[caption caption="ilustrasi pembangunan LRT (sumber: megaplitan.kompas.com)"][/caption]Pemkot Surabaya berencana merevitalisasi angkutan masal berbasis rel seperti light rapid transit (LRT) dan massive rapid transit (MRT). menurut ahli ekonomi dan statistik ITS surabaya, Kresnayana Yahya, hal tersebut sebaik nya dapat segera teralisasi
Menurutnya, jika LRT dan MRT terwujud, maka kota Surabaya akan meng alami pertumbuhan eko nomi hingga 7 persen. Hal ter sebut bisa terwujud ka rena, lanjutnya, pengem ba ngan dan peningkatan ang kutan massal menjadi salah satu faktor pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. “Kehadiran LRT dan MRT, kemacetan di Surabaya akan terurai. Saat ini kemacetan 60 persen didominasi oleh motor, sedangkan 40 persen lainnya roda empat. Jadi, pengaktifan jalur trem dan pembangunan LRT ini bakal menyerap potensi penumpang yang menggunakan kendaraan pribadi,” ujarnya kepada Radar Surabaya, kemarin (10/2).
Pemilihan jalur untuk dua transportasi ini juga tak boleh sembarangan. Pendiri jurusan statistik di ITS Surabaya ini beru jar bahwa rute LRT maupun MRT harus saling terhubung. Hal tersebut wajib dilakukan untuk memenuhi kebutuhan warga dalam mobilitas. “Tujuan utamanya memang untuk mengurangi kemacetan. Jika akses yang ditawarkan tidak saling terhubung dengan baik, maka masyarakat juga bakal enggan menggunakannya,” lajutnya. Pembangunan LRT ini diprediksi menghabiskan dana sebesar Rp 8 triliun. Untuk investasi jangka pan jang, lanjut Kresna, peng hematan dapat mencapai hingga 30 persen dari cost yang selama ini yakni sekitar Rp 2 triliun.
“Penghematan tersebut bisa terjadi pada daerah yang akan dilalui rute LRT maupun MRT, karena mendapat kemudahan akses. Apalagi di sepanjang rute tersebut bisa dibangun toko atau pusat perbelanjaan pemerintah maupun investor sebagai pengembangan UMKM,” imbuhnya. Jika MRT dan LRT ter wujud, maka akses orang maupun kantor dari Sidoarjo, Gresik, maupun Pasuruan akan mudah masuk ke Surabaya. “Hal tersebut jelas mampu meningkatkan perekonomian Surabaya secara signifikan,” tutupnya.
sumber: Radar Surabaya 11 februari 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H