A. Latar BelakangÂ
Indonesia merupakan salah satu negara yang biasa disebut dengan negara agraris. Indonesia Disebut dengan negara agraris dikarenakan sebagian penduduknya berprofesi/bermata pencaharian di sektor pertanian. Alasan lain mengapa Indonesia disebut sebagi negara agraris dikarenakan hasil dari komoditas pertaniannya yang terbilang menyumbang pendapatan besar bagi devisa negara.
Padi merupakan salah satu komoditas yang sangat di perlukan oleh penduduk Indonesia. Permintaan beras di negara Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah. Ditinjau dari data Badan Pusat Statistik (BPS) angka luas panen padi pada tahun 2019 mencapai angka 10,68 juta Ha sedangkan jumlah produksi padi mencapai angka 54,60 juta ton. Meskipun angka luas panen dan hasil produksi padi pada tahun 2019 terjadi penurunan dari tahun 2018, namun dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya hasil produksi padi di Indonesia.
Provinsi jawa timur merupakan provinsi penghasil produksi padi terbesar kedua di Indonesia tahun 2019 dengan angka produksi mencapai 9.580.934 juta ton. Hal ini membuktikan bahwa daerah- daerah di Provinsi Jawa timur merupakan daerah penghasil produksi padi. Salah satu daerah penghasil padi di Jawa timur adalah Kabupaten Magetan. Berikut merupakan data Luas panen, produksi, dan produktivitas padi Kabupaten Magetan tahun 2019.
Berdasarkan Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa luas panen dan produksi terbesar berada di kecamatan Kartoharjo dengan nilai 5315 Ha dan 363718 Kw, namun produktivitas padi justru terjadi di Kecamatan Karangrejo dengan nilai 74.59 Kw/Ha. Total luas panen pada Kabupaen Magetan adalah 54.152 Ha, total produksi padi mencapai 3.495.603 Kw, dan rata-rata produktivitas padi kabupaten Magetan yaitu 64,55 Kw/Ha. Nilai tersebut terbilang cukup besar sehingga Kabupaten Magetan dapat dianggap sebagai salah satu Kabupaten penyuplai padi terbesar di Provinsi Jawa Timur.
B. Pembahasan
   a) Gambaran Umum Lokasi Studi
Kabupaten Magetan merupakan kabupaten yang terletak di ujung barat Provinsi Jawa Timur yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah. Secara astronomis Kabupaten Magetan terletak di antara 7 o30' Lintang Utara dan 7 o47' Lintang Selatan, serta 111o10' dan 111o30' Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Magetan berupa daratan yang memiliki luas wilayah sebesar 666,84 km2 dan terbagi atas 18 Kecamatan.
Batas Wilayah Kabupaten Magetan :
- Sebelah Utara        : Kabupaten Ngawi
- Sebelah Selatan       : Kabupaten Ponorogo dan Wonogiri
- Sebelah Timur        : Kabupaten Madiun
- Sebelah Barat         : Kabupaten Karanganyar
![2-png-5eef03d5097f3651f66f9982.png](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/06/21/2-png-5eef03d5097f3651f66f9982.png?t=o&v=770)
![3-png-5eef028bd541df7e1e003aa2.png](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/06/21/3-png-5eef028bd541df7e1e003aa2.png?t=o&v=770)
Memilih benih berkualitas
Mengelola lahan
Menanam
Pemeliharaan tanaman padi
Pemanenan
Pasca Panen
b) Analisis Usaha TaniÂ
   Biaya Variable
Merupakan biaya untuk penyediaan bahan baku yang digunakan dalam satu kali produksi. Dalam pelaksanaan usaha tani sawah, diperlukan sarana peroduksi (benih, pupuk, dan pestisida). Jenis benih yang dipilih oleh petani di kawasan lokasi studi yaitu benih padi varietas Ciherang, padi varietas IR 64, dan Padi varietas Inpari 4. Benih padi tersebut di anggap memiliki kualitas terbaik oleh petani pada kawasan lokasi studi. Untuk pupuk, petani pada kawasan lokasi studi menggunakan jenis pupuk urea, Phonska, Za, dan pupuk organik. Sedangkan untuk penggunaan pestisida yaitu pestisida cair dan bubuk (Ares, Prevanthon, Antracol, dan sankil). Berikut merupakan tabel penggunaan saprodi dan biaya prodduksi usaha tani di Desa Gunungan.
![4-png-5eef04cc097f3651f66f9987.png](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/06/21/4-png-5eef04cc097f3651f66f9987.png?t=o&v=770)
![5-png-5eef04f3097f3672132411c3.png](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/06/21/5-png-5eef04f3097f3672132411c3.png?t=o&v=770)
Analisis BEP (Break-Even Point) adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik, yang terdapat dalam suatu unit atau nilai mata uang (rupiah), yang menunjukkan bahwa biaya sama dengan pendapatan. Dengan mengetahui analisis titik BEP, maka kita juga dapat mengetahui juga analisis volume penjualan, titik impas (yaitu tidak untung atau rugi) sehingga apabila penjualan melebihi hal tersebut maka pelaku usaha mulai mendapatkan untung lebih (Prasetya dan Lukistuti, 2009; Keukamadan Frynardo,2017).
BEP dapat diartikan sebagai posisi dimana tidak terjadinya keuntungan ataupun kerugian dalam pelaksanaan usahatani. Terdapat empat komponen dalam perhitungan BEP, meliputi BEP tersebut yaitu menghitung BEP penerimaan, BEP produksi, BEP harga, dan BEP Luas.
 1. BEP Penerimaan
Dari hasil analisis pada jurnal "Analisis Usahatani padi sawah di Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur" perhitungan BEP penerimaan di Desa Gunungan memiliki titik impas (petani tidak untung/rugi) sebesar Rp. 7.494.000,00, sedangkan rata-rata penerimaan pendapatan petani di kawasan lokasi studi sebesar Rp.11.312.100,00. Hal ini membuktikan bahwa usahatani padi sawah di Desa Gunungan, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan memberikan keuntungan dikarenakan prosuksi nyata jauh di atas BEP.
2. BEP Produksi
Dari hasil analisis pada jurnal "Analisis Usahatani padi sawah di Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur" perhitungan BEP produksi di Desa Gunungan memiliki titik impas (petani tidak untung/rugi) sebesar 17,43 Kw, sedangkan rata-rata produksi petani di kawasan lokasi studi sebesar 61,33 Kw. Hal ini membuktikan bahwa usahatani padi sawah di Desa Gunungan, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan memberikan keuntungan dikarenakan prosuksi nyata jauh di atas BEP.
3. BEP Harga
Dari hasil analisis pada jurnal "Analisis Usahatani padi sawah di Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur" perhitungan BEP Harga di Desa Gunungan memiliki titik impas (petani tidak untung/rugi) sebesar Rp.184.500,-/kw, sedangkan rata-rata jual di kawasan lokasi studi sebesar Rp. 392.000,-/Kw. Hal ini membuktikan bahwa usahatani padi sawah di Desa Gunungan, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan memberikan keuntungan dikarenakan prosuksi nyata jauh di atas BEP.
4. BEP Luas
Dari hasil analisis pada jurnal "Analisis Usahatani padi sawah di Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur" perhitungan BEP Luas di Desa Gunungan memiliki titik impas (petani tidak untung/rugi) sebesar 0,26 Ha, sedangkan rata-rata luas lahan yang dimiliki petani di kawasan lokasi studi sebesar 0,9 Ha. Hal ini membuktikan bahwa usahatani padi sawah di Desa Gunungan, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan memberikan keuntungan dikarenakan prosuksi nyata jauh di atas BEP.
d) Analisis Kelayakan
Dari hasil analisis pada jurnal "Analisis Usahatani padi sawah di Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur" diperoleh hasil R/C Ratio sebesar 2,13. Dengan demikian dapat dikatakan usahatani padi pada kawasan Desa Gundungan, Lecamatan Kartoharo, Kabupaten Magetan telah efisien, dikarenakan hasil R/C Rationya di atas 1.
C. Kesimpulan
1. Kebupaten Magetan Merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa timur dengan hasil produksi yang terbilang besar
2. Nilai Break-Even Point (BEP) penerimaan usahatani padi sawah yang dilakukan di Desa Gunungan, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur adalah sebesar Rp 7.494.000,00. Petani mendapatkan penerimaan sebesar Rp 11.312.100,00. Hal ini mengindikasikan bahwa petani mendapat keuntungan.
3. Nilai Break-Even Point (BEP) produksi usahatani padi sawah yang dilakukan di Desa Gunungan, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur adalah sebesar 17,43 kw. Petani dapat memproduksi sebanyak 61,33 kw. Hal ini mengindikasikan bahwa petani mendapat keuntungan
4. Nilai Break-Even Point (BEP) harga usahatani padi sawah yang dilakukan di Desa Gunungan, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur dalah sebesar Rp 184.500,00/kw. Petani dapat menjual dengan rata-rata harga Rp 392.000,00. Hal ini mengindikasikan bahwa petani mendapat keuntungan
5. Nilai Break-Even Point (BEP) luas usahatani padi sawah yang dilakukan di Desa Gunungan, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur adalah sebesar 0,26 ha. Petani memiliki luas lahan rata-rata sebesar 0,90 ha.Hal ini mengindikasikan bahwa petani mendapat keuntungan.
6. Untuk menganalisis kelayakan usahatani dilakukan dengan menghitung R/C Ratio yang diperoleh angka sebesar 2,13, dimana angka 2,13 tersebut memiliki nilai yang lebih dari 1. Apabila lebih dari 1 maka memenuhi kriteria dalam melakukan usahataninya. Maka dari itu, usahatani padi sawah yang dilakukan di Desa Gunungan, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur telah efisien.
D. Daftar Pustaka
- Jawa Timur, BPS. 2019. Provinsi Jawa Timur Dalam Angka. BPS Provinsi Jawa Timur. Jawa Timur.
- Magetan, BPS. 2019. Kabupaten Magetan Dalam Angka. BPS Kabupaten Magetan. Magetan.
- Magetan, BPS. 2019. Kecamatan Kartoharjo Dalam Angka. BPS Kabupaten Magetan. Magetan
- Zarahma, Viona., Marwanti, Sri.,Antriyandarti, Ernoiz : ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI KABUPATEN MAGETANPROVINSI JAWA TIMUR.