Mengakhiri tulisan ini, saya berpikir dengan peluncuran kembali kumpulan cerpen Seno Gumira Ajidarma, bukan saja soal bidikan pasar muda-mudi, apalagi bertepatan dengan hari Valentine. Bagi saya, suara Seno pagi ini kembali menggugah susastra dan menempatkannya kembali pada posisinya yang hampir digeser budaya visual. Bukan soal baik buruknya, tapi mari mencecap susastra dengan membaca. Saya rasa sedikit dari kita pernah kembali menyapa karya pujangga Balai Pustaka. Sedikit pula yang tahu, bagaimana kisah Salah Asuhan. Ada yang tak akan pernah terungkap dengan budaya visual. Dan, selalu ada yang tersembunyi dari apa yang kenampakannya kita lihat. Inilah sepotong fajar yang merekah cerah pagi ini.Â
"Sruput... Glek!"
"Andai saya datang malam minggu kemarin... huffttthh."Â
[caption caption="Dian Sastro dan Butet membawakan "Jawaban Alinka" dan "Tukang Pos dalam Amplop" (sumber: http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/1141021/big/093265500_1455421353-page.jpg)"]
‪#‎selamat_pagi‬
‪#‎selamat_bekerja‬
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H