Mohon tunggu...
Denis Guritno Sri Sasongko
Denis Guritno Sri Sasongko Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pembelajar

Belajar menulis populer di Komunitas Guru Menulis dengan beberapa publikasi. Pada 2020, menyelesaikan Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Universitas Indraprasta PGRI.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Live in di Paroki Boro, Apa yang Menarik?

7 Oktober 2023   22:20 Diperbarui: 7 Oktober 2023   23:09 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yuk kita cerita. Kali ini, pengalaman live in di Boro-DIY, 15-20 Januari 2023. Tempat ini kukenali dari berbagai literatur Sejarah Gereja. Sebut saja Rm. J.B. Prennthaler, SJ, pastor Jesuit yang dimakamkan persis berdekatan dengan Gereja St. Theresia Lisieux, Paroki Boro.

Kami berangkat pada Minggu (15/1/2023) dengan tiga armada Bus Ramayana. Selain mengenali medan, moda transportasi ini nyaman untuk kami pakai sampai ke Paroki.

Proses keberangkatan benar-benar ekstra. Dua tahun lebih aktivitas di luar sekolah sangat terbatas. Itulah sebabnya masing-masing dari kami pun harus memastikan diri sehat dan negatif covid.

Selesai SWAB, kami berkumpul di area membran sekolah untuk cek dan ricek, briefing, serta memohon perlindungan Tuhan dengan berdoa bersama. Terimakasih untuk orangtua, papa mama, bapak dan ibu sekalian yang mendukung, mendoakan, dan memberikan kepercayaan kepada masing-masing, putra dan putrinya. Cemas dan kangen pasti ada, tetapi orangtua tentu ingin mendidik putra dan putrinya untuk belajar beradaptasi, makin mandiri, dan melihat realitas kehidupan yang jauh lebih luas.

Perjalanan kami sampai ke Paroki Boro lancar. Tepat pkl. 03.30 sudah memasuki pelataran samping Gereja. Sambil menunggu persiapan pagi, barang-barang kami turunkan dari Bus. Kembali, hujan rintik-rintik turun membasahi bumi.

Setelah sarapan, kami masuk ke dalam Gereja untuk sesi perkenalan dan serah terima pada pihak Gereja. Kemudian, berurutan dari lingkungan Gerpule, Gejlig, dan Nglebeng diantar menuju ke masing-masing kapel.

Sambutan hangat dari warga membuat kami segera menangkap harmoni dan kearifan masyarakat. Hal biasa untuk saling menyapa ketika bertemu di jalan. Tak heran, satu sama lain saling mengenal. Harmoni tak hanya dengan sesama, tetapi alam yang asri membuat kami lekas kerasan tinggal di sini. Terima kasih Paroki Boro. Sampai bertemu di lain kesempatan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun