Mohon tunggu...
Denis Setyawan
Denis Setyawan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Taruna Politeknik Keselamatan Tranportasi Jalan Tegal

Hobi: Baadminton, Futsal, dan photograpy

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film "Sang Penari" (2011)

30 November 2022   09:39 Diperbarui: 30 November 2022   09:52 2275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kineforum.org/post/1903-sang-penari

Film ''sang penari'' dengan sajian latar belakang tahun 1960an mengangkat tentang kisah yang romance antara dua orang yang memiliki kemauan yang berbeda dalam menghadapi impian dan kisah cinta yang tragis. Tidak hanya mengangkat tentang romance saja film ini mengandung unsur unsur sejarah pada tahun 1960 yang sedang panas akan gejolak politik.

Film yang dibuat oleh Ifa Isfansyah yang termasuk sutradara terbaik yang dimiliki bangsa Indonesia  ini beradaptasikan dari novel Ahmad Tohari yang berjudul "Ronngeng Dukuh Paruk''. Film ini ditayangkan pada 10 November 2010 yang di syuting di tempat lahir saya di Purwokerto, Jawa Tengah. Pemeran utama dari film ini adalah aktris yang sudah melalang buana dalam dunia perfilman yang sudah mendapatkan banyak penghargaan, aktris itu adalah Prisia nation dan Oka antara. Selain itu terdapat aktris aktris lainya sebagai pendukung yang terkenal seperti Slamet Rahardjo, Dewi Irawan dan Hendro Djarot, membuat "SANG PENARI" menjadikan tontonan yang bagus.

Awal film ini berawal dari dua orang anak laki laki bernama Rasus dan perempuan yang bernama Srintil yang terlahir di keluarga yang miskin, mereka tinggal di Dukuh Paruk yang kurang akan pendidikan dan perekonimian. Tetapi tentang kebudayaan kesenian ronggeng di desa itu sangat kental dan di gemari seluruh warga disitu, bahkan si anak perempuan bernama Srintil ingin sekali menjadi penari ronggeng ketika dewasa nanti.

Transisi pertumbuhan dari anak anak menuju dewasa menyebabkan Rasus dan Srintil mempunyai pola piker yang berbeda. Rasus ingin Srintil tidak mau menjadi penari ronggeng dan mempunyai keinginan masuk tentara sedangkan Srintil yang tidak berubah akan pendirianya untuk menjadi penari ronggeng.

Perbedaan pola pikir ini mengakibatkan mereka berdua renggang dan jarang bertemu, mereka sibuk akan menggapai impianya masing masing, walaupun begitu, film ini tetap mengandung romance yang kental di dalamnya. Yang pada akhirnya mereka berdua tidak bisa hidup bersama dengan keadaan dan kejadian yang telah dilalui. Srintil yang terbebas dari belenggu TNI akibat tidak menau tentang dirinya masuk kedalam anggota PKI, lalu ia hidup dan bertempat tinggal di desa Dukuh Paruk lagi dan meneruskan impianya menjadi penari ronggeng sedangkan si Rasus yang akhirnya menjadi perwira TNI. Karena itulah mereka berdua tidak bisa bersama sama karena si Srintil mantan anggota PKI dan si Rasus perwira di angkatan darat

https://www.jagatreview.com/2011/11/sang-penari-potret-kehidupan-seorang-ronggeng/.
https://www.jagatreview.com/2011/11/sang-penari-potret-kehidupan-seorang-ronggeng/.

Mengulik sejarah dalam tahun 60-an mesti tidak lepas dari namanya PKI, nah di film juga mengisahkan bagaimana PKI itu mendoktrin para warga desa yang kurang pendidikan, tentang kejadian G30S PKI, dan kejadian pemberantasan anti PKI. Semua dikemas dengan sangat ciamik sehingga saya yang melihat terlihat ikut didalam dunia film itu.

Menurut saya film ini banyak sekali mencontohkan hal hal yang baik dan buruk dan memberitahu peristiwa di balik masa masa kelam pada tahun itu, terutama untuk kita para generasi muda Indonesia. Memiliki pengetahuan tentang sejarah di Indonesia merupakan hal yang sangat penting, kalau para generasi muda mengamati dan meneliti mengapa hal itu bisa terjadi kita generasi muda bisa mencegah peristiwa itu terjadi lagi di masa yang akan datang. Untuk mencegah kejadian itu terulang kembai dengan model yang lebih modern di zaman sekarang adalah dengan menanamkan pemahaman pancasila dan nilai nilainya sebagai fondasi terhindar dari paham paham yang merusak bangsa ini.https://www.kineforum.org/post/1903-sang-penari

https://www.kineforum.org/post/1903-sang-penari
https://www.kineforum.org/post/1903-sang-penari

Sama saat si Rasus yang memilih pergi dari desa dengan pedoman bahwa dirinya tidak mengikuti tradisi desanya dan membencinya,memang tradisi itu sangat merugikan wanita bukan soal ronggeng tetapi mengapa ronnggeng mendapatkan perlakuan seperti itu yang merusak hak asasi manusia seseorang. Dia meninggalkan desa demi masuk ke TNI dan membela tanah air daripada ikut dalam lingkaran kehidupan di desa itu merupakan tindakan yang harus di contoh generasi muda. Keluar dari zona hitam dan nyaman menuju zona yang sulit tetapi bisa memperbaiki dirinya dan bisa ikut berjuang demi nusa dan bangsa.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun