Mohon tunggu...
Densa Story
Densa Story Mohon Tunggu... Penulis - Content Creator

Seorang yang ingin belajar kreatif, melalui tulisan yang edukatif, sehingga dapat menginspirasi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sikap Orang Beriman terhadap Virus Corona

24 Maret 2021   06:00 Diperbarui: 24 Maret 2021   06:17 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sehingga karena Tasim mengajarkan demikian, orang banyak dan anak-anak yang mendengarkan perkataan Tasim menjadi nurut kepadanya. Setiap kali ibadah, tidak ada jaga jarak. Mereka saling berhimpitan seperti biasanya, tidak pakai masker, apalagi mencuci tangan pakai sabun atau handsanitizer. Sekalipun dari antara mereka sudah ada yang meninggal karena bergejala COVID-19, mereka tetap tidak kapok.

Bahkan dengan tegas, Tasim mengajarkan kepada orang banyak, "Corona itu buatan manusia yang tidak mengenal-Nya, buatan orang-orang yang dimurkai-Nya, supaya orang-orang beriman tidak bisa beribadah kepada-Nya, bahkan supaya kita meninggalkan agama kita dan menjadi seperti mereka yang tidak mengenal-Nya. Maka kita harus berani melawan itu semua. Untuk apa pakai masker? Dia menciptakan udara segar untuk kita hirup, mengapa hidung dan mulut kita harus ditutup masker?"

Dari 2 contoh orang di atas kita bisa menyimpulkan bahwa orang pertama merupakan orang beriman yang terlalu takut sama virus Corona. Ia tidak mau beribadah di rumah ibadah dikarenakan kekuatirannya terdapat aerosol COVID-19 yang berasal dari kumpulan manusia di satu tempat yang sama, yang mungkin saja bisa menular kepadanya. 

Ia pun tidak mau rekreasi ke alam terbuka, entah itu pegunungan atau pantai, dengan alasan yang sama. Tapi ketika giliran ke mall atau ke tempat makan yang menjadi kesukaannya, ia tidak merasa kuatir akan penularan virus Corona. Jelaslah bahwa tokoh Lisa yang digambarkan dalam kisah di atas termasuk orang yang munafik.

Berbeda 180 dengan tokoh Lisa, tokoh Tasim digambarkan sebagai sosok beriman yang absolut. Saking histeris terhadap keimanannya, ia tidak ada kebijaksanaan dalam menilai zaman. Ia tidak takut terhadap ancaman virus Corona, dan ia mengajarkan semua orang untuk bertindak seperti dia. Ia mempercayakan semuanya pada-Nya tanpa adanya usaha manusia untuk mencegah, sehingga ada egoisme yang tinggi dalam sikap tokoh Tasim ini. Sehingga dapat disimpulkan baik tokoh Lisa maupun tokoh Tasim, keduanya bukan contoh yang baik untuk dijadikan teladan. Jadi bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap virus COVID-19 ini?

Sebagai seorang yang mempunyai akal budi dan hati nurani yang baik, kita hendaknya bersikap berani sekaligus takut terhadap virus COVID-19. Lho, bagaimana caranya memadukan 'berani' dan 'takut'? Berani yang dimaksud adalah berani menjalankan kegiatan sehari-hari termasuk beribadah di tempat ibadah. Seorang beriman harus mau kembali beribadah di tempat ibadahnya masing-masing bila dalam keadaan yang sehat, tidak bergejala flu, demam, batuk, atau sesak nafas. 

Bila Anda mengalami salah satu gejala di atas, hendaknya Anda beribadah di rumah, dengan dasar bahwa Anda mengasihi sesama manusia dan tidak mau menularkan penyakit Anda di tempat ibadah. Ini juga berlaku di tempat kerja. Hendaklah pemimpin tempat kerja wajib meliburkan pegawainya yang memiliki salah satu gejala di atas supaya tidak menular ke pegawai lainnya.

'Takut' yang dimaksud adalah berusaha mencegah penularan COVID-19 dengan menerapkan 5M yaitu: Mencuci tangan pakai sabun/handsanitizer, Memakai masker menutupi hidung dan mulut, Menjaga jarak minimal 1 meter, Mengurangi mobilitas, dan Menghindari kerumunan. 

Tempat ibadah harus menerapkan jarak fisik bagi umatnya minimal 1 meter dan tidak boleh berhimpitan apalagi tidak pakai masker. Sehingga dengan menerapkan demikian, terciptalah seorang beriman yang tetap setia menjalankan kewajiban agamanya, produktif, dan konsisten melakukan pencegahan penularan COVID-19 untuk melindungi diri sendiri dan sesama manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun