Mohon tunggu...
Deni Lorenza
Deni Lorenza Mohon Tunggu... Lainnya - penulis

Seorang penulis berdedikasi yang mengeksplorasi pengembangan diri dan perubahan hidup melalui tulisan yang inspiratif dan berbasis penelitian ilmiah.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Transformasi Hidup dalam 20 Jam, Perjalanan Belajar Menjadi Orang Tua dan Mengejar Hobi

1 Agustus 2024   21:09 Diperbarui: 1 Agustus 2024   21:23 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ideogram.ai

Hai semuanya! Dua tahun lalu, hidup John berubah selamanya. Istrinya, Kelsey, dan dia menyambut putri mereka, Leela, ke dunia. Menjadi orang tua adalah pengalaman luar biasa yang benar-benar mengubah seluruh dunia John dalam semalam. Semua prioritas langsung berubah begitu cepat sehingga sulit untuk diproses. 

Saat itu, John dan Kelsey harus belajar banyak hal tentang menjadi orang tua. Misalnya, bagaimana cara mendandani anak mereka. Ini adalah hal baru bagi John. Dia pikir pakaian yang dia pilih untuk Leela adalah ide yang bagus, tapi ternyata bahkan Leela pun tahu itu bukan ide yang bagus. Ada begitu banyak hal yang harus dipelajari dan begitu banyak kegilaan yang terjadi sekaligus.

Untuk menambah kegilaan itu, John dan Kelsey sama-sama bekerja dari rumah. Mereka adalah wirausahawan yang menjalankan bisnis mereka sendiri. Kelsey sedang mengembangkan kursus online untuk guru yoga, sedangkan John seorang penulis. Jadi, mereka berdua bekerja dari rumah, merawat bayi, dan mencoba memastikan semua hal terselesaikan. Hidup menjadi sangat sibuk.

Sekitar minggu kedelapan setelah Leela lahir, John benar-benar merasakan kurang tidur. Dia mulai berpikir, "Saya tidak akan pernah punya waktu luang lagi." Ini adalah pemikiran yang sama yang dimiliki oleh para orang tua di seluruh dunia. Saat itu, John merasa pemikiran itu benar. Dia merasa tidak akan pernah punya waktu lagi untuk mempelajari hal-hal baru, menjadi penasaran tentang sesuatu, dan mengutak-atik hal-hal hingga dia cukup ahli.

John sangat senang mempelajari hal-hal baru dan terus berkembang. Namun, tanpa waktu luang, dia merasa tidak tahu bagaimana bisa melakukannya lagi. Karena dia tipe orang yang suka belajar, John memutuskan untuk pergi ke perpustakaan dan toko buku untuk melihat apa yang dikatakan penelitian tentang bagaimana kita belajar dan bagaimana kita bisa belajar dengan cepat.

John membaca banyak buku dan situs web untuk mencari jawaban atas pertanyaan ini: berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh keterampilan baru? Yang dia temukan adalah angka 10.000 jam. Anda mungkin pernah mendengar ini. Dikatakan bahwa butuh 10.000 jam untuk menjadi ahli dalam sesuatu. John membaca ini di banyak buku dan situs web, dan pikirannya mengatakan, "Tidak, saya tidak punya waktu. Saya tidak punya 10.000 jam. Saya tidak akan pernah bisa mempelajari sesuatu yang baru lagi."

Namun, itu tidak benar. Angka 10.000 jam adalah gambaran kasar tentang waktu yang dibutuhkan untuk menjadi ahli di bidang yang sangat kompetitif. Ini adalah penelitian dari seorang profesor di Florida State University bernama K. Anders Ericsson. Dia mempelajari atlet profesional, musisi kelas dunia, grandmaster catur, dan orang-orang yang sangat kompetitif di bidang mereka. Dia menemukan bahwa semakin banyak latihan yang disengaja dilakukan, semakin baik hasilnya. Orang-orang di puncak bidang mereka biasanya telah menghabiskan sekitar 10.000 jam untuk berlatih.

Namun, ada kesalahpahaman. Penelitian ini sering disalahartikan seolah-olah seseorang membutuhkan 10.000 jam untuk mempelajari sesuatu, padahal sebenarnya tidak begitu. Ericsson sebenarnya mengatakan bahwa butuh 10.000 jam untuk menjadi yang teratas di bidang yang sangat kompetitif. Tetapi, jika berbicara tentang belajar keterampilan baru, kita tidak perlu sebanyak itu.

Yang John temukan adalah bahwa dengan latihan yang terfokus dan disengaja, seseorang bisa menjadi cukup baik dalam sesuatu hanya dalam 20 jam. Ini adalah penemuan yang mengubah cara John melihat waktu luangnya. Dia menyadari bahwa dia masih bisa belajar banyak hal baru bahkan dengan waktu yang terbatas.

Dengan 20 jam latihan fokus, seseorang bisa mulai dari tidak tahu apa-apa tentang suatu keterampilan hingga menjadi cukup baik. Misalnya, jika ingin belajar bahasa baru, menggambar, atau bahkan memainkan alat musik, 20 jam adalah waktu yang cukup untuk membuat kemajuan yang signifikan.

John memutuskan untuk menguji teori ini dengan belajar memainkan ukulele. Dia selalu ingin bisa memainkan ukulele setelah melihat Ted Talk oleh Jake Shimabukuro yang membuat ukulele terdengar luar biasa. Jadi, dia mendapatkan ukulele dan mulai berlatih.

Jam-jam pertama berisi hal-hal dasar seperti menyetel ukulele dan mempelajari akord dasar. Ada banyak akord dalam buku lagu, tetapi ternyata banyak lagu pop hanya menggunakan empat akord utama: G, D, E minor, dan C. John fokus mempelajari akord-akord ini karena mereka sering muncul dalam banyak lagu.

Setelah 20 jam berlatih, John mulai merasa cukup percaya diri untuk memainkan beberapa lagu. Dia bisa mengiringi dirinya sendiri dan merasa sangat puas dengan kemajuannya. Ini adalah bukti bahwa dengan 20 jam latihan terfokus, seseorang bisa mempelajari keterampilan baru dengan cukup baik.

Apa yang ingin John sampaikan adalah bahwa penghalang utama untuk mempelajari sesuatu yang baru bukanlah intelektual, melainkan emosional. Kita sering takut merasa bodoh di awal proses belajar. Namun, dengan menghabiskan 20 jam untuk berlatih, seseorang bisa mengatasi hambatan ini dan mencapai kemajuan yang nyata.

Jadi, apapun yang ingin Anda pelajari, apakah itu bahasa baru, keterampilan memasak, atau bahkan menggambar, luangkan 20 jam untuk berlatih. Anda akan terkejut dengan seberapa baik Anda bisa dalam waktu yang relatif singkat. Bersiaplah untuk merasa sedikit bodoh di awal, tetapi jangan biarkan itu menghentikan Anda. 20 jam latihan bisa mengubah segalanya. Selamat mencoba!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun