Mohon tunggu...
Denis Oki
Denis Oki Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga dan Mitra Usaha Arminareka Perdana -

Ibu Rumah Tangga dan Mitra Usaha Arminareka Perdana. Bagi yang mendaftar umrah atau haji plus dengan Arminareka Perdana melalui saya akan mendapatkan cashback Rp. 500.000,- untuk umrah dan Rp. 700.000 untuk haji. WA. 087780538242

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wanita di Rumah, Membuka Lebar Lapangan Kerja bagi Kaum Pria

18 Mei 2016   12:48 Diperbarui: 18 Mei 2016   13:12 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mari kita mengingat kembali firman Allah, 


وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيراً

Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al Ahzab: 33).

Demikian Allah SWT memerintahkan kita kaum wanita untuk tetap tinggal di rumah kecuali jika ada keperluan mendesak atau misalnya pergi ke pasar baik pasar tradisional atau pasar modern atau keperluan lain dengan memperhatikan ketentuan yang syari tentunya. Adalah fitrah wanita untuk tetap tinggal di rumah apalagi jika sudah menikah dan memiliki anak serta kebutuhan keluarga sudah terpenuhi, serba berkecukupan terlebih serba mewah, alangkah baiknya kita sebagai ibu dan sebagai istri memilih tinggal di rumah untuk mengurus seluruh isi rumah dan menjaga harta saat suami bekerja. 

Kaitannya dengan kaum Adam, Allah sudah memikulkan beban mencari nafkah kepada kaum pria (suami) dan itu wajib baik besar atau kecil dengan salah satu jalan mencari pekerjaan di perkantoran, namun terkadang posisi tertentu sudah terlebih dahulu diduduki wanita. Tak jarang ditemui di perkantoran kaum laki-laki bahkan dibawah pimpinan wanita. Laki-laki ditunjuk-tunjuk dan tunduk patuh pada perintah wanita sebagai atasan. Agak lucu sih terkadang saya melihatnya, kebalik gitu posisinya. Hehe.. ko kaya kurang pantas ya. 

Banyak juga kaum pria yang ketika melamar pekerjaan harus tersisih oleh wanita cantik yang dianggap lebih cerdas dan katanya dapat memicu semangat kerja di kantor. Wanita jadi objek lagi. Sunggu sangat disayangkan, di kantor seorang wanita yang kebetulan seorang ibu dan istri bisa mengatur, memanage tatanan kantor sementara di rumah ada anak yang sulit diatur, sakit-sakitan (semoga tidak) dan suami yang merasa kesepian karena istri pulang kerja belakangan. Nah jika wanita memperdalam ilmu agama sehingga ia sadar fungsi sesungguhnya yaitu berdiam di rumah bisa dipastikan lapangan pekerjaan akan semakin terbuka lebar bagi kaum pria, insya Allah. 

Peran suami juga penting menurut saya dalam membantu istri mengambil keputusan. Terkadang istri merasa ga enak jika harus membebankan seluruh kebutuan keluarga kepada suami dan merasa bisa mendedikasikan ilmu pengetahuan yang sudah diperoleh semasa duduk di bangku kuliah. Istri terkadang memikirkan komentar orang lain yang mengatakan kalau istri di rumah itu malas nyari uang, hanya mengandalkan uang suami dan lalu dibawa perasaan belum lagi jika perlakuan suami kadang tidak sesuai harapan dianggapnya itu karena suami menganggap istri rendah, tidak perlu dihargai karena tidak berpengasilan padahal belum tentu demikian, bisa jadi karena suami lelah atau ada yang dipikirkan, demikianlah wanita yang bahkan Rasulullah mensifati bahwa wanita adalah kaum yang lemah, lemah akal, lemah iman dan lemah fisiknya. Disanalah dibutuhkan komunikasi. 

Kalau saya yang sempat galau juga apakah harus berkarir atau di rumah diskusi dengan suami, bagaimana menurutnya dan alhamdulillah beliau mendukung saya di rumah katanya soal rezeki insya Allah akan Allah cukupkan. Sering-seringlah juga mengingatkan istri bahwa uang atau materi bukan segalanya, lebih dari itu ada anak yang harus ditunaikan haknya yaitu memperoleh kasih sayang, hak asuh dari orangtuanya dan disini adalah ibu karena ayah memang keluar rumah untuk mencari nafkah. Anak juga sama halnya dengan kita butuh hak untuk ditunaikan terlebih jika anak masih bayi atau balita. 

Apa yang dirasakannya jika haknya tidak ditunaikan? Mungkin sama dengan kita yang jika tidak ditunaikan haknya misal bekerja namun gaji tidak sesuai mungkin akan marah, bete, sedih, kesal, ga semangat atau murung bahkan melakukan demonstrasi, demikian halnya dengan anak ia akan ngambek, mogok makan, nangis terus, hyperaktif karena merasa jiwanya tidak tenang dan masih banyak reaksi lainnya demi mencari perhatian orang tuanya.

Kita memang terkadang dirundung kekhawatiran, bagaimana menghadapi zaman sekarang ini yang serba mahal. Sekolah mahal, rumah mahal, mobil mahal. Namun percayalah innallaha ma'ana, Allah yang menciptakan kita selalu beserta kita, tak ada yang sulit bagiNya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ ۖ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ ۚ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا ۚ سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari apa yang telah Allah karuniakan kepadanya. Allah tidaklah memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang telah Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan” [Ath Thalaq : 7].

Juga firmanNya.

وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ

“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang baik”.[Al Baqarah : 233].

Allah sudah menjanjikan kepada kita bahwa akan ada kelapangan setelah kesempitan, percayalah. Hendaknya kita bertaqwa yaitu berusaha sungguh-sungguh menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya meski tidak mudah dan banyak godaan. 

‘Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku kabulkan.’ (QS. Ghafir : 60).

Fokus menjadi hambaNya yang taat, shalih dan dekat denganNya agar doa-doa kita dikabulkan. Semoga Allah senantiasa menunjukkan jalan lurusNya kepada kita semua, aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun