Umar bukan hanya tidak populer di kalangan orang-orang di luar negeri Islam. Umat Islam sendiri pun kadang tidak mengenalinya saking sederhana kehidupannya. Dikisahkan Umar pernah mendapati seorang janda yang terpaksa memasak batu di pancinya. Anak-anaknya menangis karena lapar.
Kepada pria yang tidak dikenalnya tersebut si janda mengeluh atas ketidakpedulian khalifah terhadap penderitaan rakyatnya. Umar bin Khattab dianggapnya tidak mau melihat ke bawah, memastikan sudah terpenuhikah kebutuhan rakyatnya.
Mendengar ucapan tersebut Umar menangis, meninggalkan janda tersebut, kemudian bergegas memikul sekarung gandum di punggungnya. Ia ingin memikul sendiri apa yang menjadi bebannya sebagai pemimpin. Ia takut menjadi pemimpin yang zalim.
Saat si janda bertemu dengan Umar di Baitul Maal, ia baru sadar yang semalam ia caci maki ternyata tepat berada di depan matanya. Ia malu karena sosok yang dihinanya ternyata telah rela membantunya, tidak seperti persangkaannya.
Umar bin Khattab adalah sosok pemimpin teladan. Segalan kejayaan yang diberikan kepadanya tidak lantas membuat Umar lupa daratan. Ia tetap bertaqwa dan takur terjerumus ke dalam dosa.
Semoga kisah-kisah tersebut dapat menjadi inspirasi bagi kita, khususnya para pemimpin dimana pun berada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H