Mohon tunggu...
Deni Lorenza
Deni Lorenza Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

Seorang penulis berdedikasi yang mengeksplorasi pengembangan diri dan perubahan hidup melalui tulisan yang inspiratif dan berbasis penelitian ilmiah.

Selanjutnya

Tutup

Book

Ringkasan Buku "I am a Professional Troublemaker" oleh Luvvie Ajayi Jones

4 September 2024   17:31 Diperbarui: 4 September 2024   17:32 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luvvie Ajayi Jones, seorang penulis dan pembicara yang dikenal dengan keberaniannya, memperkenalkan dirinya sebagai seorang "pengganggu profesional" dalam bukunya "I'm a Professional Troublemaker". Tapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan "pengganggu profesional"? Bagi Luvvie, ini bukan tentang menciptakan kekacauan tanpa tujuan, melainkan tentang menjadi sosok yang kritis terhadap sistem yang salah dan berani mempertanyakan hal-hal yang tidak adil. Dia percaya bahwa perannya adalah sebagai katalis perubahan---seperti sebuah domino pertama yang jatuh, yang pada akhirnya dapat menginspirasi orang lain untuk bergerak.

Menjadi seorang "pengganggu" bukanlah tugas yang mudah, dan Luvvie sangat menyadari hal itu. Dia menekankan bahwa untuk membawa perubahan, kita harus berani bersuara, terutama ketika situasi menjadi sulit atau berisiko. Dalam perjalanannya, dia menghadapi banyak rintangan, ketakutan, dan tantangan, tetapi dia memilih untuk tidak mundur. Dia memilih untuk berani, meskipun takut. Melalui buku ini, Luvvie ingin mengajak lebih banyak orang untuk berani bersuara, untuk melawan ketidakadilan, dan untuk menciptakan dunia yang lebih baik.

Luvvie mengungkapkan bahwa banyak orang melihatnya sebagai sosok yang tanpa rasa takut, tetapi kenyataannya, keberanian bukan berarti tanpa rasa takut. Keberanian, menurutnya, adalah tentang membuat keputusan untuk bertindak meskipun ada rasa takut. Dia menceritakan tentang impian masa kecilnya untuk menjadi seorang dokter, sebuah impian yang dia tinggalkan setelah gagal dalam mata kuliah Kimia 101 di perguruan tinggi. Gagal di Kimia membuka jalan baru baginya untuk menemukan hasratnya yang sesungguhnya---menulis. Sejak tahun 2003, ia mulai nge-blog, dan pada tahun 2010, setelah kehilangan pekerjaannya di bidang pemasaran, dia memutuskan untuk menjadi penulis penuh waktu. Namun, butuh bertahun-tahun bagi Luvvie untuk benar-benar merangkul identitas barunya sebagai seorang penulis. Ketakutan akan kegagalan, penolakan, dan ketidakpastian sering kali menghalangi langkah kita untuk mengejar tujuan hidup yang sejati.

Pada tahun 2015, Luvvie memutuskan untuk menghadapi ketakutannya secara langsung dengan membuat resolusi tahun itu sebagai "Do it anyway". Dia mengambil langkah-langkah berani seperti bepergian sendirian ke Republik Dominika, mencoba ziplining, berenang dengan lumba-lumba, dan bahkan terjun payung. Semua pengalaman ini sangat menakutkan baginya, tetapi juga memberdayakan. Dia menggambarkan bagaimana tantangan fisik ini memiliki kesamaan dengan tantangan untuk berbicara jujur kepada kekuasaan. Kedua hal ini, menurutnya, memerlukan keberanian untuk melangkah keluar dari zona nyaman.

Berbicara jujur kepada kekuasaan adalah salah satu pesan utama dalam bukunya. Luvvie menekankan pentingnya berbicara jujur, bahkan ketika itu tidak nyaman atau berisiko. Dia percaya bahwa kenyamanan seringkali hanya memperkuat status quo, dan untuk membuat perubahan, kita harus berani menantang kenyamanan tersebut. Dia berbagi cerita tentang bagaimana dia berani berbicara menentang diskriminasi, seperti ketika dia menuntut kesetaraan gaji untuk perempuan kulit hitam dalam sebuah konferensi, dan bagaimana tindakan kecilnya ini memicu diskusi yang lebih luas dan membawa perubahan.

Lebih dari itu, Luvvie juga menekankan pentingnya menjadi seperti domino pertama yang jatuh. Dengan menjadi orang pertama yang berani berbicara atau bertindak, kita dapat menciptakan efek berantai yang mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Dia mendorong aksi kolektif, dengan mengatakan bahwa jika lebih banyak orang berani berbicara dan menantang ketidakadilan, dampaknya akan jauh lebih besar. Dia menyebut gerakan #MeToo sebagai contoh bagaimana keberanian satu orang bisa menginspirasi jutaan orang lainnya untuk berbagi cerita mereka dan menuntut perubahan.

Luvvie juga membahas pentingnya menjalani hidup dengan otentik dan selalu memeriksa niat kita. Dia berpendapat bahwa menjadi diri sendiri di dunia yang mengharapkan konformitas bisa menjadi sebuah revolusi kecil. Ada tiga pertanyaan yang selalu dia tanyakan pada dirinya sendiri sebelum berbicara sebuah kebenaran yang sulit: "Apakah kamu sungguh-sungguh berniat mengatakannya? Bisakah kamu mempertahankannya? Apakah kamu mengatakannya dengan cinta?" Jika jawaban untuk ketiga pertanyaan ini adalah ya, maka dia akan tetap melanjutkan, tidak peduli apa konsekuensinya.

Pada akhirnya, Luvvie mengajak lebih banyak orang untuk berbicara jujur kepada kekuasaan, bukan hanya ketika itu mudah tetapi terutama ketika itu sulit. Dia percaya bahwa dengan berkomitmen pada kebenaran, kita bisa membangun jembatan menuju titik temu dan menciptakan dunia yang lebih baik. Keberanian untuk berbicara jujur adalah kunci untuk membuat perubahan yang berarti dalam masyarakat kita.

Beberapa pelajaran penting yang dapat diambil dari buku ini adalah: pertama, bahwa ketakutan tidak seharusnya mengatur tindakan kita. Keberanian adalah bertindak meskipun ada rasa takut. Kedua, menjadi seorang "domino" berarti bahwa dengan berbicara atau bertindak pertama kali, kita dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Ketiga, kenyamanan adalah musuh kemajuan. Mengganggu status quo memang memerlukan keberanian untuk merasa tidak nyaman. Dan terakhir, kejujuran adalah hal yang sangat diperlukan, meskipun itu bisa membawa risiko pribadi atau profesional, kejujuran tetap menjadi elemen penting untuk kemajuan masyarakat.

Luvvie Ajayi Jones, dengan penuh keyakinan dan keberanian, mengingatkan kita bahwa dunia membutuhkan lebih banyak "pengganggu profesional". Orang-orang yang tidak takut untuk mengangkat suara mereka, yang berani berbicara kebenaran, dan yang terus mendorong perubahan positif, meskipun jalan itu tidak selalu mudah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun