Mohon tunggu...
Deni Lorenza
Deni Lorenza Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

Seorang penulis berdedikasi yang mengeksplorasi pengembangan diri dan perubahan hidup melalui tulisan yang inspiratif dan berbasis penelitian ilmiah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Infrastruktur, Menghubungkan Kehidupan Sehari-hari dengan Masa Depan Berkelanjutan

4 September 2024   06:00 Diperbarui: 4 September 2024   06:07 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Infrastruktur dan Kehidupan Sehari-hari: Menyelami Apa yang Tak Terlihat Tapi Penting

Bayangkan sebuah sore yang tenang di rumah. Kamu baru pulang dari sekolah atau kerja, melempar tas ke sofa, dan menyalakan lampu. Kamu membuka kulkas, mengambil bahan-bahan untuk memasak makan malam, dan mungkin memutar musik untuk menemani suasana. Semua kegiatan sederhana ini sebenarnya bergantung pada sesuatu yang jauh lebih besar, sesuatu yang sering kali kita anggap biasa dan jarang kita pikirkan: infrastruktur.

Ya, infrastruktur seperti listrik, air, jaringan pembuangan, bahan bakar, dan telekomunikasi adalah fondasi yang mendukung hampir semua aktivitas kita sehari-hari. Mungkin kita jarang memikirkannya, tetapi setiap kali kita menyalakan lampu, membuka keran air, atau mengakses internet, kita berinteraksi dengan sistem infrastruktur yang sangat kompleks. Sistem ini menghubungkan kita dengan dunia dan memungkinkan kita menjalani hidup yang kita inginkan. Namun, bagaimana jika kita mulai melihat infrastruktur bukan hanya sebagai layanan yang kita gunakan, tetapi sebagai bagian penting dari kebebasan kita untuk memilih dan menjalani hidup yang kita nilai?

Makna Sebenarnya dari Agensi: Kebebasan Melalui Infrastruktur

Mari kita bicara tentang konsep "agensi." Agensi, dalam konteks ini, berarti kebebasan untuk membuat pilihan dan mengarahkan hidup kita sesuai dengan nilai-nilai yang kita pegang. Seorang ekonom terkenal, Amartya Sen, pernah berkata bahwa kekayaan atau uang sebenarnya tidak penting dalam dirinya sendiri, melainkan karena kebebasan yang diberikannya kepada kita untuk menjalani kehidupan yang kita anggap bernilai. Namun, apakah hanya uang yang memberikan kebebasan? Bagaimana dengan akses terhadap air bersih, listrik, dan jaringan telekomunikasi?

Jika kita merenung sejenak, kita akan menyadari bahwa agensi atau kebebasan kita untuk memilih tidak hanya bergantung pada kemampuan finansial, tetapi juga pada infrastruktur bersama yang memungkinkan kita untuk mengakses kebutuhan dasar dengan mudah. Bayangkan orang-orang yang setiap hari harus menghabiskan waktu hanya untuk mendapatkan air bersih atau bahan bakar. Waktu dan energi mereka tersita hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar. Perbedaan ini bukan hanya masalah uang, tetapi lebih pada akses terhadap infrastruktur yang adil dan merata.

Infrastruktur sebagai Sebuah Sistem Kolektif

Sekarang, mari kita lihat lebih dalam lagi. Infrastruktur seperti jalan, listrik, dan telekomunikasi sebenarnya adalah jaringan kolektif yang menghubungkan kita semua. Mereka meningkatkan nilai melalui penggunaan bersama dan memungkinkan layanan penting untuk diakses oleh semua orang. 

Misalnya, jaringan air yang kita gunakan setiap hari berasal dari sumber daya bersama, seperti waduk atau bendungan, yang dikelola untuk kepentingan umum.

Sistem-sistem ini dibangun berdasarkan kerjasama dan sumber daya bersama, dan mereka menghubungkan kita tidak hanya satu sama lain, tetapi juga dengan lingkungan kita dalam skala global. Ketika kita berbicara tentang air atau listrik, kita tidak hanya berbicara tentang kebutuhan individu, tetapi juga tentang bagaimana kebutuhan tersebut dipenuhi melalui jaringan kolektif yang melibatkan banyak orang dan sumber daya di seluruh dunia. 

Infrastruktur tidak hanya menghubungkan kota-kota atau negara-negara, tetapi juga memungkinkan kita untuk memahami bagaimana kita terhubung dengan planet ini dan bagaimana kita saling mempengaruhi satu sama lain.

Masa Lalu dan Masa Depan Infrastruktur: Keputusan yang Mempengaruhi Generasi Mendatang

Sistem infrastruktur yang kita miliki saat ini adalah hasil dari keputusan dan nilai-nilai yang dibuat di masa lalu. Mereka mencerminkan distribusi sumber daya dan manfaat yang sering kali tidak merata dan kadang-kadang tidak adil. Kita, sebagai pengelola masa kini, bertanggung jawab untuk membuat keputusan yang akan membentuk infrastruktur di masa depan. Ini membawa kita pada konsep "kewarganegaraan infrastruktur," yang mengajak kita untuk berpikir melampaui identitas nasional dan merenungkan tanggung jawab kita satu sama lain sebagai penghuni planet ini.

Mengambil tanggung jawab ini berarti kita harus membuat pilihan yang berkelanjutan dan adil dalam pembangunan infrastruktur. Ini tidak hanya tentang membangun lebih banyak jembatan atau jalan raya, tetapi tentang memastikan bahwa infrastruktur yang kita bangun benar-benar melayani semua orang dengan cara yang adil dan merata. 

Kita harus mempertimbangkan dampak dari keputusan kita saat ini terhadap generasi mendatang dan bagaimana kita dapat membangun sistem yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Energi sebagai Mata Uang Dunia Material: Infrastruktur yang Menggerakkan Kehidupan Modern

Energi bisa dibilang adalah mata uang dari dunia material. Setiap kali kita melakukan sesuatu yang membutuhkan energi---menyalakan lampu, mengemudi, mengoperasikan mesin---kita terlibat dalam sistem infrastruktur energi yang sangat kompleks. Biaya moneter mungkin tampak jelas, tetapi distribusi dan penggunaannya sangat dipengaruhi oleh sistem infrastruktur fisik yang ada.

Misalnya, jaringan listrik dan transportasi yang kita gunakan sehari-hari sangat bergantung pada struktur yang ada. Namun, sistem ini juga membatasi pilihan kita. Meskipun kita mungkin ingin berkontribusi pada upaya perubahan iklim dengan mengurangi jejak karbon kita, pilihan kita sering kali dibatasi oleh infrastruktur yang sudah ada. 

Misalnya, jika infrastruktur energi yang ada masih bergantung pada bahan bakar fosil, maka meskipun kita ingin menggunakan energi bersih, pilihan kita sangat terbatas.

Kebutuhan untuk Dekarbonisasi dan Ketahanan Infrastruktur di Tengah Perubahan Iklim

Dengan perubahan iklim yang semakin mengganggu stabilitas lingkungan kita, menjadi semakin penting untuk memikirkan kembali dan mentransformasi infrastruktur kita agar lebih tangguh, adil, dan berkelanjutan. Dekarbonisasi atau pengurangan emisi karbon dari sistem ini adalah langkah penting untuk mengadaptasi dan mengurangi dampak perubahan iklim. Transformasi ini memberikan peluang besar untuk menciptakan infrastruktur yang lebih responsif terhadap perubahan lingkungan dan kebutuhan sosial.

Jika kita benar-benar ingin mengatasi perubahan iklim, kita harus memikirkan kembali bagaimana kita membangun dan memelihara infrastruktur kita. Kita perlu membangun sistem yang tidak hanya tahan terhadap perubahan, tetapi juga mampu beradaptasi dengan cepat terhadap kebutuhan yang berubah. Misalnya, kita dapat mengembangkan jaringan listrik yang lebih terdesentralisasi dan fleksibel yang memungkinkan integrasi energi terbarukan dengan lebih mudah.

Menangani Bencana dengan Infrastruktur yang Lebih Tangguh dan Berkelanjutan

Ketika kita berbicara tentang "bencana alam," kita sering menganggapnya sebagai kejadian yang terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia. Namun, sering kali, keparahan bencana ini sangat tergantung pada dampaknya terhadap infrastruktur manusia. Misalnya, banjir atau gempa bumi mungkin menjadi lebih merusak jika infrastruktur yang ada tidak siap atau tidak dirancang untuk menghadapi situasi tersebut. Di tengah perubahan iklim yang membuat lingkungan semakin tidak stabil, ketahanan infrastruktur menjadi semakin penting.

Kita harus berpikir tentang bagaimana membangun infrastruktur yang tidak hanya tahan terhadap bencana, tetapi juga mampu menyesuaikan diri dengan cepat terhadap kondisi yang berubah. Dekarbonisasi dan transformasi infrastruktur harus menjadi strategi utama untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil.

Membangun untuk Masa Depan: Menciptakan Etika Infrastruktur Baru

Dalam membangun masa depan, kita harus beralih dari proyek infrastruktur besar yang monolitik di masa lalu dan bergerak menuju sistem yang lebih kecil, dapat dibalik, dan mudah disesuaikan. Pendekatan ini memungkinkan fleksibilitas dan responsivitas terhadap kebutuhan dan lingkungan yang berubah. Tujuannya adalah untuk menciptakan jaringan yang mencerminkan etika kepedulian, mempromosikan keberlanjutan dan kesetaraan di tingkat lokal dan global.

Infrastruktur masa depan harus dirancang untuk melayani manusia, bukan sebaliknya. Kita perlu memastikan bahwa sistem ini mendukung hubungan sosial, memperkuat komunitas, dan memungkinkan semua orang untuk berkembang. Ini adalah pendekatan yang lebih manusiawi dan berkelanjutan, yang mengakui bahwa kita semua adalah bagian dari jaringan kehidupan yang saling terkait.

Kesimpulan: Komitmen terhadap Kemanusiaan Bersama

Pada akhirnya, kita semua memiliki tanggung jawab untuk berkomitmen pada masa depan infrastruktur yang mencerminkan kemanusiaan bersama kita. Ini berarti membangun sistem yang mendukung agensi manusia, memperkuat hubungan sosial, dan memungkinkan setiap orang untuk berkembang. Upaya kolektif ini membutuhkan kerjasama global, mengakui bahwa keputusan yang kita buat hari ini akan membentuk dunia untuk generasi mendatang.

Mari kita bergerak maju dengan kesadaran akan tanggung jawab kita terhadap satu sama lain dan terhadap planet ini. Infrastruktur yang kita bangun harus menjadi cerminan dari nilai-nilai yang kita pegang, memberikan dukungan, kesempatan, dan harapan bagi semua orang, tidak hanya untuk hari ini tetapi juga untuk masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun