Mohon tunggu...
Deni Mildan
Deni Mildan Mohon Tunggu... Lainnya - Geologist, Dosen

Geologist, Dosen | Menulis yang ringan-ringan saja. Sesekali membahas topik serius seputar ilmu kebumian | deni.mildan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

Teras Cikapundung, Tempat Jin Buang Anak yang Kini Tampil Estetik

24 Juli 2021   15:38 Diperbarui: 24 Juli 2021   17:52 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolam ikan khas Cikapundung (Sumber: http://berjalanjalan.com)

Bandung memang terkenal dengan suasananya yang sejuk dan asri. Jangan heran jika banyak orang betah berlama-lama berlibur di Kota Kembang.

Banyak wisatawan tertarik dengan destinasi wisata alam di daerah Bandung dan sekitarnya. Belakangan tidak hanya wisata alam, ruang-ruang publik hits kini menjadi magnet bagi pengunjung dari dalam maupun luar kota.

Salah satu ruang publik yang cukup menarik adalah Teras Cikapundung. Teras Cikapundung terletak di Jalan Siliwangi, Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung. Lokasi tersebut berada persis di bantaran Sungai Cikapundung.

Teras Cikapundung sendiri diresmikan pada 30 Januari 2016 oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mudjiadi didampingi oleh Ridwan Kamil, Walikota Bandung saat itu.

Setelah tidak terurus selama bertahun-tahun, lokasi yang dulunya sempat menjadi tempat berkumpul pada seniman mengalami perombakan. Dari yang semula dijuluki "tempat jin buang anak" saking angkernya, lokasi tersebut kini jauh lebih estetik.

Menurut Mudjiadi, pembangunan Teras Cikapundung merupakan bagian dari upaya Restorasi Sungai Cikapundung. Program restorasi tersebut diharapkan dapat mengembalikan fungsi ekologis dan sosial Sungai Cikapundung.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum Ditjen SDA Kementrian PUPR Yudha Mediawan mengatakan bahwa program Restorasi Sungai Cikapundung adalah program yang bertujuan untuk menjaga kualitas air, mengendalikan banjir, dan menata tata lahan bantaran sungai. Selain itu, restorasi juga mencakup peningkatan fungsi sosial sungai sebagai sarana interaksi.

Cikapundung sendiri merupakan salah satu sungai besar yang membelah Kota Bandung. Sungai dengan panjang kurang lebih 28 kilometer tersebut bermuara di Sungai Citarum.

Papan informasi Sungai Cikapundung (Sumber: https://humas.bandung.go.id)
Papan informasi Sungai Cikapundung (Sumber: https://humas.bandung.go.id)

Nama Cikapundung terdiri dari dua kata, yaitu ci yang berarti air atau sungai dan kapundung yang berarti buah kepundung. Nama Cikapundung yang ikonik sebagai sungai di Bandung diabadikan dalam lagu pop Sunda era 60-an "Cikapundung" yang dinyanyikan Titim Fatimah dan "Sorban Palid" yang dipopulerkan Nining Meida pada akhir 80-an.

Sebagai lokasi wisata, Teras Cikapundung dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk memanjakan pengunjung. Terdapat ampitheater yang dipayungi pepohonan rindang, cocok untuk kegiatan eksibisi, pertunjukan, nonton bareng Persib dan lain sebagainya.

Jembatan merah yang menawan siap mengantarkan pengunjung ke seberang sungai. Di sisi seberang pengunjung dapat menikmati suara gemercik air dari kolam ikan yang diisi ikan-ikan khas Cikapundung, seperti ikan badar, kehkel, dan beunteur. Disediakan pula saung atau gubuk kecil untuk sekedar beristirahat atau bisa juga menggelar botram -- istilah Sunda untuk tradisi makan bersama--.

Kolam ikan khas Cikapundung (Sumber: http://berjalanjalan.com)
Kolam ikan khas Cikapundung (Sumber: http://berjalanjalan.com)

Pengunjung juga bisa mencoba wahana permainan air di aliran sungai. Tenang saja, aliran sungai di sekitar Teras Cikapundung ini cukup tenang pada kondisi normal. Kita tidak perlu khawatir saat mendayung perahu karet.

Wahana permainan air Teras Cikapundung (Sumber: https://wisatabaru.com)
Wahana permainan air Teras Cikapundung (Sumber: https://wisatabaru.com)
Teras Cikapundung tidak hanya dibangun untuk menyenangkan hati warga Bandung dan wisatawan. Teras Cikapundung secara tidak langsung juga merupakan pengingat betapa pentingnya sungai dalam kehidupan kita.

Pengunjung seolah diberikan gambaran bahwa sungai bukanlah tempatnya kotor. Sungai bukanlah tempat sampah. Dengan tata kelola tepat yang dibarengi perilaku bersih dan peduli lingkungan hidup, sungai dapat menjadi lokasi yang potensial.

Selama ini kita seringkali mengabaikan kondisi sungai. Tak jarang kita jumpai sampah di aliran sungai, bahkan menggunung saat aliran terhalang atau tersumbat.

Anehnya kebanyakan kita masih mempertahankan perilaku buruk tersebut. Padahal pencemaran sungai sudah jelas-jelas menimbulkan dampak negatif, misalnya banjir dan munculnya berbagai penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan.

Bagaimana? Tertarik berkunjung ke Teras CIkapundung?

Eits, tapi jangan sekarang ya. Tunggu hingga kondisi pandemi cukup terkendali dan ruang-ruang publik dibuka kembali.

Referensi: satu dua tiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun