Mohon tunggu...
Denis Guritno Sri Sasongko
Denis Guritno Sri Sasongko Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pembelajar

Belajar menulis populer di Komunitas Guru Menulis dengan beberapa publikasi. Pada 2020, menyelesaikan Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di Universitas Indraprasta PGRI.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Literasi Visual dan Konstruksi Makna

4 Oktober 2020   14:02 Diperbarui: 4 Oktober 2020   14:10 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam situasi saat ini, tantangan tidak lagi anggapan bahwa media visual-digital tersebut dapat mengancam minat belajar siswa, tetapi menghadirkan materi pembelajaran yang mengintegrasikan ketiga aspek tersebut juga perlu dilatih terus menerus. Itulah sebabnya, saya pribadi meyakini bahwa kelas yang menghadirkan dan memperkaya ragam referensi visual menjadi kelas yang ditunggu, dicari, dan mengasyikkan. 

Bahasa visual-digital tidak dapat saya hindari. Informasi-informasi yang ada di berbagai media menyajikan gambar, infografis, poster, bahkan audiovisual. Contohlah kalau harus bepergian ke suatu tempat yang belum diketahui, google map menyajikan pencitraan wilayah, jalan tercepat, dan waktu tempuh efektif untuk mencapai tujuan tersebut, lengkap dengan petunjuk audionya. 

Untuk itulah, saya berpikir bahwa pembelajaran pun kini perlu memberi ruang bagi siswa untuk mampu menyajikan gagasan melalui bahasa visual. Selain menarik, bahasa visual adalah kecakapan yang memungkinkan komunikasi yang efektif. Di ruang inilah, siswa mulai belajar mengenal makna. 

Tidaklah sulit melatihnya. Aktivitas dapat dimulai dengan membuat catatan mindmapping, peta konsep, infografis, menyajikan penjelasan dengan bagan, tabel, atau grafik. Demikian pula ketika menyimak penjelasan verbal, perlu berlatih pula untuk membiasakan diri membuat peta konsep atau dalam bentuk gambar. 

Selain menyingkat waktu, informasi yang tersaji dalam bentuk infografis jauh lebih efektif, efisien, dan mudah diingat. Jika dalam pembelajaran ada film pendek yang dipakai sebagai stimulus, sajikanlah pula ide penting dalam film tersebut dengan gambar. Dengan demikian, gerak pembelajaran perlahan mulai masuk dan berada dalam wilayah analisis, evaluasi, dan kreasi. Saya pun masih terus menerus belajar dan melatihnya. 

Semoga menginspirasi, 

Kala Pandemi 2020

Bahan Bacaan:

Dewayani, Sofie. (2017). Menghidupkan Literasi di Ruang Kelas. Kanisius: Yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun