Penggemar anime memiliki berbagai macam stereotip yang ditempelkan kepada komunitas tersebut. Para penggemar tersebut bernama "Wibu", mereka adalah penggemar animasi, lagu, dan game, bahkan Bahasa yang dipakai mereka dalam kehidupan sehari-hari. Dalam satu sisi, mereka mirip Kpopers, Dimana mereka adalah penyuka lagu-lagu dan berbagai hiburan dari korea.Â
Pada dasarnya, wibu adalah penyuka produk hiburan dari negeri sakura tersebut. Salah satu hal yang mereka lakukan adalah dengan mengunjungi pameran bertema jepang. Saya jadi penasaran, Bagaimana rasanya untuk mengikuti pameran jejepangan tersebut ? Untuk mengetahui tentang acara jejepangan tersebut, maka saya memutuskan untuk mengikuti pameran tersebut. Supaya saya bisa mengetahui bagaimana rasanya untuk mengikuti pameran tersebut.
Berdasarkan panjangnya antrian tersebut, saya menghitung sekitar 400-500 Pengunjung yang mengantri untuk memasuki pameran tersebut. Panjangnya antrian tersebut menjadikan tempat bagi penjual minuman. Namun  setelah 30 Menit, saya akhirnya bisa memasuki posko pengamanan tersebut. Setelah mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh penjaga keamanan, saya akhirnya bisa memasuki pameran tersebut. Hal pertama yang saya lihat adalah banyaknya orang yang mengunjungi pameran tersebut.Â
Pada awalnya saya terkejut dengan banyaknya orang yang mengunjungi pameran tersebut. Ada berbagai orang yang datang menuju pameran tersebut dan mereka memakai baebagai kostum-kostum karakter dari Anime, Video game, dan berbagai media-media jepang. Para pemakai kostum itu dijuluki Cosplayer. Istilah Cosplay dicetuskan oleh Nobuyuki Takahashi yang berasal dari kata Costume dan Play yang kurang lebih berarti 'bermain dengan costume'. Jadi, Cosplay adalah sebuah hobi dimana seseorang memakai kostum untuk memainkan sebuah karakter dari Anime, Video Game, Dll.
Saya mengelilingi pameran tersebut dan mendekati sebuah panggung dengan seseorang yang melakukan penampilan bernyanyi. Saya menonton penampil yang bernyanyi tersebut selama 20 menit sebelum merasakan rasa lapar dalam diri saya. Maka, saya pergi mencari makanan di sekitar daerah panggung. Disana saya melihat tempat penjualan makanan. Disana mereka menjual berbagai makanan yang bertema jepang seperti Takoyaki, Okonomiyaki, Katsudon, dll.Â
Saya membeli makanan tersebut dengan harga yang sangat tinggi. Misalnya harga sebuah Okonomiyaki ukuran sedang berharga Rp. 30.000, harga dengan proporsi ukuran makanan yang didapat menurut saya terlalu mahal. Namun mengingat tempat diadakannya pameran, saya bersedia mengabaikannya untuk saat ini. Disana saya juga melihat berbagai komunitas komunitas yang memiliki tempat untuk menunjukan apa saja yang ingin mereka tunjukan. Seperti Komunitas JKT48, komunitas anime, berbagai komunitas video game, Komunitas Trading Cards, komunitas cosplay, dll. Â Misalnya adalah eksibisi Developer video game, Disana ada berbagai video game buatan dalam negeri dengan berbagai jenis. Seperti game Beat'em up, RPG (Role Playing game), Story Driven, dan Visual Novel. Disana juga ada berbagai rental alat peraga cosplay yang disewakan kepada yang membutuhkan. Salah satu komunitas Salah satu komunitas yang paling antusias yang saya lihat disana adalah komunitas JKT48.Â
Komunitas JKT48 disana mempunyai antusias yang sangat menyebar ke pengunjung di sekitar mereka. Ada juga beberapa komunitas Video Game yang menunjukan komunitas mereka. Beberapa komunitas Video game seperti komunitas Beat'em up yang menunjukan berbagai Video game yang mereka main seperti Mortal Kombat, Brawlhalla, Street fighter 6, dll. Selama saya disana saya juga melihat beberapa tempat yang menjual berbagai barang dagangan bertema Anime seperti yang dijual di Kyou Hobby Shop. Disana dijual berbagai barang dagangan seperti Manga, Nendoroid, Model Kit, Merchandise video game, dll.
Saya akhirnya meninggalkan pameran tersebut sekitar pukul 14.00 karena saya sudah merasa lelah dan kondisi keuangan saya mulai memburuk. Dari yang saya observasi dari pameran tersebut, ada satu tema yang menghubungkan komunitas dari pameran tersebut. Yaitu kesatuan, kesatuan dalam suatu komunitas yang menghubungkan berbagai orang untuk berkumpul dan mengekspresikan diri sendiri untuk menunjukan hobi mereka kepada para pengunjung yang datang. Disana tidak ada yang merasa malu dalam mengekspresikan hobi dan kesukaan mereka dan tidak akan dilabel sebuah prasangka buruk
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H