Mohon tunggu...
Deni Lorenza
Deni Lorenza Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

Seorang penulis berdedikasi yang mengeksplorasi pengembangan diri dan perubahan hidup melalui tulisan yang inspiratif dan berbasis penelitian ilmiah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menggapai Impian, Cara Menentukan Tujuan Hidup dan Rencana Masa Depan

9 Agustus 2024   06:00 Diperbarui: 9 Agustus 2024   06:14 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ideogram.ai

Dalam kehidupan ini, pertanyaan mengenai apa yang akan dilakukan dalam 5, 10, atau bahkan 15 tahun ke depan sering kali membuat banyak orang terdiam. Hal ini terutama dirasakan oleh para remaja yang masih mencari jati diri dan arah hidup mereka. Tidak sedikit dari mereka yang kebingungan untuk menentukan tujuan hidup dan merencanakan masa depan. Kisah berikut memberikan pandangan tentang bagaimana seseorang dapat menentukan tujuan hidup dan rencana masa depan melalui pengalaman pribadi dan teknik manifestasi.

Seorang individu berbagi pengalamannya ketika berusia 20 tahun. Sejak kecil, ia selalu menjadi siswa terbaik di kelasnya, selalu meraih peringkat pertama. Namun, saat memasuki bangku SMA, motivasinya hilang. Ia tidak lagi menjadi siswa terbaik, bahkan tidak masuk dalam 10 besar. Perubahan lingkungan, teman baru, dan tuntutan akademik yang lebih tinggi membuatnya merasa kurang istimewa seperti yang dulu ia rasakan.

Proses adaptasi dan pencarian jati diri membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Ketika dihadapkan pada kenyataan ini, ia merasa tertekan dan takut untuk bermimpi besar. Dalam keterpurukan itu, satu-satunya pelarian adalah menulis diari. Di tahun pertama SMA, ia menulis dua tujuan dalam diarinya: ingin menjadi insinyur sipil dan ingin merasakan naik pesawat secara gratis. Ia juga berdoa agar Tuhan membimbingnya untuk dikenal di sekolah meskipun ia merasa bukan siswa yang pintar lagi.

Mimpi-mimpi ini tampaknya samar dan tidak jelas, sampai ia menemukan konsep manifestasi. Manifestasi adalah ide di mana seseorang fokus pada pikiran dan energinya untuk mencapai tujuan, memvisualisasikan kesuksesan, dan mengambil langkah-langkah nyata menuju tujuan tersebut. Ia menyadari bahwa kebiasaan menvisualisasikan dan menulis mimpi di diari adalah bagian dari manifestasi.

Untuk membantu mewujudkan mimpinya, ia membuat vision board, sebuah papan yang berisi gambar dan kata-kata yang menggambarkan tujuan-tujuannya. Ia terinspirasi oleh sebuah novel tentang siswa yang berhasil studi ke luar negeri dan membayangkan dirinya mengenakan toga kelulusan dari Harvard, meskipun awalnya Harvard hanyalah simbol sekolah terbaik yang ia ketahui. Ia juga menempelkan gambar London Bridge di buku sketsanya, berharap suatu hari bisa melihatnya langsung.

Ketika duduk di kelas 12, mimpi-mimpinya mulai terwujud. Ia berhasil mendapatkan beasiswa untuk belajar di Amerika Serikat, memenuhi mimpinya terbang dengan pesawat secara gratis. Selanjutnya, ia terpilih sebagai salah satu mahasiswa yang mewakili institutnya untuk magang di sebuah perusahaan energi terbarukan di Singapura dan dinobatkan sebagai mahasiswa paling berprestasi di tahun 2023.

Namun, manifestasi tidak selalu berjalan mulus tanpa usaha. Ia belajar bahwa mimpi harus didukung oleh kerja keras dan tindakan nyata. Dalam pencarian tujuan hidup, ia diajarkan oleh seorang guru tentang konsep rencana hidup. Rencana hidup dibagi menjadi tiga langkah: menemukan diri sendiri, mengasah diri, dan membuktikan diri.

Langkah pertama, menemukan diri sendiri, dimulai dengan tugas membuat rencana hidup selama 70 tahun ke depan. Dalam proses ini, ia belajar membagi tujuan menjadi batu besar, batu sedang, dan batu kecil. Batu besar adalah rencana jangka panjang, batu sedang adalah rencana jangka menengah, dan batu kecil adalah langkah-langkah yang harus diambil dalam waktu dekat.

Langkah kedua, mengasah diri, dilakukan dengan terus belajar dan memperkaya diri dengan pengetahuan yang relevan dengan bidang impiannya. Ia bergabung dengan komunitas yang sejalan dengan visinya dan mencari mentor yang bisa membimbingnya. Menyerap ide-ide yang relevan dengan impian juga sangat penting dalam tahap ini.

Langkah ketiga, membuktikan diri, melibatkan memilih arena di mana ia ingin berkarir. Ia memutuskan untuk fokus di bidang profesional ketimbang langsung melanjutkan pendidikan S2 setelah lulus S1. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan bahwa karir di bidang profesional lebih sejalan dengan tujuannya. Ia juga berusaha untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat melalui keahliannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun