Mohon tunggu...
Denis Harinatabranda
Denis Harinatabranda Mohon Tunggu... -

hidupku brasal dari rahim ibu...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Antara Aku dan Kau

7 Juni 2014   06:32 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:53 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

bukankah perkenalan ini adalah sebatas basa basi?
tatkala aku telah mengenal dirimu sebelumnya..namun aku percaya,
kau dan aku kini telah menciptakan suatu masa yang aku sebut ajaib dan
indah, yang tak mengenal waktu yang akan mengisut dari panasnya
matahari, ataupun jaman yang bertapak menuju ke ranah cinta..tanpa
akan ada angin peralihan yang mampu menghapus jejaknya.

wahai, kasihku..
dalam rupamu yang sungguh kukenali itu, jiwaku telah bergetar mewarnai
rasa yang teramat syahdu..

adakah mungkin itu bahwa segala gerakku, kamulah yang melantunkannya?
bintang dan bulan telah menjadi saksi kita, tatkala mimpi telah
menaburkan bubuk tidurnya..agar pertemuan kita tadi malam adalah suatu
kesempatan yang memang telah dipersiapkan untuk kita berlabuh..

dan mimpi itu kini berubah menjadi kenyataan!
karena kini, kau telah hadir tepat di hadapanku sekarang, untuk
melanjutkan kisah kita..yang tak akan pernah usai..
selamanya.

>>>>>

semenjak aku mengetahui telah hadir dirimu disana, hatiku galau tiada
terkata. menyelimuti rasa kebekuanku yang hendak mencair,
dan kita pun akhirnya dipertemukan.

tidak tahukah kau, bahwa dalam dirimu aku membayang?
adamulah adaku.
tanpa pernah kau rasakan pun kau sadari, akulah itu yang bersemayam di
setiap kerinduan dan geliat resahmu..

entah telah berapa kali, ku sebut-sebut namamu..bahkan malam yang
tanpa purnama itu pun hendak mengusaikan kelamnya,
lalu dimanakah engkau?
mengapa tiada sahutmu terdengar?
adakah kuasa yang lebih besar untuk membungkam mulutku, agar aku tiada
berkata-kata, dan mengusaikan segala tentangmu disana?

tidak..tidak ada!

dunia yang kini ku diami pun tidak mampu membuatku mengenal arti
cinta. Segala yang kulihat memang kasat, segala yang kudengar adalah
merdu,
harum semerbak yang tersebar adalah mewangi, namun adakah ruang yang
hendak mengabarkan kepadaku, bahwa engkaulah yang layak aku nantikan?
dan ketahuilah kasih, bahwa dua warna yang hendak menjadi satu, adalah
untuk menciptakan satu warna berbeda dari kedua warna itu, meski
terlahir dari kedua pembentuknya.

dan kitalah itu!

yang adalah berbeda, untuk dipersatukan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun