Mohon tunggu...
Denis Guritno Sri Sasongko
Denis Guritno Sri Sasongko Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pembelajar

Belajar menulis populer di Komunitas Guru Menulis dengan beberapa publikasi. Pada 2020, menyelesaikan Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Universitas Indraprasta PGRI.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Petualangan Sherina 2, Ketika Memori Masa Kecil Memanggil!

1 Oktober 2023   18:50 Diperbarui: 1 Oktober 2023   19:11 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah nonton Petualangan Sherina 2? Gimana perasaannya? Sebulan sebelumnya, Mas Alvin Witarsa merepost proses rekaman musical scoring bersama Czech Symphony Orchestra. Who's excited? Tentu, saya salah satunya. Tak ubahnya memori masa kecil yang memanggil, saya siap nonton suguhan sinematik istimewa dengan megahnya musik, menawannya tari-tarian, dan tak lupa tentu petualangan keren. 

Sore ini, saya sempatkan nonton Petualangan Sherina 2. Saya menonton film Petualangan Sherina sebelumnya 23 tahun yang lalu. Waktu itu, saya masih SMA. Tentu tidak seperti sekarang, gedung bioskop mudah ditemui di mana-mana. Apalagi kala itu, SMA saya berasrama. Tak mudah untuk sekedar keluar dan menonton film di bioskop. 

Dan benar saja, memori saya langsung melayang ke masa lalu. Musik yang digarap dengan rapi dan megah membuat saya betah menyaksikan jalan ceritanya. Tak ketinggalan, si kecil yang ikut menari-nari menyaksikan rangkaian scene berkelas yang disuguhkan. 

Di film ini, masih bisa dijumpai Uci Nurul sebagai Bu Darmawan, ibu Sherina. Mathias Muchus sebagai Pak Darmawan, ayah Sherina. Meski tak lagi muda, keduanya tampil sebagai pribadi yang bijaksana. Ah keren pokoknya! 

Memang saya pribadi kangen dengan sosok Dewi Hughes, bu Guru Sherina di Bandung. Pak Kertarajasa yang diperankan almarhum Om Djaduk Ferianto. Tak lupa, Pak Raden, si bos penculik yang diperankan oleh Butet Kertaradjasa. 

Namun, kehadiran pak Syailendra dan bu Ratih yang diperankan Candra Satria dan Isyana Sarasvati menyempurnakan alur cerita. Ringan, tanpa harus mengerinyitkan dahi untuk memahaminya. 

Satu hal menarik lain yang saya temukan dalam film ini adalah baper. Haha.... Tahun 2000 tentu belum seperti sekarang. Berteman ya berteman. Berpetualangan, itu hal biasa, apalagi untuk usia anak SD 23 tahun lalu. Ya mau bagaimana lagi, belum ada Mobile Legends, Facebook, Instagram, dan sebangsanya. 

Seingat saya dulu kalau harus chat pakai MIRC atau Yahoo Messenger. ASL please! Begitu kata kunci kalau bergabung dalam satu server. Media sosial yang terkenal tentu Friendster. Sudah tak ada lagi situs ini rasanya. Hiburannya ya kalau bertemu teman. Main layangan di lapangan terbuka, ke sungai, bersepeda. Pokoknya seru kalau bareng teman. Simak saja lagu ini: 

Hatiku sedih, hatiku gundah
Tak ingin pergi berpisah
Hatiku bertanya, hatiku curiga
Mungkinkah kutemui kebahagiaan seperti di sini?

Sahabat yang selalu ada
Dalam suka dan duka
Sahabat yang selalu ada
Dalam suka dan duka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun