Ketika kita membicarakan teknologi masa depan yang dapat menyelamatkan nyawa, mungkin yang pertama kali terlintas dalam benak adalah robot-robot canggih atau alat medis futuristik yang bisa langsung mendiagnosis penyakit dengan tepat. Namun, apa jadinya jika ada alat sederhana yang bekerja layaknya detektor asap tetapi digunakan untuk mendeteksi penyakit? Inilah yang sedang dibayangkan oleh para ilmuwan, sebuah alat "hidung mekanis" yang bisa mencium penyakit sebelum gejala mulai muncul.
Gagasan ini terdengar seperti sesuatu dari film fiksi ilmiah, tetapi faktanya konsep ini terinspirasi dari alam, khususnya dari hewan seperti anjing dan musang. Banyak dari kita mungkin sudah pernah mendengar bahwa anjing bisa dilatih untuk mendeteksi penyakit seperti kanker atau gula darah rendah. Dengan mengandalkan indera penciumannya yang luar biasa, anjing bisa mencium perubahan kimiawi dalam tubuh manusia yang terjadi akibat reaksi metabolisme tertentu. Ini adalah titik awal dari perjalanan penelitian ilmuwan yang ingin mereplikasi kemampuan ini dalam mesin.
Penelitian yang dilakukan oleh pembicara dalam video yang diulas ini bermula dari rasa penasaran yang luar biasa tentang bagaimana hewan bisa mengenali perubahan pada tubuh manusia atau hewan lain hanya dari bau. Awalnya, peneliti ini bukanlah seorang ilmuwan, melainkan seorang musisi. Namun, ketertarikannya pada dunia ilmiah membuatnya beralih profesi dan memfokuskan diri pada satu pertanyaan penting: bagaimana hewan, seperti anjing dan musang, bisa mendeteksi penyakit?
Langkah pertama dalam penelitiannya adalah melibatkan musang, bukan anjing, untuk mendeteksi virus flu burung atau avian influenza. Kenapa musang? Karena musang memiliki sensitivitas penciuman yang sangat baik dan cukup mudah dilatih dalam lingkungan laboratorium. Dalam percobaan tersebut, musang dilatih untuk mendeteksi bahan kimia yang dihasilkan oleh bebek yang terinfeksi virus flu burung. Hasilnya, musang berhasil mendeteksi virus dengan akurasi mencapai 90% di lingkungan laboratorium. Ketika mereka dihadapkan pada sampel dunia nyata yang lebih kompleks, tingkat akurasinya sedikit menurun menjadi 79%, tetapi ini tetaplah pencapaian yang mengesankan.
Meski demikian, meskipun musang memiliki kemampuan luar biasa, dalam kenyataannya, anjing lebih praktis digunakan untuk situasi dunia nyata. Maka, peneliti kemudian melanjutkan eksperimennya dengan melatih anjing untuk mendeteksi virus flu burung. Hasilnya lebih menggembirakan lagi, karena anjing bukan hanya dapat mendeteksi virus dengan sangat baik, tetapi mereka juga dapat digunakan dalam skala yang lebih luas. Anjing-anjing ini kemudian digunakan di peternakan ayam untuk memeriksa adanya infeksi flu burung di antara ayam-ayam yang ada, mencegah penyebaran virus lebih lanjut. Bayangkan, dengan kemampuan luar biasa ini, anjing-anjing tersebut dapat membantu menyelamatkan ribuan ayam sekaligus mencegah potensi wabah yang bisa menular ke manusia.
Namun, penemuan ini tidak berhenti di flu burung. Peneliti juga memperluas penelitiannya ke penyakit lain, seperti Chronic Wasting Disease (CWD), yang merupakan penyakit degeneratif pada rusa yang menyebar melalui cairan tubuh. Di laboratorium, anjing yang dilatih untuk mendeteksi CWD menunjukkan hasil yang sangat akurat, bahkan ketika diterjunkan ke lapangan di peternakan rusa dan stasiun pemeriksaan pemburu. Keberhasilan ini membuka pintu untuk penggunaan yang lebih luas dalam pencegahan penyakit, baik pada hewan maupun manusia.
Di masa depan, penelitian ini tidak hanya akan berhenti pada hewan saja. Tujuan jangka panjangnya adalah mengembangkan sebuah perangkat yang dapat bekerja layaknya hewan-hewan ini. Sebuah "hidung mekanis" yang mampu mencium perubahan kimiawi dalam tubuh manusia atau hewan bahkan sebelum gejala klinis muncul. Mesin ini akan sangat bermanfaat di tempat-tempat seperti bandara, rumah sakit, atau peternakan, di mana deteksi dini penyakit sangat krusial. Meskipun teknologi seperti ini mungkin masih membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dikembangkan sepenuhnya, bayangkan dampaknya. Wabah penyakit seperti COVID-19 atau flu burung bisa dideteksi lebih awal, bahkan sebelum penyebarannya meluas.
Tetapi sampai teknologi tersebut benar-benar ada, anjing, musang, dan hewan-hewan lain masih menjadi harapan terbaik kita dalam upaya mendeteksi penyakit sejak dini. Bayangkan sebuah dunia di mana kita bisa menggunakan hewan-hewan ini di laboratorium, peternakan, dan bahkan di klinik kesehatan untuk mendeteksi penyakit menular. Mereka bukan hanya menjadi sahabat setia manusia, tetapi juga menjadi penyelamat nyawa melalui hidung mereka yang luar biasa sensitif.
Penelitian ini telah menunjukkan bahwa kita sebenarnya tidak perlu menunggu teknologi canggih untuk mulai melakukan sesuatu yang signifikan dalam pencegahan penyakit. Dengan memanfaatkan kemampuan hewan yang sudah ada di sekitar kita, kita dapat menciptakan sistem deteksi yang lebih cepat, lebih murah, dan lebih efektif untuk berbagai penyakit. Anjing dan musang hanyalah permulaan dari perjalanan panjang menuju masa depan di mana deteksi penyakit bisa dilakukan dengan sangat cepat dan efisien.
Selain itu, penelitian ini juga memberi kita wawasan baru tentang pentingnya hubungan antara manusia dan hewan. Bukan hanya sebagai sahabat atau penjaga, tetapi juga sebagai alat yang sangat berharga dalam menjaga kesehatan dan keselamatan manusia. Di banyak peternakan dan laboratorium, anjing dan musang ini bisa menjadi barisan pertahanan pertama kita melawan wabah penyakit yang bisa merugikan baik manusia maupun hewan ternak.
Jadi, ketika kita berpikir tentang masa depan kesehatan, mungkin sudah saatnya kita mulai melihat lebih dekat pada makhluk-makhluk kecil yang hidup di sekitar kita. Mereka tidak hanya bisa membawa kebahagiaan dan tawa dalam hidup kita, tetapi juga berpotensi menyelamatkan nyawa kita. Penelitian ini bukan hanya tentang menemukan cara baru untuk mendeteksi penyakit, tetapi juga tentang menghargai kemampuan luar biasa dari dunia alami yang seringkali kita anggap remeh.
Dalam beberapa bulan atau tahun mendatang, kita mungkin akan melihat semakin banyak hewan yang dilatih untuk mendeteksi penyakit di berbagai tempat. Dan siapa tahu, mungkin tidak lama lagi kita akan melihat "hidung mekanis" pertama di rumah sakit atau di peternakan. Apa pun yang terjadi, satu hal yang pasti: masa depan deteksi penyakit ada di sini, dan itu dimulai dari hidung---baik itu milik anjing, musang, atau bahkan mesin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H