Mohon tunggu...
Deni Lorenza
Deni Lorenza Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

Seorang penulis berdedikasi yang mengeksplorasi pengembangan diri dan perubahan hidup melalui tulisan yang inspiratif dan berbasis penelitian ilmiah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Humor dan Kreativitas di Sekolah Dasar: Pelajaran Hidup dari Guru Improv

12 September 2024   18:08 Diperbarui: 12 September 2024   18:10 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bekerja di sekolah dasar bisa menjadi pengalaman yang penuh kejutan. Setiap hari, seorang guru dapat menemukan momen tak terduga yang mengundang tawa dan refleksi mendalam tentang hidup. Seperti yang dialami oleh seorang guru yang tidak hanya mengajar anak-anak, tetapi juga memberikan pelajaran penting tentang humor, spontanitas, dan kreativitas.

Di awal kariernya di sebuah sekolah dasar, guru ini menemukan bahwa berinteraksi dengan anak-anak berarti menghadapi situasi yang tidak terduga setiap saat. Anak-anak selalu membawa perspektif yang segar dan polos terhadap dunia di sekitar mereka. Suatu hari, ia memberikan tugas sederhana kepada sekelompok siswa kelas tiga untuk menggambar bentuk-bentuk geometris. Tugas ini, yang seharusnya mudah, berubah menjadi sesuatu yang lucu ketika anak-anak tersebut mulai menulis nama-nama seperti "Amy" dan "Gabriella" di tempat yang seharusnya dituliskan "heksagon" atau "oktagon." Guru ini tidak bisa menahan tawanya. Dalam benak anak-anak, mungkin bentuk-bentuk itu memang tampak seperti seseorang yang mereka kenal. Kreativitas mereka ternyata tidak memiliki batasan, dan sering kali cara mereka melihat dunia sangat berbeda dari orang dewasa.

Bukan hanya kreativitas yang membuat hari-harinya di sekolah menjadi menarik. Ada juga momen-momen di mana anak-anak bertanya hal-hal yang benar-benar di luar dugaan. Misalnya, seorang siswa kelas lima pernah bertanya dengan penuh rasa ingin tahu, "Apa tujuan dari 'bola'?" dengan tanda kutip yang tak pada tempatnya. Pertanyaan itu mengundang senyum di wajah sang guru, yang menduga siswa ini mungkin sedang bingung dengan istilah baru atau hanya mencoba mencari tahu sesuatu yang tak ia pahami. Keinginan anak-anak untuk bertanya, meskipun terdengar aneh atau tidak biasa, selalu mencerminkan keberanian dan rasa ingin tahu mereka yang murni.

Selain mengajar di sekolah dasar, guru ini juga mengajar kelas komedi improvisasi untuk orang dewasa. Ia sering kali terkejut melihat betapa besarnya perbedaan antara cara berpikir anak-anak dan orang dewasa. Di kelas improvisasi, banyak orang dewasa datang dengan kekhawatiran tentang bagaimana mereka akan terlihat atau terdengar. Mereka sering kali menahan diri, takut terlihat konyol atau membuat kesalahan. Pada awalnya, sangat sulit bagi mereka untuk melepaskan hambatan-hambatan ini.

Ada satu cerita menarik tentang Rick, seorang pengacara pajak perusahaan yang mengikuti kelas improvisasi. Pada awalnya, Rick selalu memberikan jawaban yang sangat lurus dan kaku pada setiap prompt yang diberikan. Sang guru melihat bahwa Rick berusaha menjaga citra profesionalnya meskipun berada dalam lingkungan yang seharusnya bebas dari penilaian. Namun, setelah beberapa sesi, Rick mulai belajar untuk melepaskan rasa khawatirnya dan merespons dengan lebih kreatif dan lucu. Transformasi ini menunjukkan bahwa di balik sikap formal dan terkendali yang sering dimiliki orang dewasa, terdapat sisi lain yang ingin tertawa, berimajinasi, dan bermain---hanya saja, mereka sering kali perlu diberi izin untuk menemukan kembali sisi tersebut.

Guru ini mulai merenungkan, mengapa begitu banyak orang dewasa takut untuk bersikap spontan atau terlihat konyol? Anak-anak, di sisi lain, tidak pernah merasa malu untuk mengekspresikan diri mereka sepenuhnya. Mereka sering kali mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengejutkan, seperti "Apakah mungkin saya bisa hidup lebih lama agar bisa melihat matahari meledak?" atau "Kalau saudara laki-lakimu belum menikah, kenapa dia tidak menikah saja dengan ibumu?" Meski pertanyaan-pertanyaan ini terdengar konyol, sebenarnya mereka mencerminkan cara berpikir yang sangat murni dan tidak terbatas.

Di kelas improv-nya, guru ini melihat banyak orang dewasa berusaha terlalu keras untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial tertentu, sehingga mereka lupa bagaimana cara bersenang-senang. Tapi setelah beberapa waktu, ketika mereka mulai menerima kenyataan bahwa tidak apa-apa untuk tertawa pada diri sendiri, ada perubahan yang sangat luar biasa. Mereka mulai menikmati proses improvisasi, menemukan kebebasan dalam spontanitas, dan bahkan menemukan kembali rasa humor mereka yang sudah lama terkubur di bawah lapisan formalitas.

Menggunakan pelajaran dari sekolah dasar dan kelas improvisasi, guru ini mencoba membawa humor dan kreativitas ke ruang-ruang yang lebih serius. Misalnya, ia pernah membuat profil LinkedIn yang mengklaim dirinya sebagai CEO LinkedIn. Meskipun ini jelas hanya lelucon, tindakannya menghasilkan serangkaian interaksi yang sangat menghibur, termasuk dari tim Keamanan dan Kepercayaan LinkedIn yang mengirim pesan resmi untuk memverifikasi klaimnya. Dari situasi ini, ia belajar bahwa bahkan di tempat-tempat yang biasanya dianggap formal dan serius, masih ada ruang untuk sedikit humor dan kegembiraan.

Pada akhirnya, guru ini menyadari bahwa semua pengalamannya, baik dengan anak-anak di sekolah dasar maupun dengan orang dewasa di kelas improvisasi, mengarah pada satu kesimpulan penting: setiap orang, baik muda maupun tua, perlu membawa lebih banyak keceriaan dan kreativitas dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tidak ada salahnya bermain-main, tertawa, dan kadang-kadang bertanya pertanyaan yang tampaknya aneh atau tidak masuk akal. Dari anak-anak, ia belajar untuk menjalani hidup dengan rasa ingin tahu dan spontanitas yang lebih besar.

Ia pun sering bercanda bahwa dirinya adalah "pendiri dan pemilik TED" dan mengundang semua orang untuk ikut bersenang-senang. Tentu saja, ini hanya gurauan, tetapi juga merupakan ajakan bagi semua orang untuk tidak terlalu serius dalam menjalani hidup dan mulai menikmati momen-momen kecil yang membuat hidup ini begitu berharga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun