Mohon tunggu...
Denis Fitzgerald
Denis Fitzgerald Mohon Tunggu... Freelancer - S1 Ilmu Komunikasi

Fresh graduates of President University. Just write what I see dan observe in everyday life. Also Japan's enthusiast (sorry if most of my posts are related to Japan). Basically, everything that seems interesting and tingles my attention.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menelusuri Arti Sebuah Jalan

6 September 2018   21:28 Diperbarui: 6 September 2018   21:39 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehadiran jalan membuat sebuah dunia menjadi lebih berwarna dan tentunya terarah. Yang menjadi persoalan hanyalah setiap manusia memiliki jalannya masing-masing untuk mencapai sebuah tujuan akhir. Jalan mampu menghubungkan sebuah desa tertinggal dengan kota yang sudah mapan sehingga tercipta sebuah simbiosis yang saling menguntungkan apabila kedua tempat saling bekerjasama untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Bayangkan sebuah permasalahan tanpa adanya jalan, sungguh merepotkan bukan?

Setiap insan yang terlahir didunia ini sudah memiliki jalannya masing-masing.Jalan mulus, berbatu berliku, lebar dan sempit, semuanya kembali kepada pribadi masing-masing individu. Ketika berjalan, dunia seakan-akan ikut menemani sembari memberikan pemandangan yang berbeda di setiap langkah kaki dan jejak kaki yang tertinggal menjadi sebuah pertanda akan perjalanan yang telah dilalui.

Berbeda halnya apabila manusia layaknya seekor burung yang teperangkap dalam sebuah sangkar meskipun sangkar itu terbuat dari emas. Hidup terkekang tanpa adanya seseorang ataupun tujuan hidup hingga pada akhirnya kehidupan itu berakhir tanpa pernah disadari.

Kesadaran juga berperan penting dalam terciptanya sebuah jalan. Bayangkan manusia yang hidup tanpa penglihatan akan apa yang ada didepan maupun sekitarnya meskipun mata jasmani terbuka lebar, Akan lebih indah apabila Mata Hati dan Mata Jasmani terbuka lebar secara bersamaan. Dunia akan terasa lebih luas dan rasa syukur yang tiada batas akan terus berkumandang sehingga rasa penyesalan tidak memiliki tempat untuk berkuasa dalam dunia ini. 

Sesungguhnya, dunia yang manusia miliki tidak hanya sebatas rumah, sekolah, kantor, maupun tempat lainnya. Jalan adalah tempat tinggal manusia yang sesungguhnya karena jalan mampu menghubungkan berbagai titik hitam yang terlihat seperti noda menjadi sebuah gambar indah yang memiliki berbagi makna.

Pilihan dalam memilih jalanpun sangatlah banyak layaknya pepatah " Ada banyak jalan menuju Roma". Namun manusia tidak pernah menyadari bahwa apapun pilihan jalannya, rintangan dan konsekuensi akan selalu hadir dalamnya. Bukan persoalan tentang mana jalan yang lebih aman untuk dilalui, namun persoalannya adalah bagaimana manusia menyikapi jalan yang telah dipilih.

Senyuman, tangisan, amarah, itulah yang membentuk rupa jalan setiap manusia. Lika-liku dalam sebuah jalan menunjukkan pilihan yang diambil ketika jalanan yang lurus sudah mulai menunjukkan cabangnya. Jatuh dan bangun adalah hal yang biasa ketika berjalan. Meneruskan atau tidak, itulah yang menjadi persoalan. Sayangnya, banyak manusia yang memilih untuk tidak melanjutkan perjalanan ketika tembok tebal dan besar menghalangi dengan cara yang tidak wajar seperti bunuh diri atau overdosis akibat narkoba.

Lain halnya dengan manusia yang berjalan dengan membawa tembok tebal dan besar namun memilih untuk tetap melanjutkan perjalanan hingga titik darah penghabisan. Manusia tidak akan pernah tahu "apa" yang menantinya di ujung sebuah jalan yang dipilih.Kata "Apa" akan terjawab apabila semua manusia di bumi ini sudah melaksanakan jalan yang diberikan dan hanya Yang Maha Esa yang memiliki kuasa untuk memberikan jawaban. Yang bisa kita lakukan hanyalah terus berjalan sembari menanti dengan sabar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun