Mohon tunggu...
Deni Mildan
Deni Mildan Mohon Tunggu... Lainnya - Geologist, Dosen

Geologist, Dosen | Menulis yang ringan-ringan saja. Sesekali membahas topik serius seputar ilmu kebumian | deni.mildan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

5 Fakta Menarik Seputar Olimpiade Tokyo 2020, Tanpa Penonton hingga Podium Plastik Daur Ulang

18 Juli 2021   11:38 Diperbarui: 18 Juli 2021   11:48 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olimpiade Tokyo 2020 (Foto oleh Erik Znder dari Unsplash)

Salah satu gelaran olahraga terakbar sedunia, Olimpiade akan segera dimulai. Tepat pada tanggal 23 Juli  mendatang, Olimpiade Tokyo 2020 akan dibuka dengan upacara pembukaan yang akan dilaksanakan di Olympic Stadium, Tokyo. 

Ada 28 kontingen yang akan berlaga hingga 8 Agustus nanti. Total lebih dari 300 atlet pada 30 cabang olahraga akan bertarung memperebutkan tempat terbaik di podium. 

Olimpiade Tokyo 2020 ini merupakan olimpiade pertama yang pelaksanaannya tertunda dan mengalami penjadwalan ulang akibat pandemi global. Label Tokyo 2020 pun sengaja tidak diubah menjadi Tokyo 2021 karena mempertahankan branding sekaligus merupakan strategi marketing.

Selain beberapa informasi di atas, Olimpiade 2020 juga memiliki beberapa fakta lain yang tidak kalah menarik. Mau tahu apa saja? Yuk, simak selengkapnya!

1. Digelar tanpa penonton

Sebagai warga Nusantara, tentu sudah tidak asing bagi kita melihat siaran olahraga tanpa penonton. Tentu bisa ditebak, kan olahraga apa? Ya, sepakbola.

Meski sama-sama tanpa penonton, Olimpiade Tokyo dan sepakbola Indonesia punya sebab yang jauh berbeda. Indonesia melarang penonton hadir karena suporter barbar suka bikin gaduh dan mengancam keamanan. Di Jepang, Olimpiade digelar tanpa penonton demi meminimalisir penyebaran covid-19.

Ilustrasi stadion kosong di Jepang (Sumber: https://edition.cnn.com)
Ilustrasi stadion kosong di Jepang (Sumber: https://edition.cnn.com)
Keputusan ini harus diambil panitia mengingat kondisi darurat covid-19 di ibu kota Negeri Sakura tersebut. Meski begitu, beberapa venue yang berada di luar Tokyo masih dapat digelar dengan penonton. Tentunya dengan memperhatikan protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah setempat.

Panitia penyelanggara jelas rugi. Sekitar 815 juta dolar Amerika atau setara 11,7 triyun rupiah. Apa boleh buat, resiko ini memang harus ditanggung agar sejalan dengan penanganan covid-19.

2. Tidak ada bendera Rusia

Jangan heran jika nanti atlet kebangsaan Rusia naik podium, tidak akan naik bendera Rusia dan lagu kebangsaanya. Rusia sedang terkena sanksi dari Badan Anti-Doping Dunia.

Bendera Russian (Foto oleh Sam Oxyak dari Unsplash)
Bendera Russian (Foto oleh Sam Oxyak dari Unsplash)
Badan Anti-Doping Dunia (WADA) menemukan bukti doping yang dilakukan secara sistematis tahun 2015 dan dugaan penggunaan doping ketika berlangsungnya Olimpiade musim dingin di Sochi tahun 2014. Karena alasan itu, Rusia tidak diperbolehkan menggunakan nama, bendera, dan lagu kebangsaan dalam kejuaraan, termasuk Olimpiade Tokyo nantinya.

Atlet Rusia masih bisa berlaga. Hanya saja, mereka berkompetisi sebagai kontingen Komite Olimpiade Rusia (ROC) dan menggunakan bendera ROC sebagai pengganti bendera kebangsaan.

3. Debut cabor surfing

Olimpiade Tokyo 2020 merupakan debut pertama surfing atau selancar. Cabang olahraga surfing sendiri diresmikan pada Agustus 2016, tepat saat pelaksanaan Olimpiare Rio 2016.

Ilustrasi surfing (Foto oleh Jeremy Bishop dari Unsplash)
Ilustrasi surfing (Foto oleh Jeremy Bishop dari Unsplash)
Meski terhitung baru, cabor satu ini langsung menarik minat banyak negara, termasuk Indonesia. Indonesia sendiri optimis dapat meraih medali. Rio Waida, peselancar asal Bali menjadi wakil Indonesia pada cabang ini.

4. Sang maskot, Miraitowa

Seperti halnya event olahraga lain, Olimpiade Tokyo 2020 juga memiliki maskot yang unik dan khas. Miraitowa karya Riyo Taniguchi merupakan nama resmi dari maskot Olimpiade kali ini.

Miraitowa, maskot Olimpiade Tokyo (Sumber: https://banjarmasin.tribunnews.com)
Miraitowa, maskot Olimpiade Tokyo (Sumber: https://banjarmasin.tribunnews.com)
Berdasarkan informasi yang dituliskan di laman resmi Olympics, Miraitowa diambil dari kata dalam bahasa Jepang. Kata "mirai" berarti masa depan, sementara "towa" adalah keabadian.

Corak kotak-kotak pada tubuh Miraitowa terinspirasi dari logo resmi Olimpiade Tokyo 2020. Corak tersebut juga merupakan cerminan kolaborasi antara tradisi lama dan inovasi baru.

Proses pemilihan maskot menjadi salah satu keunikan Olimpiade Tokyo. Pemilihan melibatkan 16.769 sekolah dasar di Jepang, dengan setiap kelas mewakilkan satu suara. Secara keseluruhan, 205.755 kelas sekolah dasar berpartisipasi dalam pemilihan ini.

5. Podium plastik daur ulang

Jepang memang yang terbaik dalam urusan inovasi. Olimpiade Tokyo 2020 menjadi kesempatan bagi para inovator, penggagas ide, dan desainer untuk melehirkan kreasi-kreasi luar biasa.

Podium Olimpiade Tokyo (Sumber: https://sport.detik.com)
Podium Olimpiade Tokyo (Sumber: https://sport.detik.com)
Mengusung tema keberlangusngan hidup, panitia penyelenggara menyiapkan beberapa perlengkapan ramah lingkungan. Salah satu yang paling unik adalah podium yang terbuat dari plastik daur ulang.

Podium karya desainer Asao Tokolo terbuat dari plastik limbah rumah tangga. Ia juga memanfaatkan sampah plastik yang berasal dari laut.

Referensi: satu dua tiga empat lima enam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun