Mohon tunggu...
Deni Mildan
Deni Mildan Mohon Tunggu... Lainnya - Geologist, Dosen

Geologist, Dosen | Menulis yang ringan-ringan saja. Sesekali membahas topik serius seputar ilmu kebumian | deni.mildan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

The Book of Ikigai: Resep Bahagia Orang Jepang

20 Februari 2021   16:14 Diperbarui: 20 Februari 2021   16:29 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Apakah saya ada di jalur hidup yang tepat?” merupakan keresahan utama menjelang kepala tiga.

Beberapa buku yang sepertinya menarik dan sejalan dengan keresahan saya jajal. Itulah mengapa beberapa waktu belakangan saya sering membuat ulasan mengenai beberapa buku pengembangan diri. Sambil menyelam minum air, membaca sambil berbagi pengalaman. Kali ini yang menghipnotis saya adalah The Book of Ikigai karya Ken Mogi.

Ikigai adalah istilah Jepang untuk menjelaskan kesenangan dan makna kehidupan. Secara harfiah ikigai terdiri dari “iki” yang berarti untuk hidup dan “gai” yang bermakna alasan. Ikigai-lah yang memberikan motivasi bagi seseorang untuk terus menjalani kehidupan dengan bahagia. Sederhananya, ikigai adalah alasan mengapa kita bangun di pagi hari.

Tidak perlu mengasosiasikan ikigai dengan pencapaian besar dalam hidup layaknya Hayao Miyazaki, animator kenamaan Jepang. Ikigai nyatanya bisa diterapkan dalam hal-hal kecil di keseharian kita. Bagi beberapa orang ikigai dapat mengantarkan mereka menuju kesuksesan, tetapi kesuksesan itu bukanlah prasyarat untuk memiliki ikigai. Intinya, ikigai bukan merupakan tuntutan untuk mencapai prestasi atau posisi tertentu.

Ikigai dinilai penting karena dapat memberikan dampak bagi pemiliknya. Orang-orang di Okinawa memiliki harapan hidup yang cukup tinggi karena mereka memiliki ikigai. Ikigai memberikan gairah kepada seorang master karate terus hidup hingga 102 tahun karena semangatnya dalam memelihara seni beladirinya, begitu juga kepada nenek yang tetap bersemangat menjalani hidup karena ingin menggendong cicitnya yang lucu. 

Ken Mogi menitikberatkan pada pentingnya lima pilar ikigai yang dapat menjadi pondasi bagi berkembangnya ikigai seseorang. Membangun ikigai dapat dimulai dari hal-hal kecil seperti membiasakan runititas pagi hari. Membebaskan diri sendiri dan menerima apa adanya dapat membantu melepaskan beban pikiran dan stres sehingga kita dapat fokus pada kebahagian dari hal-hal kecil yang ada di tempat dan waktu sekarang. Komitmen tentunya diperlukan agar nilai-nilai kehidupan senantiasa selaras dan berkesinambungan.

Ikigai yang memang merupakan filosofi hidup orang Jepang pada umumnya cukup berkaitan erat dengan sekulerisme. Penulis menganggap nilai-nilai kehidupan dalam ikigai tidak ada hubungannya dengan Tuhan dan aturan agama tertentu yang membatasi baik dan buruk, khususnya agama monoteisme. Saya yang seorang muslim harus agak teliti memilah mana yang relevan dan kurang pas dengan pandangan Islam. 

The Book of Ikigai direkomendasikan bagi pembaca yang tengah gundah dalam menghadapi tuntutan hidup. Buku ini dapat mengingatkan kita untuk menikmati hal-hal kecil dalam hidup dan memaknainya.

Informasi Buku

Judul                    :The Book of Ikigai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun