Mohon tunggu...
Deni Sahmaulana
Deni Sahmaulana Mohon Tunggu... Guru - Kepala SMP Islam Terpadu Auliya

Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Behavior: Pandangan Reward and Punishment pada Siswa

20 November 2022   18:38 Diperbarui: 20 November 2022   18:40 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perpektif pembelajaran behaviorisme adalah psikologi prilaku. Artinya apapun yang dilakukan manusia, baik pikiran, Tindakan dan perasaan itu semua adalah perilaku yang dapat diamati. (Subakti, et al, 2022). Menurut teori behavior bahwa perilaku manusia akibat interaksi dari stimulus dan respon. Respon atas stimulus yang dapat diperkuat atau diperlemah ( bahkan hilang), dengan adanya reinforcement. Reinforcement yang dimaksud disini adalah reward and punishment.

Dalam membentuk karakter dan kebiasaan baik siswa, guru dapat memberikan stimulus-stimulus bagi siswa yang dapat berupa pemberian materi nilai-nilai agama dan norma, tauladan yang baik atau berupa tata tertib. Untuk mengarahkan pada respon yang diharapkan maka sekolah dapat memberikan reward and punishment, yang dapat diganti istilahnya dengan pengahargaan dan konsekuensi.

Siswa yang mengaplikasikan nilai-nilai yang diajarkan sekolah, mengikuti tauladan yang diberikan dapat diberikan penghargaan. Penghargaan disini bukan berorientasi pada hadiah atau materi, penghargaan dapat diberikan berupa pengakuan atas prestasi, kata-kata yang menunjukan apresiasi ( contoh : selamat, bagus, dsb) atau menjadikan siswa tersebut sebagai role model bagi teman-temannya.

Sebaliknya siswa yang belum mengaplikasikan nilai-nilai yang diajarkan sekolah, melanggar tata tertib dapat diberikan konsekuensi atas perilakunya. Konsekuensi yang diberikan tentu harus yang membangun dan menyadarkan, bukan berorientasi pada pemberian hukuman. 

Konsekuensi tidak selalu harus berupa sanksi, konsekuensi dapat berupa pelaksanaan program penguatan karakter. Tentu saja observasi  dan pengamatan akan hambatan siswa dalam pelaksanaan nilai yang diinginkan harus dilakukan dengan cermat. Karena sering kali siswa tidak melaksanakan nilai-nilai sekolah bukan karena tidak mau tapi karena memiliki hambatan yang mereka tidak mampu menyelesaikannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun