Berdasarkan hasil survey Instagram dinyatakan sebagai yang paling dampaknya bagi kesehatan mental, diikuti platform lain seperti Snapchat, Facebook, Twitter dan Youtube.
Mari kita ambil Instagram sebagai salah satu contoh.
Seperti telah kita ketahui, Instagram menawarkan tempat bagi siapa saja untuk berbagi beragam hal, bahkan hingga yang sifatnya pribadi sekalipun.Â
Platform ini juga melanggengkan para penggunanya untuk senantiasa mengunggah bermacam-macam konten sesempurna mungkin sebagai representasi kehidupan ideal.Â
Tampilan yang nyaris tanpa cela tersebut mendorong sebagian anak muda untuk menirunya dan memandang keberhasilan para pesohor sebagai target hidup yang harus dicapai.
Media sosial juga ternyata bisa memberikan dampak sebaliknya yang tidak kalah buruk. Foto dan video momen spesial orang-orang yang kita kenal di media sosial juga kerap menjadi pemicu rasa iri dan minder dalam diri penggunanya.Â
Dengan melihat suguhan konten-konten tersebut, secara tidak langsung muncul perasaan membanding-bandingkan kehidupan kita dengan orang lain.Â
Alih-alih terpacu dan menjadikannya sebagai tantangan, kita malah merasa putus asa dan menganggap kehidupan kita tidak semenyenangkan orang lain.
Jika menilik kembali ke dalam definisi di awal, kehidupan digital media sosial berpotensi mengaburkan poin-poin fundamental dalam target hidup. Ia mengaburkan apa yang penting dan realistis bagi diri kita dan menggantikannya dengan model ideal yang seolah wajib kita tiru.Â
Tentu saja media sosial juga memiliki pengaruh positif jika digunakan dengan baik. Media sosial bisa jadi sumber inspirasi dalam mengembangkan diri menuju target hidup yang diidam-idamkan.Â
Pondasi yang kuat tentang pemahaman diri adalah kunci memegang kendali derasnya arus informasi masa kini.