai rencana awal angkutan masal jalur Timur -Barat ini akan berujung di kawasan Kenjeran untuk sisi Timur. Sedangkan di Barat akan berujung di kawasan Made.

Rute monorail yang akan diganti dengan light train ini menempuh rute sepanjang 24 kilo meter dengan 25 halte. Setiap halte akan diberi jarak antar pemberhentian sekitar lima ratus meter. Setiap rangkaian kereta yang terdiri dari 4 gerbong diproyeksi mampu meng angkut 400 penumpang. Headwaynya sama dengan trem yaitu direncanakan sepuluh menit.

Di sisi lain, persiapan lain yang dilakukan pemkot untuk realisasi trem adalah relokasi depo Bumiarjo di ka wasan terminal Joyoboyo. Depo ini nantinya akan digunakan sebagai tempat reparasi dan penyimpanan trem. Menurut Kepala Bidang Fisik dan Sarana Prasana Bappeko Surabaya AA Dwija Wardhana, saat ini memang masih dihuni masyarakat. “Saat ini pemkot sedang dalam upaya relokasi. Rencananya mereka akan direlokasi di rusun pemkot yang ada di Romokalisari. Sekarang dikoordinasi dengan Dinas Pengelolaan Tanah dan bangunan,” ulas Dwija.

Sumber: Radar Surabaya 21 februari 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun