Di balik rindangnya pepohonan kawasan Jalan Ganesa, Bandung, berdiri megah sebuah masjid unik yang lain dari masjid kebanyakan. Tidak ada kubah, tidak ada pilar-pilar tinggi. Gaya arsitektur kontemporer tersebut merupakan salah satu ciri paling ikonik dari Masjid Salman ITB.
Masjid Salman ITB diinisiasi pembangunannya pada tahun 1963. Di tengah pusaran budaya barat yang begitu kental dalam aktivitas akdemik maupun keseharian, para pendiri Masjid Salman ITB pantang menyerah menggalang dukungan.
Ir. Soekarno selaku Presiden RI sekaligus alumni ITB turut serta memberikan restu dalam pembangunan masjid tersebut. Nama Salman disematkan Soekarno karena teringat dengan salah seorang sahabat Rasulullah SAW, Salman Al-Farisi. Kebrilianan Salman dalam menggagas strategi pembuatan parit pada Perang Khandaq jadi inspirasinya.
Sejak pertama kali mengunjunginya pada tahun 2016, Masjid Salman ITB saya nobatkan sebagai salah satu masjid favorit. Saya kerap mengunjunginya di berbagai kesempatan, termasuk Ramadan sekarang ini. Ada beberapa hal yang membuat Masjid Salman ITB begitu berkesan.
1. Gaya arsitektur yang modern
Masjid Salman ITB merupakan salah satu pelopor dalam arsitektur masjid modern di Indonesia. Secara berani para perancangnya meninggalkan pakem-pakem gaya bangunan masjid yang telah umum dikenal. Pada saat sebagian besar atap masjid-masjid di Indonesia lainnya berbentuk atap tumpang, kubah, atau kombinasi dari keduanya, maka masjid ini didesain dengan menggunakan atap datar yang setiap ujung atapnya berbentuk melengkung hingga menyerupai sebuah mangkok terbuka.
2. Kegiatan yang beragam
Pada zaman Rasulullah SAW, masjid tidak hanya difungsikan sebagai tempat ibadah. Masjid juga merupakan pusat peradaban, tempat umat muslim saling bertukar pikiran, menuntut ilmu, dan fasilitator dalam upaya pengembangan umat.
Masjid Salman ITB mengadopsi konsep tersebut. Hampir sepanjang tahun masjid ini tidak pernah berhenti menyelenggarakan kegiatan yang diperuntukkan bagi kader maupun masyarakat umum.
3. Bagi-bagi hadiah kepada jamaah
Masjid Salman ITB seringkali menyediakan hadiah bagi jamaah yang berkunjung. Di Bulan Ramadan seperti sekarang kegiatan tersebut makin gencar dilakukan.Â
Saat maghrib tiba jamaah akan diberikan makanan untuk berbuka puasa lengkap, mulai dari kurma hingga nasi dan lauk pauknya. Hal tersebut merupakan daya tarik bagi Para Pencari Takjil yang gemar berkeliling, menjelajahi masjid satu ke masjid lainnya. Sesekali hadiah lain dibagikan kepada jamaah, misalnya sajadah kecil yang saya dapatkan sepulang shalat tarawih kemarin.
Jamaah juga bisa ikut berpartisipasi dalam pengadaan hadiah-hadiah tersebut. Donasi bisa diserahkan secara tunai maupun digital.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H