Mohon tunggu...
Deni Lorenza
Deni Lorenza Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

Seorang penulis berdedikasi yang mengeksplorasi pengembangan diri dan perubahan hidup melalui tulisan yang inspiratif dan berbasis penelitian ilmiah.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Cara Mengelola Waktu Luang dengan Efektif Menurut Laura Vanderkam

5 September 2024   06:00 Diperbarui: 5 September 2024   06:12 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu adalah salah satu sumber daya paling berharga yang kita miliki, namun sering kali kita merasa tidak pernah memiliki cukup waktu untuk melakukan semua hal yang ingin kita lakukan. Inilah yang menjadi perhatian Laura Vanderkam, seorang ahli manajemen waktu yang terkenal. 

Dalam banyak presentasi dan bukunya, Vanderkam berbagi wawasan tentang cara orang dapat mengendalikan waktu mereka dan memprioritaskan apa yang benar-benar penting dalam hidup mereka. Banyak dari kita memiliki pandangan yang keliru tentang manajemen waktu. Vanderkam menawarkan perspektif baru tentang bagaimana kita bisa menggunakan waktu dengan lebih efektif dan bijaksana.

Laura Vanderkam menyadari bahwa banyak orang memiliki asumsi yang salah tentang dirinya sebagai ahli manajemen waktu. Banyak yang mengira bahwa ia selalu tepat waktu dan memiliki berbagai trik untuk menghemat waktu. Namun, kenyataannya, Vanderkam bukanlah seorang yang obsesif dengan waktu. 

Menurutnya, masalah manajemen waktu tidak seharusnya berfokus pada bagaimana menghemat beberapa menit dengan cara-cara yang remeh, seperti meminimalkan penggunaan microwave atau mempercepat saat menonton iklan di TV. Pendekatan semacam ini, menurutnya, hanya akan membuat kita kehilangan fokus pada tujuan yang lebih besar.

Vanderkam percaya bahwa strategi umum yang sering direkomendasikan untuk "menghemat waktu" sebenarnya kurang efektif karena tidak melihat gambaran yang lebih besar. Misalnya, menghemat waktu dengan tidak memasak makanan sendiri mungkin memberikan kita beberapa menit tambahan setiap harinya, tetapi apakah waktu yang dihemat tersebut benar-benar digunakan untuk sesuatu yang lebih berarti? Vanderkam menekankan pentingnya memikirkan kembali bagaimana kita menggunakan waktu kita, bukan hanya berfokus pada penghematan kecil, tetapi lebih pada apa yang ingin kita capai dalam hidup.

Salah satu konsep menarik yang diangkat Vanderkam adalah tentang sifat elastis waktu. Waktu sebenarnya bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan prioritas kita. Ia memberikan contoh dari seorang wanita yang sangat sibuk yang, meskipun memiliki jadwal yang padat, masih bisa menemukan waktu tujuh jam dalam seminggu untuk menangani banjir di ruang bawah tanahnya. Kasus ini menunjukkan bahwa ketika ada prioritas yang mendesak, kita mampu menemukan waktu untuk menanganinya. Jika kita memperlakukan prioritas kita seolah-olah mereka adalah keadaan darurat, maka waktu akan menyesuaikan dengan sendirinya.

Vanderkam juga menyarankan kita untuk mengubah cara kita berbicara tentang waktu. Alih-alih mengatakan, "Saya tidak punya waktu," cobalah menggantinya dengan "Itu bukan prioritas." Perubahan sederhana dalam bahasa ini bisa membantu kita menyadari bahwa alokasi waktu sebenarnya lebih banyak tentang prioritas daripada kekurangan waktu. Misalnya, jika seseorang mengatakan bahwa mereka tidak punya waktu untuk berolahraga, mungkin yang sebenarnya terjadi adalah berolahraga bukanlah prioritas bagi mereka saat ini. Dengan cara ini, kita bisa lebih jujur pada diri sendiri tentang bagaimana kita memilih untuk menggunakan waktu kita.

Untuk membantu kita lebih efektif dalam mengelola waktu, Vanderkam memberikan beberapa strategi praktis. Pertama, ia menyarankan kita untuk mendefinisikan prioritas kita. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menulis ulasan kinerja masa depan untuk diri kita sendiri, seolah-olah kita sedang melihat kembali satu tahun yang sangat sukses. 

