Mohon tunggu...
Deni Mildan
Deni Mildan Mohon Tunggu... Lainnya - Geologist, Dosen

Geologist, Dosen | Menulis yang ringan-ringan saja. Sesekali membahas topik serius seputar ilmu kebumian | deni.mildan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ke Mana Perginya Tayangan Kartun Minggu Pagi?

6 Januari 2019   10:26 Diperbarui: 6 Januari 2019   10:57 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi kita generasi 90-an pastinya tidak asing dengan tayangan kartun Minggu pagi. Saya ingat betul beberapa stasiun televisi menyiarkan tanpa henti serial kartun mulai pukul 6 pagi bahkan hingga menjelang tengah hari. 

Bagi saya yang menghabiskan sebagian besar waktu di sekolah selama 6 hari berturut-turut, tayangan kartun di Minggu pagi menjadi semacam hiburan murah meriah. Tidak perlu pergi ke tempat wisata atau jalan-jalan ke pusat perbelanjaan, nongkrong di depan televisi saja sudah sangat menyenangkan.

Akan tetapi belakangan ini saya merasa kalau tayangan kartun di hari Minggu pagi semakin sedikit porsinya. Tayangan kartun yang dahulu memanjakan anak-anak hingga pukul 11-12 siang sekarang berhenti pada sekitar pukul 09.00. 

Waktu-waktu yang biasanya diisi kartun-kartun seru penuh aksi dan laga sekarang digantikan oleh program-program wisata petualangan dan sinetron bertema religi yang ceritanya seringkali tidak masuk akal. Kenapa bisa terjadi demikian?

Internet

Internet mau tidak mau telah memberikan banyak inovasi dalam keseharian kita. Informasi apapun bisa kita peroleh dengan mudah selama kita terkoneksi dengan internet. Tips memasak, mendekorasi rumah, termasuk konten-konten hiburan untuk anak-anak dari dalam dan luar negeri pun bisa kita akses dengan menggunakan internet kapan saja dan dimana saja. 

Apalagi saat ini ponsel pintar dengan akses internet sudah lumrah digunakan masyarakat kita. Orang tua tidak perlu menunggu Minggu pagi untuk memberikan hiburan tayangan kartun kepada anak-anak mereka. Cukup klik konten yang diinginkan, anak-anak bisa menikmati tayangan kartun favorit mereka.

Rating yang terus menurun

Sebenarnya poin ini berkaitan erat dengan poin pertama di atas. Saat internet lebih unggul dalam penyediaan konten-konten hiburan bagi anak-anak, program televisi secara otomatis akan tersingkir. DIbandingkan dengan akses internet yang mudah dan cepat, televisi memiliki keterbatasan dalam segi waktu. Stasiun televisi hanya bisa menayangkan program-prpgram sesuai jadwalnya. 

Lama-kelamaan rating tayangan kartun anak-anak di hari Minggu pagi akan semakin berkurang. Untuk menghindari kerugian dari penayangan program dengan rating rendah, stasiun televisi mau tidak mau harus mengurangi jatah tayangan kartun anak-anak atau bahkan menggantiya dengan program lain dengan target pemirsa yang bukan anak-anak.

Ada yang lebih menyenangkan dari kartun

Bagi kami generasi 90-an tayangan kartun Minggu pagi merupakan surga dunia tanpa gangguan PR dan perintah ibu untuk berbelanja ke warung. Tidak ada yang lebih menyenangkan selain duduk manis menonton kartun pada saat itu. Ya, pada saat itu. Barangkali situasinya berbeda untuk saat ini.

DI tengah gempuran teknologi informasi dan gaya hidup milenial, perilaku anak-anak tentunya juga akan ikut berubah sesuai dengan zamannya. Tayangan kartun yang dulu dianggap istimewa bagi sebagian anak saat ini sudah menjadi hal yang biasa. 

Takaran "menyenangkan" bagi sebagian anak barangkali agak sedikit berbeda, Mereka menganggap game online, jalan-jalan di tengah keramaian car-free day, dan kegiatan lainnya lebih menyenangkan ketimbang menonton kartun. Hal ini dapat berpengaruh pada poin 2 dan berdampak pada apa yang terjadi saat ini pada tayangan kartun.

*             *             *

Sebagian orang menganggap keberadaan kartun Minggu pagi harus dilestarikan karena merupakan hiburan yang berharga bagi anak-anak ditengah kepenatan kegiatan sekolahnya. Pernyataan tersebut tidaklah keliru. 

Hanya saja perlu diperhatikan bahwa kita tidak bisa mengelak dari perkembangan zaman dan perilaku manusia agar selaras dengannya. Tinggal kita orang dewasa yang harus pandai-pandai memilah konten yang tepat untuk anak-anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun