Mohon tunggu...
Denis Rikwanto
Denis Rikwanto Mohon Tunggu... Administrasi - menulis adalah kenikmatan

jangan menular, kecuali kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mimpi dan Tanggung Jawab 'Si Anak Kampung', Yasonna Laoly

15 November 2018   15:21 Diperbarui: 15 November 2018   15:42 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bersukacitalah senantiasa, tetaplah berdoa, mengucap syukur dalam segala hal
(Tesalonika 5:16-18)


***
Petikan ayat Al Kitab yang bermakna dalam, dan dijadikan pedoman bagi banyak orang, termasuk oleh Yasonna Hamonangan Laoly, seorang anak kampung yang sukses mewujudkan mimpi setinggi langitnya.

Penilaian saya, Yasonna sangat yakin usaha dalam hidup ini tambah menyenangkan dengan doa, menikmati proses, lalu mensyukuri hasilnya. Jadi poinnya adalah bersyukur, karena sukses relatif mengikuti.

Yasonna yang lahir di Sibolga, Tapanuli Tengah, pada 27 Mei 1953, kerap disebut blasteran Nias-Batak Toba. Dia sama dengan saya, dengan kita, warga sipil biasa, yang menghabiskan masa anak-anaknya di kampung yang indah. Bermain hingga lelah dan badan bau matahari, bergurau lepas bersama teman sepulang sekolah, dan ikut perlombaan saat HUT kemerdekaan.

Pendidikan sekolah dasar dienyam Yasonna di SD Katolik Sibolga pada1959-1965, kemudian dilanjutkan di SMP Sibolga dan SMA Katolik Sibolga.

Pertama kali 'ngeh' sama Yasonna, saat dia jadi juru bicara Fraksi PDI Perjuangan dalam rapat paripurna DPR yang membahas pilkada langsung dan tidak langsung. Yasonna yang seorang Kristen Protestan mendapat tepuk tangan anggota dewan dalam rapat paripurna karena selalu menutup pernyataannya dengan salam "Wabillahi taufik wal hidayah, wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatu..."

"Cara merayakan perbedaan dengan indah," gumamku saat itu.

Setelah itu, saya tidak memperhatikan nama Yasonna hingga dia disebut masuk bursa menteri Kabinet Kerja usai Presiden Joko Widodo memenangi Pemilu 2014.

Benar saja, Yasonna ditunjuk Presiden Jokowi jadi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham). Makin heboh karena Yasonna jadi menteri pertama yang bersuku Nias.

"Pak Yasonna merupakan politisi profesional, ahli hukum dan berpengalaman dalam perlindungan hukum," kata Jokowi saat mengumumkan 34 menterinya di Istana Negara, Minggu, 26 Oktober 2014.

Awalnya, banyak yang meragukan kemampuan Yasonna di bidang hukum. Karena banyak orang hanya tahu penyuka topi fedora itu lama duduk di Komisi II DPR yang bermitra dengan Kemendagri, Sekretariat Negara, lembaga pemilu dan ASN.

Tapi ternyata, Yasonna punya latar pendidikan panjang di bidang hukum. Yasonna meraih gelar sarjana di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, dan meraih gelar master di Virginia Coomonwealth University, Amerika Serikat, pada1986. Dia juga meraih gelar doktor hukum di North Carolina State University, Amerika Serikat, pada 1994.

Anak dari kampung itu mengawali karier profesionalnya diawali sebagai pengacara pada 1978 hingga 1983, dan menjadi asisten dekan Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen pada 1980-1983.

Yasonna lalu menjabat Dekan Fakultas Hukum di Universitas tersebut selama satu tahun serta menjadi peneliti di North Carolina State University (NCSU) selama dua tahun. Untuk menambah jenjang kariernya, Yasonna juga menjabat Asisten Riset Departemen Sosiologi dan Antropologi di NCSU. Sejak 2000 sampai sebelum menjabat Menteri, Yasonna Laoly berprofesi sebagai dosen.

Soal prestasi, Yasonna cukup banyak membuat gebrakan, khususnya dalam memperbaiki lembaga pemasyarakatan. Di masa kepemimpinannya, Kemenkumham melakukan bedol pegawai lapas dan meningkatkan kesejahteraan untuk mencegah praktik kecurangan. Meski masih ada juga oknum pegawai yang nakal, tidak menyurutkan semangat Yasonna memperbaiki pembinaan lapas.

Bagi Yasonna, posisinya sebagai Menkumham memang rawan digoyang secara politik. Untuk hal ini, Yasonna enggak peduli dan memilih terus bekerja membantu pemerintahan Presiden Jokowi.

"Saya bertanggung jawab sama Presiden, bukan sama siapa-siapa," ucap Yasonna, saat diwawancara beritagar.id, 19 September 2018.

Kini, di ujung masa jabatannya, Yasonna mendapat tugas tambahan menyelenggarakan perayaan Natal Nasional di Medan, Sumatera Utara, pada 29 Desember 2018. Tugas yang cukup penting meski melebar dari tupoksinya sebagai menteri.

Yasonna si anak kampung yang berasal dari keluarga biasa berhasil meraih mimpinya. Menjadi energi bagi banyak orang karena tidak ada alasan untuk tidak menjadi hebat.

Terkait perayaan Natal, semoga Yasonna bisa menyukseskan penyelenggaraan sesuai tema 'Hikmat Bagi Seluruh Bangsa', semoga...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun