Mohon tunggu...
Denis Fitzgerald
Denis Fitzgerald Mohon Tunggu... Freelancer - S1 Ilmu Komunikasi

Fresh graduates of President University. Just write what I see dan observe in everyday life. Also Japan's enthusiast (sorry if most of my posts are related to Japan). Basically, everything that seems interesting and tingles my attention.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Champorado, Pernikahan antara Bubur dan Cokelat

7 September 2018   22:56 Diperbarui: 8 September 2018   13:22 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makan untuk hidup dan bukan hidup untuk makan. Perlu diingat bahwa demi memenuhi kebutuhan gizi harian, manusia butuh asupan energi yang diperoleh melalui makanan. 

Mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, semuanya harus terpenuhi supaya manusia mampu membangun sebuah peradaban dunia. Mulai dari food gathering hingga food producing, semuanya telah dijalani manusia sehingga berbagai macam peradaban duniapun lahir.

Dengan terciptanya berbagai macam kuliner yang baru, manusia diberikan pilihan untuk menikmati makanan yang sudah ada atau menciptakan sebuah pernikahan baru antara satu makanan dengan makanan yang lain. 

Salah satunya tercipta dari bahan makanan lokal yang bertemu dan menikah dengan bahan makanan penjajah. Contohnya saat Spanyol berhasil menguasai Filipina selama 327 tahun. Asimilasi kebudayaanpun terjadi dalam berbagai aspek termasuk bidang kuliner. 

Filipina yang kaya akan tanaman padi digabungkan dengan Spanyol yang membawa tanaman kokoa dari meksiko menjadi sebuah makanan pokok yang biasanya dikonsumsi orang Filipina untuk memulai hari yang baru. 

Budak Meksiko yang dibawa oleh Spanyol ke Filipina membuat Champurrado  yang merupakan asal muasal hidangan khas dari negri ini. Namun, selama bertahun-tahun resepnya telah berubah hingga orang asli Filipina akhirnya menemukan cara untuk membuat Champpurado Meksiko dengan cara menambahkan nasi. Dari pernikahan inilah, lahirlah Champorado yang menjadi hidangan khas negara Filipina hingga sekarang

Menu bubur yang terbilang unik ini menjadi salah satu kuliner khas Filipina yang patut dicoba khususnya apabila berkunjung ke Manila. Mulai dari warna hingga bentuknya, Champorado memang lebih cocok untuk dijadikan hidangan penutup ketimbang hidangan pembuka di pagi hari. 

Namun hal ini tidak berlaku untuk orang Filipina. Pada umumnya, warga Filipina menyantap Champurado dengan ikan asin kecil yang disebut dengan tuyo. Campuran rasa unik antara asin dan manis mampu menggoyang lidah dan membuka mata untuk memulai pagi hari dengan penuh semangat.

 Beras direbus bersama  dengan bubuk kakao untuk memberikan warna cokelat yang khas dan biasanya dicampur dengan susu dan gula untuk membuatnya terasa lebih manis.

Dapat disajikan panas dan dingin dengan menambahkan susu dan gula pasir secukupnya apabila ingin memakanannya layaknya hidangan penutup ataupun camilan. Champurado dalam bentuk keringpun dapat ditemukan dibeberapa toko makanan Asia yang dapat dibuat dengan hanya menambahkan air mendidih. 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun