Anak usia dini adalah individu  unik yang secara genetis membawa kemampuan umum yang bersumber pada salah satu organnya yakni otak. Menurut saya bahwa organ otak anak usia dini mengalami perkembangan yang luar biasa hingga mencapai 80% dari pada otak orang dewasa. Olehnya itu, masa usia dini adalah masa emas untuk pertumbuhan  dan perkembangan anak sebagai bekal untuk kehidupan selanjutnya.
Perkembangan otak anak pada usia dini akan terus berkembang pesat jika di dukung dengan stimulasi yang optimal dari berbagai pihak baik orang tua maupun guru yang memberikan pendidikan kepada anak usia dini. Sebagaimana ada tokoh yang mengungkapkan bahwa lingkungan memberikan pengaruh yang sangat besar untuk perkembangan otak anak usia dini. Hal ini di dukung oleh pendapat yang mengungkapkan bahwa anak dapat membentuk pengetahuannya dari lingkungannya sendiri dan memberikan pengalaman yang lebih berkesan dibanding saat usia dewasa.
Semakin banyak stimulasi yang diberikan maka semakin berkembang  otak anak tersebut, Fitria Dwi Yanti menjelaskan bahwa stimulasi sejak dini sangat penting untuk merangsang aspek-aspek perkembangan anak. Stimulasi yang diberikan kepada anak usia dini saling mempengaruhi  antara perkembangan aspek satu dan perkembangan aspek lainnya yang dikontrol dari otak.
Stimulasi perkembangan anak seperti aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif,  bahasa, sosial emosional, dan seni akan berkembang secara optimal bila dilakukan dengan merangsang anak untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang  menyenangkan dan penuh kehangatan. Jika tidak dilakukan demikian dapat dipastikan bahwa perkembangan anak akan mengalami hambatan yang memperlambat perkembangannya.
Dengan  stimulasi  kegiatan yang optimal sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan anak, maka perkembangan jaringan otak anak menjadi rimbun sehingga kemampuan anak dalam belajar semakin meningkat karena akan mempengaruhi perubahan perilaku anak. Orang tua maupun guru perlu memahami stimulasi yang tepat untuk anak usia dini agar pelaksanaan stimulasi dapat dilakukan secara beragam dan terkontrol sesuai dengan kebutuhan dasar anak.
Selain itu, para pendidik anak usia  dini dan orang tua anak memiliki keterbatasan waktu untuk memilih kegiatan-kegiatan variatif untuk memaksimalkan kegiatan-kegiatan yang menstimulasi perkembangan aspek seni anak usia dini secara menyeluruh.
Harapan orang tua anak usia dini kepada pendidik anak pada lembaga- lembaga pendidikan anak usia dini (Taman Kanak-kanak) adalah anak-anak mereka harus pandai menulis, mengenal huruf  atau angka, membaca dan kegiatan- kegiatan monoton lainnya. Kegiatan- kegiatan tersebut, kurang menstimulasi perkembangan aspek seni anak usia dini. Orang tua anak maupun orang dewasa lainnya perlu menstimulasi perkembangan aspek seni untuk menumbuhkan  kreativitas dan potensi diri anak yang menunjang  perkembangan anak selanjutnya, Deni Muriawan.
Stimulasi perkembangan anak dengan kegiatan-kegiatan penunjang dan variatif yang dilakukan oleh orang tua maupun pendidik setiap hari kepada anak  berdasar pada standar capaian perkembangan anak yang telah ditetapkan memungkinkan dapat mengubah perilaku anak kearah yang lebih baik. Berbagai kegiatan yang menunjang diciptakan guru perlu mempertimbangkan capaian untuk setiap aspek perkembangan yang disesuaikan dengan tema-tema maupun sub-sub tema  yang telah ditentukan. Selain kegiatan- kegiatan yang terfasilitasi dengan baik, sarana untuk pembelajaran anak-anak seperti alat permainan edukatif untuk menstimulasi perkembangan seni anak kurang tersedia.
Berdasarkan dari berbagai permasalahan tersebut, maka penulis memberikan hasil untuk tulisan ini agar orang tua maupun pendidik lebih memahami pembelajaran anak usia dini secara holistic dan terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari, adapun kegiatan yang dapat mengedukasi anak usia dini sebagai berikut:
Kegiatan Menyanyi
Kegiatan untuk menstimulasi perkembangan seni yang setiap hari dilakukan oleh guru atau pengajar adalah bernyanyi. Salah satu guru menyampaikan bahwa kegiatan bernyanyi ini merupakan salah satu kegiatan pembuka dan pengkondisian anak dengan tujuan untuk menarik perhatian anak untuk belajar serta memberikan semangat kepada anak sebelum melakukan kegiatan                   pembelajaran inti baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Selain lagu maupun nyanyian pembukaan/pembiasaan, guru juga  menstimulasi perkembangan aspek seni anak dengan bernyanyi lagu-lagu sesuai dengan tema harian di Taman Kanak-Kanak. Berdasarkan penelusuran salah satu orang tua anak usia dini yang sedang menunggu anaknya di halaman sekolah menyampaikan bahwa pada kegiatan bernyanyi, semua anak terlihat senang  dan bergembira meskipun nada dan gerakannya kadang tidak seiras.
Orang tua anak lainnya pada kesempatan berbeda, berpendapat pula bahwa pada saat kegiatan bernyanyi baik saat pembukaan di luar kelas maupun di dalam kelas anak-anak terlihat melepaskan energi disaat kegiatan bernyanyi karena beberapa anak selalu           bernyanyi dengan suara lantang dan  keras.
Melalui kegiatan bernyanyi yang terlaksana setiap hari, anak-anak dapat mengeksplorasi dirinya pada berbagai nada, irama, imajinasi dengan gerakan, drama, menemukan kosakata baru serta aktifitas-aktifitas yang menstimulasi perkembangan seni. Selain  itu, kegiatan bernyanyi dimaknai sebagai salah satu kegiatan yang dapat menstimulasi banyak aspek perkembangan anak.  Misalnya, perkembangan bahasa, perkembangan motorik anak, perkembangan kognitif, nilai agama dan moral, serta sosial  emosional anak. Dalam kegiatan  bernyanyi anak-anak terlihat bebas  berekspresi, berimajinasi yang menyenangkan dirinya.
Mendongeng
Kegiatan mendongeng untuk anak usia dini  sesekali dilakukan oleh guru pada kegiatan- kegiatan pembuka di dalam kelas, baik menggunakan buku ataupun  mendongeng yang diciptakan oleh guru itu sendiri. Jenis dongeng maupun cerita yang dibawakan oleh guru biasanya disesuaikan dengan tema-tema harian yang telah ditentukan. Anak-anak terlihat sangat antusias pada kegiatan mendongeng. Kegiatan ini biasanya dilanjutkan dengan anak-anak bercerita kembali apa yang telah didengar sesuai dengan imajinasi, daya pikir serta kreativitasnya dalam mengekspresikan diri dalam bercerita.
Kegiatan mendongeng yang dilakukan oleh guru bertujuan untuk menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak seperti bahasa, kognitif, seni, fisik, nilai-nilai agama dan moral, sosial emosional, serta nilai-nilai. Hal tersebut tergambar pada penelitian dari mengungkapkan bahwa kegiatan  mendongeng memiliki kekuatan untuk  menstimulasi bahasa, menanamkan  etika, anak dapat imajinasi, menanamkan rasa empati kepada orang lain, kerjasama dan kemampuan mengekspresikan diri yang akan membentuk pribadi yang lebih baik.
Menggambar Bebas, Melukis, dan Mewarnai
Salah satu pendidikan seni yang diterapkan pada pembelajaran anak usia dini adalah seni rupa yakni menggambar, melukis dan mewarnai. Beberapa guru atau pengajar menjelaskan bahwa kegiatan menggambar, melukis dan mewarnai hampir dilakukan setiap hari melalui teknik-teknik yang variatif.
Salah satu guru mengungkapkan bahwa kegiatan menggambar yang  sering diberikan kepada anak adalah menggambar sesuai dengan bentuk ataupun pola. Selain itu, Guru lain juga menambahkan bahwa kegiatan menggambar yang sering dilakukan oleh anak adalah menggambar bebas. Kegiatan menggambar bebas merupakan kegiatan menstimulasi kreativitas dan seni anak usia dini khususnya seni rupa. Sebagaimana dijelaskan pada penelusuran bahwa menggambar bebas dapat menstimulasi anak untuk berimajinasi dan mengeluarkan  ide-ide yang menimbulkan rasa senang dalam diri anak tersebut. Melalui kegiatan menggambar bebas, anak-anak dimungkinkan untuk dapat mengekspresikan gagasannya secara variatif agar menghasilkan karya-karya  yang indah dan bermakna bagi dirinya maupun yang melihat hasil karya tersebut.
Anak-anak dapat menggambar bebas  sesuai imajinasinya dan ide-idenya yang  kemudian dapat dipresentasikan kepada guru maupun orang tua terkait karya yang telah dibuatnya. Hal tersebut sejalan dengan pengertian seni yang diungkapkan oleh bahwa seni adalah suatu perilaku  individu yang menggunakan  imajinasinya untuk menghasilkan ide kreatif sehingga membantu individu lainnya untuk mengamati, menerangkan dan menikmati hasil karya yang bisa dinikmati, dilihat dan disentuh.  Meskipun adapula anak-anak yang  masih didampingi oleh guru kelas, baik dalam kegiatan menggambar bebas, melukis dan mewarnai dalam berbagai teknik yang didesain oleh guru kelas.
Menempel/kolase dengan berbagai Media
Salah satu kegiatan pembelajaran untuk menstimulasi perkembangan seni anak adalah kegiatan menempel (kolase). Menurut Deni Muriawa, mengungkapkan bahwa kegiatan kolase adalah salah satu kegiatan yang melatih seni rupa anak untuk dapat menempel serpihan dengan berbagai media seperti kertas, daun, cangkang telur dan biji-bijian.
Kegiatan kolase untuk anak usia dini untuk menstimulasi seni dan aspek-aspek  lainnya  dilakukan dengan berbagai media yang unik dan  menarik untuk anak usia dini seperti kolase serpihan kertas, serutan pensil, daun, cangkang telur, kapas, biji bijian dari bahan alam, daun-daun, batang korek api, ranting-ranting kecil, dan ampas kelapa.
Material kolase ialah bahwa bahan untuk kegiatan kolase pada umumnya berasal dari bahan alam dan bahan bekas sintesis. Material bahan alam seperti ranting, daun- daunan, biji-bijian, kerang, kulit batu-batuan dan lain-lain sedangkan bahan bekas sintesis seperti plastik, kain perca, kertas bekas, tutup botol, bungkus permen dan lain-lain.
Berdasarkan hasil penelusuran yang saya dapatkan terkait stimulasi perkembangan aspek seni anak usia dini ditemukan bahwa guru menstimulasi perkembangan seni anak dengan berbagai kegiatan yang variatif seperti bernyanyi, mendongeng, menggambar bebas, melukis, mewarnai, menempel (kolase), mengecap atau mencetak dengan berbagai metode dan media yang unik dan menarik untuk anak sehingga pembelajaran seni lebih bermakna untuk anak.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI