Perkara duit jualan loakan skripsi itu mau dipakai buat renovasi atau betulin genteng lantai 4, ya monggo saja. Tapi soal pengelolaan arsip perpustakaan, saya tetap berpendapat kalau naskah-naskah tertulis yang masuk dan sudah ada, tidak bisa dibuang begitu saja, apalagi itu skripsi dan tesis. Memperoleh gelar S1 dan S2 tak mudah. Maka, kalau penelitian yang sudah dibuat tidak diberi tempat semestinya, saya rasa amat disayangkan, apalagi demi idealisme ramah lingkungan. Wong nyatanya sudah memakai media itu untuk penulisannya. Kalau memang pantas, seharusnya bolehlah diedit ulang, dicetak dan diperbanyak dalam bentuk buku. Siapa tahunya, royaltinya lebih banyak untuk renovasi gedung perpustakaan. Saran saja sih.Â
Pendek kata,....
#jangan_buang_skripsiku meski skripsiku dianggap tak layak
#jangan_buang_skripsiku meski nilainya tak cukup baik
#jangan_buang_skripsiku meski tak tampak lagi indah dan sedap dipandang
#jangan_buang_skripsiku meski layak untuk diinjak-injak mas-mas tukang loak
#jangan_buang_skripsiku meski tak dianggap karya ilmiah yang ditulis oleh anak yang smartÂ
#jangan_buang_skripsiku meski tak dilirik oleh adik angkatan, pun oleh dosen
#jangan_buang_skripsiku karena itu ide tertulis yang berasal dari kepala kami
Karena skripsiku, bukan pula judul sinetron SKRIPSI YANG TERBUANGÂ atau SKRIPSI YANG TERINJAK.Â
Â