Ya, sesederhana itu.
Aturan 20 detik ini memanfaatkan cara kerja pikiran kita. Manusia pada umumnya akan memilih usaha yang lebih mudah ketimbang menghadapi berbagai macam halangan. Kekurangan ini justru merupakan senjata untuk menjalankan aturan 20 detik tersebut.
Waktu 20 detik yang singkat bisa dimanfaatkan untuk memberikan rintangan agar suatu kegiatan lebih sulit dilakukan.Â
Misalnya, kamu punya kebiasaan membua Instagram berjam-jam hingga larut malam. Dalam waktu 20 detik kamu bisa menjauhkan ponsel dari kasur ke atas meja.
Saat muncul keinginan untuk membuka Instagram, kita akan merasa terlalu repot untuk mengambil ponsel di atas meja. Akhirnya pikiran kita akan teralihkan untuk hal lain, tidak lagi berminat mengintip Instagram.
Bagi kamu yang sedang berjuang mengakhiri kecanduan pornografi internet, 20 detik bisa kamu manfaatkan untuk menginstal site blocker atau app blocker di gawaimu. Bisa juga kamu tambahkan password atau pengamanan ekstra lainnya. Jadi terlalu banyak rintangan untuk menonton konten porno, bukan?
Kan mudah, tinggal copot saja aplikasi blocker-nya?
Di sinilah tekad berperan penting. Tentunya tidak sulit untuk mengkhianati usaha kecil yang kita lakukan. Tekad diperlukan untuk mencegah kita melanggar komitmen yang telah kita buat kepada diri sendiri.
Tidak hanya untuk mengatasi kebiasaan buruk, aturan 20 detik ini juga bisa dipakai untuk memulai kebiasaan-kebiasaan positif.
Dalam waktu 20 detik, kamu bisa mengurangi rintangan yang menghalangi kamu dari kebiasaan baik.
Saat belajar bermain gitar, Achor cuma butuh 20 detik untuk memindahkan gitar ke dekat kursinya. Karena posisinya yang strategis, gitar tersebut mudah diraih. Achor lebih mudah termotivasi mempelajari permainan gitar daripada saat gitarnya ia taruh di sudut rumahnya.