Mohon tunggu...
Deni Mildan
Deni Mildan Mohon Tunggu... Lainnya - Geologist, Dosen

Geologist, Dosen | Menulis yang ringan-ringan saja. Sesekali membahas topik serius seputar ilmu kebumian | deni.mildan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pelajaran Berharga dari Kegagalan Potong Rambut Sendiri di Rumah

7 Juli 2021   05:00 Diperbarui: 27 Juli 2021   12:06 1953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu malam, tiada angin dan tiada hujan, tiba-tiba muncul ide dalam benak. "Potong rambut sendiri di rumah tampaknya menarik," pikir saya.

Di tengah kondisi pandemi, banyak kegiatan yang dibatasi. Tidak lagi ada keleluasaan saat berada di pusat perbelanjaan dan kafe tongkrongan. Pergi ke tukang cukur pun membuat otak berpikir dua kali.

Seketika jari menari, mencari referensi artikel dan video terkait. Salah satu yang paling melekat saat itu adalah video Ariel NOAH memotong sendiri rambutnya yang mulai panjang.

Dengan cekatan ia memotong rambutnya helai demi helai. Clipper ia gunakan untuk memotong tipis bagian samping kepala. Sederhana saja model rambut yang ia coba buat.

Sisanya ia andalkan gunting untuk finishing. Terdengar bunyi aneh sih saat rambut beradu dengan gunting. Ia menggunakan gunting kertas barangkali.

Sebagai sentuhan akhir, ia oleskan pomade ke seluruh rambut. Terlihat asal-asalan, namun masih masuk kategori oke.

Di video lain, seorang penata rambut asal luar negeri memotong rambutnya sendiri tanpa bantuan clipper. Ia murni menggunakan gunting. Tak ada yang membantu, hanya beberapa cermin untuk menjangkau pandangan ke sisi tak terlihat.

Akhirnya percaya diri muncul. Sepertinya saya juga bisa melakukannya. Tidak sulit, cuma perlu hati-hati sedikit agar potongan tetap rapi.

Bermodalkan gunting, kamera depan ponsel, dan cermin seukuran ubin tegel, saya kemudian melancarkan operasi. Ragu bagian mana yang hendak dipotong duluan, saya lalu memangkas bagian samping kanan.

"Sejauh ini lancar," begitu pikir saya. Bagian samping kiri dipotong berikutnya.

Bagian belakang jadi yang paling sulit. Gerakan tangan yang kaku harus menyesuaikan posisi gunting agar tidak meninggalkan pitak. Bisa-bisa saya jadi bahan tertawaan orang di luar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun