Mohon tunggu...
Denik Apriyani
Denik Apriyani Mohon Tunggu... lainnya -

saya hanya manusia biasa yang terus mengagumi alur kehidupan yang terus berjalan. karna perjalanan hidup ini mengesankan\r\n^-^\r\nhidup ini harus tetap diperjuangkan:D

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Perjalanan Hati di Pantai Pok Tunggal

23 Desember 2012   04:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:10 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_223440" align="alignright" width="300" caption=".medannya susah man."][/caption] .berawal dari keisengan pengen liburan di pantai gunung kidul tapi yang masih sepi pengunjung.

mbah google menawarka nama sebuah pantai yang lumayan bikin penasaran dari namanya "POK TUNGGAL"

setelah berunding dengan hebat bersama penghuni grha Anindya, akhirnya diputuskan buat tanggal 20 Desember pukul 2 pagi, perjalanan dimulai ... . .

yahhh namanya warga Indonesia yang agak amatir juga, waktu molor agak jadi biasa. alhasil jam 3 kurang seperempat pagi baru mulai perjalanan. bersama Oktabilla Ayu, Nurike Ghany, Safira Rizky, Oksa Amalia, dan Baskara Adi, perjalanan yang cukup bikin kulit kedinginan di udara jam 3 terasa lumayan bikin merinding. maklum uda tuak,balungnya uda lumayan tak bisa diajak kompromi . . .

next. melewati klaten, prambanan, dan

1356238087331725868
1356238087331725868

[caption id="attachment_223443" align="alignright" width="300" caption=".ulat bergelantungan sepanjang jalan. 20 menit"]

13562382761124084018
13562382761124084018
[/caption] sampailah ke Wonosari, Gunung kidul. pake acara kebanan dulu :)

lanjut perjalana menyusuri jalanan di kampung gunung kidul sampai ke jajaran pantai, mulai dari baron, krakal, kukup,

indrayanti, dan sampailah di Pok Tunggal.

maav cerita Pok Tunggal harus di pending dulu, karena jalanan menuju Pantai yang lumayan asing itu harus melewati jalanan berbatu dan berlumpur selama kurang lebih

20 menit, dan dahsyatnya bukan medannya aja yang sulit, saat menyusuri jalanan itu kita serasa di Kerajaan ulat. dannn . . .. harus berkata WOW sam bil merem melek, kayang, jingkrak jingkrak, karena di depan mata kita tertuju bergelantungan ulat jati yang tanpa aturan. ulat maaannn  . .. WAW, selain mikirin jalanan yang jemek jemek, kita harus fokus juga mengamati setiap gelantungan ulat . . .sampai beberapa kali kadang harus turun motor untuk menghindari jalanan yang terlalu becek.

1356238409491468593
1356238409491468593
.pemandangan selama perjalanan. dalam batin berkata :kalo pejalanan ini tak terbayarkan dengan pemandangan Pok Tunggal, Awas yaaaa .. .hahahaa setelah melewati halangan, rintangan, dan cobaan ulat ulat yang berkeliaran akhirnya sampai juga di pantai yang sungguh ini luar biasa. berasa ini pantai kita. karena tak ada satupun pengunjung selain kita. ada satu cirikhas yang membuat pantai ini disebut Pok Tunggal :tidak tahu pasti mengapa pantai itu dinamakan Pok Tunggal. Namun cerita kebanyakan menyebutkan, Pok Tunggal adalah sebuah pok (tunas) yang dahulu dalam satu pok (satu tunas), ditumbuhi satu (tunggal) pohon kelapa plus satu pohon Waru. Jadi, dua pohon dalam satu tunas. Ada juga cerita yang menyebutkan Pok Tunggal adalah karena hanya ada satu mata air di pantai itu yang sampai sekarang digunakan sebagai sumber air untuk keperluan sehari-hari. [caption id="attachment_223422" align="aligncenter" width="300" caption=".ini ciri khas pantai Pok Tunggal."]
13562351471905422698
13562351471905422698
[/caption] pantai ini baru dibuka bulan Februari lalu, dan saat ini sudah mulai dilengkapi fasilitasnya.

menurut saya ini pantai sama aja seperti Siung, dan semacamnya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun