Tarawih mendekatkan diri pada Ilahi
Lagu tersebut juga menjadi bentuk sindiran bagi ayah-ayah di luar sana yang kurang peduli dengan rasa ingin tahu sang anak. Memberikan pemahaman yang baik kepada anak tentang jalan hidupnya sebagai seorang muslim kerap dilupakan oleh sebagian ayah.Â
Dengan dalih sibuk mencari nafkah, urusan mendidik anak kerap diserahkan kepada sang ibu yang juga harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Beberapa di antaranya bahkan juga bekerja untuk suplemen keuangan keluarga.
Tuntutan sebagai sosok pemimpin bagi kaum laki-laki kadang disalahartikan sebagai superioritas bagi para ayah. Ayah dianggap berhak mengerjakan urusan pribadinya dan meninggalkan pengasuhan anak yang dianggapnya remeh. Cara berpikir yang demikian adalah hal yang biasa kita jumpai di masyarakat.
Padahal menurut ahli, perhatian ayah dalam pendidikan anak sangat penting. Anak yang tidak merasakan kehadiran sang ayah akan mengalami gangguan psikologis seperti mudah gelisah, mudah sedih, dan kurang percaya diri. Dalam beberapa kasus bahkan anak melakukan agresi terhadap orang tua.Â
Dalam Alquran pun secara tersirat telah diisyaratkan bahwa hubungan ayah dan anak merupakan salah satu kunci dalam proses tumbuh kembang anak. Kita akan menemukan lebih banyak ayat yang menjelaskan dialog ayah dan anak dalam berbagai situasi. Beberapa yang kita kenal di antaranya ucapan Nabi Ibrahim saat hendak menyembelih Nabi Ismail dan wejangan Luqman kepada anaknya tentang tauhid dan adab dalam kehidupan sehari-hari.
Ada Anak Bertanya pada Bapaknya bukanlah sebuah lagu yang didendangkan semata-mata untuk hiburan. Di balik itu ada filosofi dan makna mendalam yang patut kita renungkan, khususnya bagi kita figur pemimpin keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H