Dalam ulasan ini, kita bisa mengidentifikasi tiga hingga lima pencapaian utama yang membuat tahun tersebut terasa sangat berhasil. Strategi yang sama bisa diterapkan pada kehidupan pribadi dengan menulis surat liburan keluarga masa depan yang merayakan pencapaian dan pengalaman kita sepanjang tahun.

Setelah kita menetapkan prioritas kita, langkah selanjutnya adalah memecah tujuan tersebut menjadi langkah-langkah yang lebih mudah diatur. Untuk setiap tujuan, kita perlu mengidentifikasi langkah-langkah spesifik yang diperlukan untuk mencapainya, seperti mendaftar untuk perlombaan atau menjadwalkan waktu untuk aktivitas tertentu. Setelah itu, rencanakan langkah-langkah ini ke dalam jadwal mingguan kita dan perlakukan mereka sebagai janji yang tidak dapat dinegosiasikan. Dengan cara ini, kita memastikan bahwa kita benar-benar mengambil tindakan untuk mencapai tujuan yang telah kita tetapkan.

Vanderkam juga menekankan pentingnya merencanakan minggu kita dengan baik. Ia merekomendasikan untuk menggunakan waktu dengan biaya peluang rendah, seperti Jumat sore, untuk merencanakan minggu yang akan datang. Buatlah daftar prioritas dengan tiga kategori: karir, hubungan, dan perawatan diri. Pastikan setiap kategori memiliki setidaknya dua hingga tiga item. Dengan cara ini, kita tidak hanya fokus pada pekerjaan tetapi juga memperhatikan aspek-aspek penting lainnya dalam hidup kita.

Selain itu, kita harus realistis dalam menilai penggunaan waktu kita. Vanderkam mengingatkan kita bahwa setiap orang memiliki 168 jam dalam seminggu, yang sebenarnya lebih dari cukup untuk melakukan kegiatan-kegiatan penting, bahkan bagi mereka yang memiliki jadwal kerja yang padat. 

Namun, sering kali kita salah memperkirakan waktu yang kita habiskan untuk bekerja atau aktivitas lainnya. Studi menunjukkan bahwa orang sering kali melebih-lebihkan jumlah waktu yang mereka habiskan untuk bekerja. Artinya, sebenarnya ada lebih banyak waktu yang tersedia daripada yang kita kira. Ini membuka peluang bagi kita untuk mengalokasikan waktu secara lebih bijaksana.

Salah satu tips praktis dari Vanderkam adalah memanfaatkan waktu-waktu singkat yang sering kali kita anggap tidak berguna. Alih-alih membuang waktu saat istirahat singkat atau waktu luang, gunakanlah untuk melakukan aktivitas yang membawa kebahagiaan atau kepuasan, seperti membaca buku atau bermeditasi. Dengan memanfaatkan setiap jendela waktu kecil, kita dapat mencapai lebih banyak hal yang bermakna dalam hidup kita.

Terakhir, Vanderkam menekankan pentingnya fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Dengan memilih secara sadar bagaimana kita menghabiskan waktu, kita bisa menjalani hidup yang lebih memuaskan dan mencapai hasil yang kita inginkan. Hidup bukan tentang seberapa banyak hal yang bisa kita lakukan, tetapi tentang seberapa bermaknanya hal-hal yang kita lakukan.

Dalam kesimpulannya, Laura Vanderkam mengingatkan kita bahwa setiap orang memiliki waktu untuk melakukan apa yang penting bagi mereka. Dengan fokus pada prioritas dan secara sadar mengelola waktu, kita dapat menciptakan kehidupan yang kita inginkan dalam waktu yang kita miliki. Dengan menerapkan strategi yang telah dibagikan Vanderkam, kita dapat belajar untuk lebih bijak dalam mengelola waktu dan menjalani hidup yang lebih seimbang dan bermakna.

Jadi, apakah kamu siap untuk mengubah cara kamu memandang waktu? Ingatlah, waktu tidak akan pernah menunggu. Namun, dengan prioritas yang jelas, kamu bisa membuat setiap detik menjadi lebih berharga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun