Vaksin merupakan salah satu penemuan terbesar dalam dunia medis. Vaksin telah memungkinkan manusia megembangkan kekebalan terhadap penyakit-penyakit berbahaya.
Konsep imunisasi dan vaksinasi ditemukan oleh Edward Jenner. Ia pertama kali mempublikasikan kajiannya pada pada tahun 1798 dalam bukunya Penyelidikan Variolae vaccinae yang dikenal sebagai cacar sapi, yang menjelaskan efek perlindungan cacar sapi terhadap cacar.Â
Istilah vaccinae dari nama taknosomi cacar sapi kemudian diperluas tidak hanya untuk perlindungan terhadap cacar sapi. Muncullah istilah vaccine atau vaksin seperti sekarang.
Vaksin telah terbukti paling efektif dalam melawan dan memusnahkan penyakit infeksi menular. Pemberian vaksin dapat mencegah berbagai penyakit berbahaya yang mengakibatkan kecatatan bahkan kematian dapat dihindari. Hasilnya, manusia bisa menambah usia harapan hidup hingga 30 tahun lebih lama dibandingkan 1 abad yang lalu.
Penggunaan vaksin dan program imunisasi saat ini telah dilakukan di berbagai negara. Di Indonesia sendiri, pemberian vaksin dasar secara gratis, seperti vaksin Hepatitis-B, Polio, BCG, dan DPT, merupakan program pemerintah untuk menjaga kesehatan  anak.
Meski telah terbukti efektif, nyatanya vaksin masih memperoleh penolakan dari berbagai belahan dunia. Suara penolakan vaksin paling vokal justru datang dari negara-negara maju dan adidaya.Â
Bahkan sampai tahun 2019 lalu, Perancis mendapatkan predikat negara paling anti vaksin. Satu dari 3 penduduk Perancis menganggap vaksin tidak aman dan satu dari 10 penduduk berpikir bahwa imunisasi tidak penting bagi anak-anak.
Indonesia pun tidak lepas dari gerakan penolakan vaksin. Beragam argumen dilontarkan untuk menyanggah pemberian vaksin khususnya pada anak, mulai dari landasan agama hingga perlawanan terhadap persekongkolan elit global. Hal tersebut tak jarang membuat orang tua ragu bahkan ikut-ikutan menolak imunisasi vaksin untuk anak mereka.
Secara garis besar, inilah 4 alasan orang tua menolak vaksin untuk anak.
1. Kepercayaan agama
Karena saya muslim dan saya hanya bisa menghadirkan pandangan dari perspektif muslim, mari kita ambil contoh respon umat Islam Indonesia terhadap pemberian vaksin.