Dalam pencariannya, Nina menemukan data yang mengejutkan: 48% pekerja di seluruh dunia mengalami burnout. Ia sendiri tidak asing dengan kondisi itu. Sebagai jurnalis, Nina sering bekerja lembur, mengejar tenggat waktu, dan merasa bersalah jika mengambil waktu untuk dirinya sendiri. Namun, ia tahu bahwa liburan singkat atau rutinitas self-care tidak akan menyelesaikan masalahnya.
Burnout, ia sadari, adalah gejala dari budaya yang salah---budaya yang terus-menerus menilai orang dari seberapa produktif mereka. Selama kita terus mengaitkan identitas kita dengan pekerjaan, burnout akan terus menjadi momok bagi banyak orang.
Membangun Identitas yang Lebih Beragam
Nina kemudian memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Ia mulai berpikir tentang cara membangun identitas yang lebih beragam, yang tidak hanya bergantung pada pekerjaannya sebagai jurnalis. Dalam salah satu wawancara untuk bukunya, ia mendengar seorang ahli memberikan analogi yang menarik: "Identitas itu seperti portofolio keuangan. Jika semuanya diinvestasikan di satu tempat, kamu akan rapuh. Tapi jika kamu diversifikasi, kamu menjadi lebih tangguh."
Kata-kata itu menginspirasi Nina. Ia mulai mencoba hal-hal baru di luar pekerjaannya. Ia bergabung dengan komunitas seni lokal, mulai belajar melukis, dan bahkan menjadi sukarelawan di sebuah panti asuhan. Dalam proses ini, Nina merasa lebih bahagia dan seimbang. Ia menemukan bahwa dirinya lebih dari sekadar seorang jurnalis. Ia juga seorang pelukis, teman, anak, dan anggota komunitas.
Langkah-Langkah Praktis yang Mengubah Hidup Nina
Perjalanan Nina tidak terjadi dalam semalam. Ia tahu bahwa mengubah cara ia melihat dirinya sendiri membutuhkan waktu dan upaya. Berikut adalah langkah-langkah yang ia ambil untuk membangun identitas yang lebih utuh:
Menciptakan Waktu Khusus untuk Diri Sendiri
Nina mulai menetapkan batasan. Setiap malam Minggu, ia meluangkan waktu untuk melukis atau membaca buku favoritnya. Ia juga mematikan notifikasi pekerjaan di malam hari, sesuatu yang awalnya sulit, tetapi sangat membantunya merasa lebih tenang.Bergabung dengan Komunitas Baru
Ia bergabung dengan kelompok seni di kotanya. Di sana, tidak ada yang peduli apa pekerjaan Nina. Yang penting adalah kreativitas dan kebersamaan.Mengubah Pola Pikir dalam Percakapan Sosial
Ketika bertemu orang baru, Nina berhenti bertanya, "Kamu kerja apa?" Sebagai gantinya, ia bertanya, "Apa yang kamu suka lakukan di waktu luang?" Pertanyaan ini membuka percakapan yang lebih menarik dan bermakna.Memulai dari Hal-Hal Kecil
Nina tidak mencoba mengubah hidupnya secara besar-besaran dalam semalam. Ia memulai dengan langkah kecil, seperti berjalan-jalan setiap pagi atau mencoba resep masakan baru.